Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

  • Niac Mitra vs Arsenal 2-0: Gara-gara Udara Panas dan Lapangan Buruk?

    Niac Mitra mengukir kenangan indah di depan ribuan penggemarnya di Stadion Gelora 10 November ketika sore kemarin agak di luar dugaan menaklukkan klub kenamaan Inggris, Arsenal, dengan kemenangan mutlak 2-0.

  • Mino Raiola, Antara Mulut Besar Donald Trump dan Keberingasan Al Capone

    Dalam rimba transfer internasional dunia, ketika akan terjadi deal antara pemain, agennya, dan wakil klub, biasanya pertemuan terjadi di restoran mahal tertutup, lobi hotel mewah bahkan di kamar tertutup. Namun khusus kepada orang yang satu ini sulit terlaksana.

  • Stan Kroenke: Kapitalis Pemuja Wenger

    Sosoknya kaku, irit bicara, pelit senyum apalagi sampai tertawa terpingkal-pingkal. Tak salah kalau pers Inggris menjulukinya the silent man atau si pendiam. Sorot matanya tajam, gerak-geriknya tanpa ekspresi, pikirannya selalu fokus tanda suka berpikir sesuatu yang menarik minat. Suasana hatinya dingin, barangkali sedingin darahnya, dan kelihatannya orang ini rada susah untuk dijadikan teman atau sahabat.

  • Angela Merkel: Wanita Terkuat di Dunia

    Kiprah nyonya besar yang satu ini tak sampai begitu. Tapi pelampiasannya unik. Satu gerakan moral Angela Dorothea Merkel, Kanselir Jerman sejak 2005, yang jadi hobi dan habit sebab sering dilakukan adalah nyelonong ke kamar ganti pemain!

  • Roger Daltrey: Semangat Highbury Highs

    Malam hari penghujung April 2006, Roger Harry Daltrey tak kuasa menahan kenangan masa lalu. Memori kejayaan bersama Pete Townshend, John Entwistle dan Keith Moon saat mengusung aliran progressive rock lewat band The Who di era 1970-an, kerap kali campur aduk dengan era keemasan The Old Double.

  • Persija, Inspirasi dari Soempah Pemoeda

    Berkat sejarahnya, dominasi Persija di blantika nasional tak pernah lekang dimakan waktu. Catatan fenomenal juga ditorehkan klub berlambang Monas sebagai satu-satunya klub dengan rekor tak pernah terkena degradasi sejak debut pada 1931.

  • Asal Muasal Tiqui-Taca, Sepak Bola Bergaya Geometri

    Medio 1980-an, ketika masih masa anak-anak, kata-kata yang kini dikenal dengan tiki-taka sebenarnya sudah sering dihebuskan para komentator Indonesia dalam beberapa acara siaran langsung Piala Dunia atau Piala Toyota di TVRI. Satu yang paling rajin menurut saya adalah Eddy Sofyan. Dia suka menyebutnya dengan ‘tik-tak’ yang berkonotasi umpan-umpan pendek, permainan tek-tok layaknya karambol atau ding dong.

Tampilkan postingan dengan label INTERMESO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INTERMESO. Tampilkan semua postingan

Dari Segi Apa Pun, Tetap yang Terbesar

Kalau saja Pierre de Fredi - seorang Baron dari Coubertin (Prancis) - masih hidup, mungkin ia akan merinding menyaksikan gebyar Olimpiade Atlanta nanti. Ya, apa yang dipeloporinya seabad lalu, pada tahun ini bakal mencapai puncaknya.

Dari Segi Apa Pun, Tetap yang Terbesar
Apalagi pada kesempatan kali ini, pesta olah raga multicabang terbesar di bumi giliran digarap Amerika Serikat, bangsa yang terkenal jago membuat tontonan massal dan kolosal di seluruh dunia. Walau belum jadi, para Yankee itu bahkan telah berkoar dengan menjanjikan olimpiade modern ke-26 itu sebagai peristiwa yang tak terlupakan seumur hidup. The greatest peacetime event in the history of the World, demikian slogan mereka.

Tiada hari tanpa hasil, demikian motto panitia, terus dijalani. Contohnya pada 100 hari menjelang "Hari-H", Rabu (10/4) lalu, Atlanta Committee for the Olympic Games (ACOG) membuat sensasi lagi ketika Atlanta - kota yang hancur lebur akibat Perang Saudara 1861-1865 - dibaluti karpet merah.

Ini adalah realisasi awal bentuk pengejawantahan gabungan olah raga dan hiburan di periode awal teknologi informasi, Olympic centennial with the biggest games extravaganza ever. "Olimpiade kali ini juga merupakan refleksi langsung kehebatan komersial, sponsor, dan elitenya dunia olah raga, yang kami suguhkan untuk memasuki abad ke-21," kata Bill Payne, ketua eksekutif ACOG, dengan membara.

Dagang Habis-habisan

Jika sudah masuk urusan komersial, jelas pendapatan lalu keuntungan menjadi sasaran akhir. Bisnis adalah obsesi bangsa Amerika. Oleh sebab itu, bukan mustahil proyek '2 juta turis yang akan datang' ini jumlah minimal melihat 55.000 hotel telah habis dipesan, jelas menjadi sasaran empuk penjualan ratusan jenis cendera mata berupa 22.000 buah telepon termasuk telpon mobil, 10.000 buah TV, 6.000 pagers, 7.000 laptop dan 1.000 printer.

Jelas terlihat, AS habis-habisan dalam segala hal demi suguhan fantastis Olimpiade Atlanta, terutama dari sisi teknologi dan glamor. Mereka jelas tidak mau didahului atau dengan kata lain tidak mau kalah dengan bangsa lain, bahkan dari Australia yang pada tahun 2000 akan menggelar Olimpade ke-27 di Sydney, olimpiade pertama di era milenium baru.

Sejak awal, kemenangan Amerika adalah ketika mereka menyisihkan Athena (Yunani) sebagai tuan rumah olimpiade milestones (1896-1996). Sebagai negara pencipta dan yang melahirkan Olimpiade sebenarnya lebih pantas dan bersejarah. Namun gegara lobi Amerika dan diplomasi bisnisnya yang terkenal itu, ajang impian buat ibu negeri olimpiade ikut musnah.

Seabad Lalu

"Ini akan menjadi olimpiade yang terbesar. Semua yang akan terjadi mungkin tak akan terulang lagi, baik ukuran maupun keunikan yang kami buat," koar Payne lagi. Boleh jadi ia benar. Apalagi jika mengingat Pierre de Coubertin, seratus tahun lalu, hanya bisa mengumpulkan 311 atlet dari 13 negara.

Dari Segi Apa Pun, Tetap yang TerbesarPayne dengan dukungan pemerintah AS, bakal mengundang 10.000 lebih atlet dari 197 negara. Mantan Presiden AS yang sesepuh negara bagian Georgia, Jimmy Carter, pun siap membantu. Hal itu belum termasuk 5.000 ofisial atau pelatih dan 25.000 keluarga atlet dan 15.000 wartawan peliput.

Untuk memudahkan pergerakan, ACOG antara lain membangun 16 ruas jalan raya (highway) yang menghubungkan ke segala belahan kota Atlanta. Dari hotel, pusat kegiatan, hingga ke Centennial Olympic Park. Di lokasi utama ni dibangun 8 perkampungan atlet (olympic villages).

Pada 1896 Yunani cuma butuh biaya 920 ribu Drachma atau sekitar 36,5 ribu poundsterling (kurs sekarang sekitar Rp. 128 juta). Sementara ACOG mesti mengeluarkan US$400 juta (hampir Rp. 1 triliun) untuk seluruh prasarana pertandingan termasuk bikin 31 arena baru. Salah satunya merenovasi kandang klub Atlanta Braves menjadi stadion utama Olimpiade.

Di Atlanta nanti, medali yang akan diperebutkan sebanyak 605 emas, 605 perak, dan 669 perunggu di 271 perlombaan dari 26 cabang olah raga. Bandingkan pula seabad ke belakang pada Olimpiade 1896 Athena, di mana hanya ada 44 emas, 43 perak, dan 34 perunggu.

Perbandingan lainnya adalah, Olimpiade Atlanta dua kali lebih besar dari Olimpiade Los Angeles 1984 atau enam kalinya Olimpiade Musim Dingin Lillehammer 1994. Pendek kata, pokoknya urusan bombastis dan fantastis, ya Amerika-lah biangnya.

(foto: trustedwatch/olympic.ca)

Share:

Kejurnas Angkat Besi-Angkat Berat 1996: Seret Rekor Tapi Berpeluang ke Atlanta

Kejurnas angkat besi, angkat berat, dan binaraga 1996 di Hall B Senayan Jakarta, 6-15 Januari lalu boleh dikata sukses. Tetapi, rasa tak puas tampaknya masih menyelimuti PB PABBSI. Maklum, justru di angkat besi tidak terdapat torehan prestasi yang mencuat seperti halnya di angkat berat yang mampu memunculkan prestasi fenomenal: pecahnya enam rekor dunia! Padahal hanya angkat besi yang akan dipertandingkan di Olimpiade Atlanta, 19 Juli - 4 Agustus mendatang.

Kejurnas Angkat Besi-Angkat Berat 1996: Seret Rekor Tapi Berpeluang ke Atlanta
Sodikin, lifter nasional kelas 64 kg.
Kejurnas ini sendiri dijuarai oleh Provinsi Lampung yang memang menjadi ladangnya 'Hercules' di negeri ini. "Terlalu dekatnya jarak kejurnas dengan SEA Games juga menjadi salah satu penyebab seretnya rekor-rekor baru," jelas Wakil Ketua Bidang Angkat Besi PABBSI, Hary Wibowo, memberi alasan. Namun ada benarnya juga ucapan mantan lifter nasional itu.

Kegagalan Hari Setiawan, peraih emas di SEA Games Chiang Mai untuk kelas 54 kg misalnya, tak lain karena belum pulihnya tenaga sang lifter asal Jawa Barat. Tetapi, tampaknya hal itu tak bisa dijadikan sebagai alasan utama lagi mengingat lifter asal Lampung, Taufik, justru mencapai prestasi puncak.

Tampil di kelas 59 kg, Taufik justru mampu membuat prestasi puncak dengan menumbangkan rekornas 117,5 kg, dan rekor SEA Games 115 kg atas nama Erwin Abdullah (Sulsel). Hal yang sama juga dilakukan oleh peraih emas kelas 76 kg Lukman (Lampung) dan Sunaryo di kelas 99 kg.

"Melihat begini, pecahnya rekornas saja sudah untung," tambah Hary dengan nada skeptis. Padahal pada 4-9 April mendatang, para lifter sudah harus mempersiapkan diri lagi menuju kejuaraan angkat besi Asia 1996 di Jepang, arena yang menjadi penentu lolos tidaknya para lifter kita ke Olimpiade Atlanta.

Masih Kabur

Inilah yang membuat para pengurus sedikit kecewa. Melihat sisa waktu yang ada, tiada jalan lain, PB PABBSI akan menggiring kembali para lifter untuk segera menghuni pelatnas di Wisma Gajah Sena, Cipayung, Jawa Barat. "Setelah kejuaraan Asia itu, mereka juga akan kembali ke pelatnas yang terakhir kalinya sebelum ke Atlanta," katanya lagi.

Sebelum kejurnas, PB PABBSI telah menominasikan delapan lifter. Mereka adalah Hari Setiawan, M.Rusli, dan Supendi untuk kelas 54 kg. Lalu, Taufik (59 kg), Sodikin, Yudhi Suhartono (64 kg) dan Lukman (76 kg). Belum diketahui apakah lifter asal Jambi Sunaryo, yang menjadi lifter terbaik kejurnas 1996, juga dimasukkan dalam daftar nominasi berikut.

"Kalau memang tampil bagus, kita masih bisa tambah," sebut Sekjen PB PABBSI Djoko Pramono. Ini berarti akan terjadi persaingan sengit, mengingat setelah usai kejuaraan dunia di Guangzhou, Cina, sesuai aturan Indonesia mendapat empat jatah. Masing-masing atas nama empat lifter yang masuk 25 besar meski tidak menjadi juara: Supendi dan Rusli (54 kg), Zulkarnaen (59 kg), dan Catur Meistudy (70 kg).

Sialnya, kepastian empat jatah ini pun masih kabur karena belum ada keputusan resmi dari IWF (International Weightlifting Federation). "Tapi kita tetap terus mengupayakannya. Yang lebih mudah, ukurannya ya di Jepang itu. Kalau kita masuk lima besar Asia, peluang ke Atlanta sangat besar. Itu saja," kata Hary. Semoga sanggup deh.

(foto: tjandra m. amin)

Share:

Menanti Kejutan 2U dari Armenia

Tak salah kalau Grandmaster Drs. Utut Adianto sampai dianugerahi penghargaan Lencana Parama Krida Utama 1995 dari pemerintah, tepat pada HUT RI ke-50, Agustus lalu. Sebab hasil yang dicapainya, dua tahun belakangan membuat harum nama Indonesia, khususnya di atmosfir catur dunia. Siapa menyusul?

Catur, olah raga otak, ternyata lebih bisa mengangkat nama bangsa ketimbang olah raga fisik yang prestasinya lebih diharapkan. Siapa lagi orangnya kalau bukan Utut, pecatur nomor satu di negeri ini yang menjalankan tugas negara dengan baik.

"Hasil yang saya capai membuktikan bahwa bangsa kita juga bisa main catur dengan baik seperti orang Eropa," kata sarjana FISIP lulusan Universitas Padjadjaran, Bandung ini setelah penghargaan tertinggi bagi seorang atlet Indonesia, disematkan langsung oleh Presiden Soeharto.

Prestasi yang digapai Utut pada 1994 dan 1995 lalu memang patut dibanggakan. Setelah menjuarai Turnamen Catur Biel Terbuka untuk kategori festival di Swiss pada 1994, beberapa minggu kemudian ia terbang ke London, Inggris, dan mencetak hasil bagus di Turnamen Catur Lloyd's Bank.

Di tahun 1995, ia mengulangi langkahnya lebih manis. Puncaknya adalah ketika ia meraih gelar grandmaster super - satu kelompok pecatur elite dunia yang mempunyai elo rating tertentu dan hanya berjumlah sekitar 60 orang - saat menjuarai Turnamen Catur Interzona Asia Pasifik Sub 3.2 di Genting Highland, Malaysia.

Dunia catur Indonesia geger, karena Utut menjadi orang Indonesia pertama yang menembus rating 2.600, batas minimal seseorang menjadi Grandmaster Super. Ia juga berprestasi cantik di Turnamen Biel Master Invitational 1995 dengan meraih posisi ketiga melampaui sejumlah pecatur kelas dunia macam GM Boris Gelfand atau GM Jan Timman.

Lebih Fenomenal
Menanti Kejutan 2U dari Armenia
Utut Adianto dan Upi Darmayana.
Sekolah Catur Enerpac Roxy Jakarta, tempat yang dianggap sebagai kawah Candradimuka percaturan di Indonesia, juga tak sedikit andilnya. Melalui pemiliknya, Ir. Eka Wirya Putra, sekolah yang diresmikan pada 1 Juli 1993 ini membuat keputusan gemilang yakni mengontrak Utut secara profesional dengan gaji Rp. 2 juta perbulan plus anggaran Rp. 100 juta untuk menanggung segala fasilitas (transportasi dan akomodasi) yang diperlukan. 

"Kenapa Utut? Fisik dan mentalnya yang paling siap. Ia juga masih muda. Melihat begini, saya kian bersemangat menjadikan Utut sebagai pecatur profesional," kata Eka Wirya memberikan alasan.

Memasuki 1996, Enerpac juga akan menerbitkan pecatur putri untuk go international kepada MN Upi Darmayana Tamin, 25 tahun. Dia telah dipersiapkan untuk mengikuti jejak Utut. Ia sejak Oktober 1995 lalu, Upi digodok oleh para pecatur andal GM Edhie Handoko, FM Ruben Gunawan, dan juga Utut. Upi, pecatur dengan rating 2.135 ini, menurut rencana akan dihadapkan pada grandmaster asal Georgia, Nana Alexandria, yang telah lima kali menjadi penantang juara dunia, sekitar Februari atau Maret depan.

Semoga Enerpac sukses mengelola prestasi Dua-U. Lalu bagaimana dengan rencana Utut sendiri di tahun 1996? Setelah tahun 1995 dilalui dengan gemilang, duet Utut-Eka Wirya dengan Enerpac-nya kini tengah membidik satu sasaran yang lebih fenomenal, yakni Kejuaraan Catur Antarzona di Yerevan, Armenia, April mendatang. Mengapa fenomenal?

Sebab inilah batu loncatan sesungguhnya bagi karier catur Utut. Tempat di mana ia bisa mewujudkan impian seluruh rakyat Indonesia: menjadi penantang juara dunia catur yang kini masih dipegang oleh GM Anatoly Karpov (Rusia). Sekitar 70-an pecatur terbaik dunia berkumpul di situ, bermain dengan sistem Swiss 11 babak.

"Ini tantangan terbesar yang pernah saya hadapi," jelas Utut usai menjalani dwitarung dengan pecatur kenamaan Inggris, GM Nigel Short, akhir Desember 1995 lalu. Kalau begitu berkonsentrasilah di situ, wahai putra negeri!

(foto: Rizal Syahisa)

Share:

Gara-gara Turbo Ilegal, Toyota Bakal Dihukum FIA

Kabar itu sebenarnya datang dari Paris, Prancis. Tapi dampaknya langsung terasa ke Indonesia, khususnya di Palembang, Sumatera Selatan. Benang merah kedua kota tersebut hanya satu kata: reli.

Gara-gara Turbo Ilegal, Toyota Bakal Dihukum FIA
Toyota tetap bakal kena hukuman walau mengajukan banding.
Apa hubungannya Palembang dengan Paris? Jumat, 3 November 1995, dari markas besar FIA (Federasi Mobil Internasional) yang terletak di ibukota Prancis, telah diumumkan bahwa tim reli dunia Toyota kedapatan menggunakan alat pemakaian turbo yang ilegal pada Reli Catalunya, 22-25 Oktober lalu. Buntutnya, seluruh nilai mereka sepanjang tahun 1995 yang sudah diperoleh para pereli tim yang disponsori minyak pelumas Castrol itu dihapus.

Yang lebih parah, sejak seri terakhir kejuaraan dunia, Reli RAC di Inggris dan sepanjang tahun 1996, tim yang berkantor di Koeln, Jerman itu harus absen dari pentas reli dunia. Para pereli tim ini sekarang, Juha Kankkunen (Finlandia), Didier Auriol (Prancis), dan Armin Schwarz (Jerman), boleh tampil. Syaratnya mereka harus membela tim lain, bukan Toyota.

Oleh Presiden FIA Max Mosley, yang memimpin sidang istimewa kasus tersebut dan mengumumkan sendiri hasilnya, pihak Toyota diberi waktu seminggu untuk banding. Saat yang benar-benar mepet itu dimanfaatkan benar oleh fabrikan asal Jepang tersebut. Dan untuk menghadapi sidang dan mengolah alasan untuk banding, kabarnya, mereka telah menyewa seorang pengacara ulung.

Sementara itu di Palembang pada saat bersama sedang bergulit seri terakhir Kejuaraan Nasional Reli. Berita itu lantas menjadi pedebatan menarik baik di antara sesama pereli maupun para wartawan peliput. Sekilas, perkembangan seputar siapa juara reli nasional agak terabaikan.

Ini bisa dimaklumi karena bila Toyota absen tahun depan, akibat hukuman dari FIA, berarti kota Medan di Sumatera Utara akan rugi. Kota yang akan menjadi penyelenggara seri ketiga kejuaraan dunia reli itu  bakal kehilangan banyak pereli dari fabrikan juara dunia 1994 itu. "Benar, kalau larangan tampil itu berlaku bagi Toyota, reli Medan tahun depan akan kehilangan greget, walau pasti masih ramai," jelas juara nasional Tony Hardianto.

Membandingkan F1

"Selama 30 tahun berkecimpung di dunia otomotif, baru kali ini saya menemui alat canggih yang sayangnya ilegal itu," jelas Mosley. Turbo model apa sih yang dipermasalahkan? Toyota, menurut FIA, memakai bukaan 34 mm yang bisa menyebabkan tambahan udara 25 persen bagi kekencangan turbo kendaraan mereka. Dalam peraturan sendiri lubang itu seharusnya 3 mm saja.

Dari pihak Toyota, manajer tim Ove Andersson angkat bicara. Katanya, kalau saja timnya dihukum setahun akibat dinyatakan bersalah sangatlah tidak adil. "Di Formula Satu saja paling hanya satu atau dua kali larangan tampil. Nilainya puntak dipotong semua," cetus Andersson dengan sengit.

Carlos Sainz, kandidat juara dunia 1995 bersama tim Subaru dan selama tiga tahun sejak 1996 akan membela Toyota, juga bersungut-sungut. "Biarkan reli diurus oleh orang-orang yang mengerti dunianya. Baiknya memang para petinggi manajemen FIA harus terpisah dari mereka yang mengutus lombanya," tutur pereli berjulukan Si Matador itu. 

Larangan pada Toyota tampaknya akan tetap berlaku. Banding yang diajukan Toyota paling hanya bisa mengurangi hukuman. Jika ini terjadi, ujung-ujungnya, reli Medan akan terancam tak dari persaingan dan animo penonton. Betul nggak?

(foto: car throttle)
Share:

Kejurnas Reli 1995 Seri Terakhir: Ada Dua Pengukuhan Di Palembang

Untuk menjadi yang terbaik, maka memanfaatkan kesempatan sekecil apapun memang harus dilakukan. Ya, contohnya apa yang dibuat oleh pasangan pereli Tony Hardianto dan Anthony Sarwono. Karena kepintarannya itu akhirnya mereka tampil sebagai juara reli nasional tahun ini yang berlangsung di ibukota Sumatera Selatan, 4-5 November 1995.
Kejurnas Reli 1995 Seri Terakhir: Ada Dua Pengukuhan Di Palembang
Irvan Gading/Harilatu, yang sempat memimpin lomba sebelum nyangkut di SS-9.
Kandasnya pesaing berat mereka, pasangan Hutomo MP alias Tommy Soeharto, dan Frederick TM di SS-3, sungguh membawa berkah buat Tony dan Anthony. Sebab bisa jadi jika tak mengalami nasib sial, jalan cerita reli bertitel Saputama Rally '1995 ini akan lain. "Ya bisa dikatakan kejadian (tabrakan) itu membawa keberuntungan buat kami," kata Tony terus terang.

Apalagi tanda-tandanya sudah tampak sejak SS-1 yang merupakan super SS. Tommy mencatat hasil 1 menit 47 detik, lebih baik dari catatan Tony yang 1 menit 52 detik. Namun di dua SS berikutnya, mimpi buruk buat Tommy benar-benar datang. Di SS-2, yang berjarak 11,51 km, mereka sempat kandas dan kehilangan waktu banyak, sapai 37,03 detik! Padahal Tony hanya butuh 7,51 detik saja. Padahal lagi, kedua pereli ini menggunakan mobil yang sama, Subaru Impreza. 

Sejak di SS ini, ambisi Tony dan navigator Anthony terlihat meledak-ledak. Buktinya mereka selalu unggul waktu. Sampai akhirnya datang 'bantuan' buat Tony/Anthony dengan munculnya kesialan yang diderita Tommy/Frederick di SS-3. Dalam medan terbaik yang berjarak 21,75 km itu, kendaraan Impreza milik putra bungsu Presiden Soeharto itu nyangkut dan terpaksa harus mundur dari lomba. Saat penulis amati, terlihat Subaru Impreza warna biru yang dikendalikan Tommy berhenti tepat di depan sebuah pohon yang terletak di pinggir jurang kecil.

Cuaca Panas

"Bukan faktor mesin tapi masalah pengenalan mobil yang masih baru. Jadi teknis semata. Terus terang dengan Impreza 555 ini masih banyak yang harus kami pahami. Contohnya sistem suspensinya. Ini di luar dugaan kami," ujar Frederick sekaligus mengamini dugaan para wartawan. Bahkan dia membuka kelemahan lain, seperti menceritakan betapa mereka kesulitan memahami karakter Subaru Impreza 555. Saat menikung ke kiri, secara teori seharusnya mobil memutar ke kiri. "Tapi ini malah ke kanan. Aneh," tandasnya lagi.

Akibatnya mobil yang sudah miring itu menerjang dinding tanggul dan kemudian terguling. Beruntung keduanya tak mengalami cedera fatal sedikit pun. Cuaca panas juga banyak dituding sebagai salah satu rontoknya beberapa peserta. Sebagian wajah pereli terlihat merah membara akibat menahan panas yang semakin menggila di dalam cockpit. "Gila, muka gue udeh kayak udang rebus," sungut peserta lain, pereli wanita Ria Sungkar.
Kejurnas Reli 1995 Seri Terakhir: Ada Dua Pengukuhan Di Palembang
Tony Hardianto (kanan) dan Anthony Sarwono.
Satu yang pasti, di Palembang inilah sang juara akhirnya ditentukan. Pasangan Tony Hardianto/Anthony Sarwono meraih yang terbaik tahun ini. Sedangkan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto harus puas menjadi runner-up dalam klasemen akhir. Di posisi ketiga ditempati oleh pereli Ledi Kurniadi. Sedangkan keponakan Tommy, yakni Dandy Rukmana berada di peringkat empat, disusul oleh Pratikno Singgih. 

Yang lucu, kasak kusuk seputar apesnya Tommy di Palembang cukup riuh di kalangan wartawan dan insan otomotif. Masalahnya, seumur-umur Tommy belum pernah menang jika reli digelar di Palembang. Hmmm, ada apa dan kenapa ya?

(foto: Arief Natakusumah)
Share:

Jiwa Petualangan Nuki

Benarkah menjadi navigator itu lebih menyenangkan ketimbang jadi pembalap? Bagi Nuki Kristiono (40) jawabannya pasti iya. Malah bukan itu saja, ada satu hal lagi yang menjadi alasan pasangan pereli wanita Ria Sungkar ini., yakni tantangan atau dengan kata lain: lebih menantang. "Maka dari itu saya lebih suka seperti ini ketimbang pegang stir," ucap ibu dari seorang remaja putri di sela-sela berlangsungnya kejuaraan reli nasional di Palembang, Minggu, 5 November 1995.

Jiwa Petualangan Nuki
Tantangan memang sangat menarik bagi Nuki. Buktinya ia mengaku masih sering melakukan kegiatan di luar ruangan macam hiking, naik gunung, gantole dan lain-lain. Jiwa petualangan Nuki memang sudah terpatri sejak kanak-kanak. Kelas enam SD, dia sudah berani membawa mobil. "Jangan anggap remeh tugas navigator lho," katanya lagi.

"Selain tanggung-jawabnya besar, kita harus paham baca pace note misalnya, menjaga kekompakkan, pokoknya banyak lagi deh," tutur perempuan berambut pendek. Maka tak heran jika ia betah menggeluti hobinya itu, sudah 15 tahun. "Saya masih ingat mobil pertama dulu, yaitu Datsun kotak. Lalu ikut kejuaraan di Lampung dengan Toddy Andries," tandas wanita kelahiran 26 November 1955 ini.

Meski telah lima tahun bersama, Ria Sungkar juga bukan pasangan pertama Nuki dalam reli. Sebelumnya Nuki menjadi tandem Dolly Indra Nasution. Satu hal yang terpenting buat dirinya mencari pasangan di dalam cockpit adalah kecocokan ifat dan mudah dimengerti. "Ini harus, nggak bakalan bisa kerja sama kalau tak sehati," katanya lagi. Lalu sampai kapan mau jadi navigator? "Ya selama masih mampu," tutup Nuki mengakhiri obrolan sambil tersenyum.

(foto: arie natakusumah)
Share:

Bidak Adalah Jiwa Permainan Catur

Kalimat di atas merupakan pernyataan Francois-Andre Danican Philidor, seorang pecatur Prancis sekaligus komposer musik yang hidup di abad ke-17. Bagi para pecatur modern, hingga kini ucapan Les pions sont l'ame du jeu yang jadi judul bukunya ini ternyata masih berlaku, dan masih diyakini kebenarannya.

Bidak Adalah Jiwa Permainan Catur
Philidor, lahir 7 September 1726 di Dreux dan wafat di London pada 31 Agustus 1795, memberi inspirasi abadi buat pecatur baik yang amatir maupun profesional mengenai pentingnya posisi dan kondisi pion atau bidak. Dalam sebuah pertarungan, dari awal hingg akhir, pion selalu menentukan. Salah memainkan pion di awal (pembukaan) berakkibat fatal. Begitu juga kurang lihai memanfaatkan bidak di akhir laga, peluang menang bisa terbuang.

Dalam permainan akhir, para pecatur biasanya ngotot memaksakan kemenangan meskipun jumlah bidaknya sama. Begitu juga buat saya. Sebelumnya saya tidak percaya. Apalagi saya pernah tiga kali harus menerima tawaran resmi akibat permainan tinggal menyisakan sejumlah bidak.

Namun pada Olimpiade Catur Moskow 1994 lalu, saya memberanikan diri untuk mendobrak tradisi itu, asli dari pemikiran saya sendiri. Inspirasi lebih besar datang dari keberanian lawan saya dari Peru, MI Filemon Cruz di babak kesepuluh. 

Gaya Cruz adalah terus merangsek dan membandel hingga ke permainan akhir. Sebenarnya selama karier sebagai grandmaster, saya pernah memakai berbagai ragam dan variasi permainan dengan gempuran bidak. Akan tetapi tidak pernah sedramatis seperti berikut ini.

Babak 10 Olimpiade Moskow 1994

Putih: MI Filemon Cruz (Peru) 
Hitam: GM Yasser Seirawan (AS) 
Pembukaan: Hindia Menteri

1.d4 Kf6 2. Kf3 e6 3. c4 b6 4. g3 Gb7 5. Gg2 c6 6. 0-0 d5 7. Kc3 Kbd7 8. cxd5?! cxd5 9. Gf4 a6 10. Bc1 Bc8 11. Mb3?! Ge7 12. Bfd1? 0-0?! 13. a4! Kh5 14. Gd2 Gd6 15. Ka2 Me7 16. Gb4 Khf6 17. Ke5!? Gxb4 18. Kxd7! Kxd7 19. Kxb4? a5! 20. Kd3 Ga6 21. e3 Bc4! 22. Gf1 Bfc8 23. Bc3 Bxc3 24. Bxc3 Gc4 25. Mb2....

Sampai posisi di atas, saya yakin bermain baik. Namun tiba-tiba saya membuat kesembronoan berantai.

25...Md6 26. Ke5 Kxe5? 27. dxe5 Mb8! 28. Gxc4 Bxc4 29. Bd4! Bc5? 30. e4! dxe4 31. Md2 Bc8 32. Bd7! Bf8 33. Md4 b5 34. axb5 Mxb5 35. c4! Mb1+ 36. Rg2 Md3 37. Mxd3 exd3 38. Bxd3?! Bc8 39. Rf3 g5! 40. Bc3 a4 41. Re3 a3 42. Rd4?! Ba8 43. Bc1 g4! 44. Ba1 Rf8 45. Ba2?! Re7 46. Rx3?! Ba5 47. Rb4 Bxe5 48. Rxa3....

Di sini saya bingung, mengapa Putih tidak mengambil remis? Mengapa ia tak mau main 48. Bxa3 Be2 dan Putih harus membuktikan bahwa bidak c3-nya yang bebas mampu bikin remis. Saya sampai berpikir selama 25 menit untuk itu. Dan dengan mengkalkulasi 21 langkah ke depan, saya bertindak!

48...Ba5+!! 49. Rb3 Bxa2 50. Rxa2....

Cruz terheran-heran dengan langkah ini, sementara rekan-rekan saya langsung meninggalkan meja pertandingan sambil memvonis bahwa hasil akhir adalah remis.

50....Rd6 51. Rb3 Rc5 52. Rc3 e5 53. Rd3 f5 54. Rc3 c4 55. Rb3 h6! 56. Rc3 h5

57. Rb3 f4! Gempuran maut. 58. Gxf4 e3 59. fxe3 h4 Inilah kuncinya. Salah satu bidak Hitam akan promosi, tapi masalahnya Putih juga akan berbuat demikian.

60. f5 Rd6! Langkah satu-satunya. 61. Rb4 Re5!! Putih menyerah.

Analisis Akhir:

Langkah kejutan yang tidak disangka Putih! Karena sebelum promosi, Hitam mencegat bidak f5. Putih menyerah setelah melihat 62. c5 Rxf5! 63. c6 Re6 64. Rb5 g3 65. hxg3 h3! 66. Rb6 h2 67. c7 Rd7 68. Rb7 h1 (M) dan menang.

(foto: delmarvalife). Disarikan dari Inside Chess oleh GM Yasser Seirawan

Share:

Moskow dan Sosok Babushka Ex Machina

Terpilihnya Moskow menjadi tuan rumah Olimpiade Catur ke-31, Desember 1994 lalu tak lain akibat desakan federasi catur Rusia yang merampas kesempatan Yunani yang semula terpilih menjadi penyelenggara. Catur telah dirasuki kekuatan politik.

Moskow dan Sosok Babushka Ex Machina
Sesuai komitmen yang disepakati sebelumnya, pihak FIDE (federasi catur dunia) menentukan bahwa Yunani harus menjadi tuan rumah kejuaraan empat tahunan itu. Menurut jadwal, olimpiade catur seharusnya diadakan di Thessaloniki. Tapi apa yang terjadi?

Akibat perang dingin FIDE (Federation Internationale des Echecs) dengan PCA (Professional Chess Association) pimpinan GM Garry Kasparov (Rusia) dan GM Nigel Short (Inggris) sejak 1993, kepastian itu menjadi transparan. Selepas Turnamen Tilburg, September 1994, banyak pemain top dunia yang hadir pun belum tahu di mana akan dipentaskan pesta catur terbesar itu. Beberapa grandmaster malah bergurau bahwa kejuaraan kemungkinan akan diadakan di Somalia, Rwanda, Haiti, bahkan Bosnia.

Dewan Eksekutif FIDE akhirnya bertemu di Graz, Austria, Oktober 1994, untuk membahas hal itu. Namun berkat lobi delegasi Rusia plus uang jaminan sebesar satu juta Swiss Franc - sesuai peraturan - negeri yang sedang kacau ekonominya itu akhirnya terpilih sebagai penyelenggara. Ada apa di balik ambisi mereka itu?

Alasan politis. Ternyata di Rusia telah berdiri pula federasi catur baru buatan juara dunia Kasparov, yang menunjuk seorang anggota parlemen Rusia (Duma), yakni Andrei Makarov sebagai ketuanya. Federasi lama yang dekat dengan Presiden FIDE asal Filipina, Florencio Campomanes, tentu saja kebat-kebit. Sekarang tinggal-lah Moskow berkonsentrasi menjadi tuan rumah. Siapkah mereka? Tidak sepenuhnya.

Dibayangi Perampokan

Bayangkan, dari 120 negara peserta bagian putra dan 80 bagian putri, yang berarti seluruh tim total berjumlah 1.000 orang lebih, panitia menempatkan semua itu pada satu penginapan, Hotel Cosmos, gedung raksasa yang berisikan 1.733 kamar! Hotel ini juga menjadi tempat pertandingan.

Ini sebenarnya menyenangkan mengingat semua peserta tinggal pada satu tempat dengan tarif yang sama, tidak seperti pada olimpiade catur sebelumnya. Berkumpul di lobi untuk saling bertukar cerita dan pengalaman dengan kontingen lain merupakan hal yang paling mengasyikkan. Para peserta juga merasakan bahwa ini merupakan olimpiade catur yang paling akrab dan terbaik.

Meski lift hotel meluncur penuh dengan goncangan sehingga menakutkan isinya, apalagi dibutuhkan waktu 15 menit dengan itu untuk sampai ke tempat pertandingan, namun semua itu mudah terlupakan. Pastinya Moskow adalah Moskow. Ia adalah kota termahal di dunia. Perbedaan antara kekayaan dan kemiskinan terlihat amat kontras. Di satu sisi, para pensiunan tidak punya uang untuk membeli roti atau keperluan sehari-hari. Sisi lainnya, Roll Royce bertebaran di bagian kota dan kegiatan bisnis berjalan amat lancar.

Yang tak terlupakan lagi, Rusia merupakan tempat gejolak sosial dan politik menjadi satu. Dan di Moskow, dua industri yang paling berkembang cepat adalah kriminalitas dengan sederet mafia serta berbagai penangkal mafia itu sendiri.

Pemain papan kedua AS yang asli Rusia, Alexander Yermolinsky, mengalami perampokan pada awal pertandingan. Masih mujur ia tidak disandera. Kehilangan 700 dolar AS tampaknya lebih baik daripada kehilangan nafas, meski mental pecatur kelahiran St.Petersburg (Leningrad) itu terpukul sekali.

Pembasmi Kejahatan

Tim Makedonia juga ketiban sial dan amat menderita. Uang saku mereka sebanyak 7.000 dolar AS yang habis diambil dari bank amblas begitu saja. Mereka dirampok dengan todongan senjata di dalam bank! Begitu juga yang dialami kapten tim Irlandia. Baru saja berjalan 50 meter dengan anak perempuannya dari gerbang hotel, ia sudah dihadang sekelompok anak muda bergajul.

Terjadi pertarungan sengit memperebutkan dompet si Irlandia itu. Tiba-tiba saja muncul sosok bayangan, lalu mengayunkan tas tangan yang dipegangnya kepada para perampok hingga cerai-berai. Di Moskow, orang ini disebut Babushka Ex Machina, atau pembasmi kejahatan.

Yang tak terlupakan lagi adalah wanita-wanita penghibur yang beroperasi siang-malam. Mereka ada di mana-man, termasuk lobi hotel. Pemandangan di Hotel Cosmos menjadi sungguh menakjubkan dengan kehadiran mereka. Bahkan jumlah wanita penghibur ini lebih banyak dari Hollywood.

Akhirnya cukup dikatakan bahwa datang ke Moskow sangat berbahaya. Maka kalau bisa: jangan sama sekali! Tapi yang paling terasa menikmati Moskow adalah saat dini hari menjelang subuh. Saat kendaraan penyapu salju membersihkan jalan-jalan, saat itu pula para pelaku kriminal sedang tertidur lelap.

(foto: tripextras)

Share:

Teknik Menyundul Bola

Menyundul bola dapat berarti keseimbangan. Bisa juga dianggap sebagai gerakan proporsional. Tidak akan didapat hasil yang baik jika keseimbangan tidak diperhatikan. Justru sebaliknya, bisa membahayakan. Keseimbangan bukan berarti antara sesama bagian tubuh saja, tetapi lebih ditekankan pada keseimbangan menjemput datangnya bola dengan jitu, tentu lewat kepala dan dalam berbagai posisi dan keadaan.

Teknik Menyundul Bola

Pelatih kenamaan Jack Charlton amat mengagungkan soal dunia sundul-menyundul ini. “Biarkanlah bola di udara, bermainlah untuk Tuhan.” Demikian moto pelatih nasional Irlandia itu. Buat sebagian tim atau bahkan bangsa, sundulan dapat diartikan sebagai senjata mematikan sekaligus pertahanan efektif.

Menyundul berguna untuk taktik penyerangan, bertahan, atau kontrol bola. Paling sering digunakan oleh bek tengah dan penyerang tengah, sebab posisi mereka yang paling memungkinkan kedatangan bola, entah di gawang sendiri ataupun gawang lawan. Pemain gelandang sedikit menerima bola sundulan, meskipun tidak mutlak, yang paling jarang adalah para pemain sayap.

Deretan bek tangguh seperti Gary Mabbutt, Gary Pallister, Tony Adams, atau Mark Wright adalah para master pertahanan yang menggunakan sundulan sebagai senjata utamanya. Mereka terlampau elegan saat menjemput bola. Bukan saja mengamankan gawang sendiri, tetapi juga bakal mengancam gawang lawan.

Demikian pula Mark Hateley, Niall Quinn, Steve Bull, atau Paul Stewart, merupakan penyerang-penyerang yang sering mencetak gol lewat kepala daripada kaki. Dalam hal bertahan, sundulan lebih efektif ketimbang kaki. Juga lebih cepat dan lebih efisien. Bagi beberapa pelatih, seperti halnya Jack Charlton, sundulan bisa dijadikan sebagai patron utama strategi.

Banyak tim yang ketakutan menghadapi strategi ekslusif ini, sebab tidak banyak pemain punya bakat sundulan yang bagus. Sundulan dapat dilakukan lewat bagian dari kepala, dengan berbagai gaya atau cara. Ada beberapa tipe sundulan, yaitu sundulan bertahan, menyerang, mengumpan, dan mengelabui.

Tips: Hendaknya Anda tetap rileks ketika menjemput bola, namun tegakkan bahu. Ketika bola sampai, picingkan mata sembari menggerakkan otot leher. Konsentrasi dan timing yang tepat adalah kunci yang menentukan hasil sundulan terbaik.

(foto: skysport) *disarikan dari buku Soccer Skills with Gazza

Share:

Cara Menendang Bola

Kini kita belajar tentang cara menendang bola. Anda bisa melakukannya dengan sepatu bola yang lama (sepatu khusus latihan). Ketika masih kecil, saya cukup melakukannya dengan sepatu usang. Sepatu tak menjadi masalah. Yang penting adalah bagaimana otot kaki menjadi terbiasa menendang dengan sepatu.

Cara Menendang Bola

Anda juga bisa berlatih di jalanan dengan menggunakan sepatu untuk sekolah (kets). Diagram berikut memperlihatkan bagaimana menendang bola melambung dan mendatar, yang tujuannya untuk mengumpan atau mencetak gol dengan menggunakan sepatu bagian luar atau dalam.

Menyepak bola dengan keras, gunakanlah bagian dalam kaki (bonggol kaki), hingga kaki tersebut lurus memanjang. Ini bisa dilakukan dengan berlari atau membawa bola terlebih dahulu. Yang harus diperhatikan adalah topangan kaki sebelahnya harus kukuh. Gerakan kaki untuk mengambil tendangan sudut seperti sedang menendang bola jarak jauh, namun angkatan kaki lebih tinggi lagi.

Gunakan bagian samping dalam kaki jika ingin melob bola. Tendanglah bola pada bagian bawahnya, jika ingin melambungkan bola atau menendang jarak jauh. Syarat lainnya dalah kaki yang satunya ditekuk agak dalam. Jika ingin menendang dengan segala posisi, anggap saja bola dalam keadaan diam.

Perasaan Anda harus seperti halnya menyepak bola-bola mati. Gunakan kedua kaki jika berlatih. Ada baiknya berlatih dengan memakai sepatu untuk kaki yang lemah dan sandal untuk kaki yang kuat. Tips khusus: Untuk mencapai hasil terbaik, jika menendang rapatkanlah jari-jari kaki. Untuk lebih mendapatkan hasil, pakailah tiang gawang kecil sebagai sasaran. Dengan begitu Anda dapat merasakan hasil latihan dari hari ke hari.

Sebagai awal, yang perlu ditekankan adalah bukan kuatnya tendangan, tetapi akurasi yang didukung oleh konsentrasi. Dan jangan lupa, berlatihlah dengan beberapa teman, untuk mendapatkan variasi tendangan.

(foto: wikihow) - Disarikan dari buku Soccer Skills with Gazza

Share:

Kurang Jam Terbang dan Sponsor

Akibat terlalu banyak ngendon di dalam negeri, dua pecatur Indonesia, GM Edhi Handoko dan FM Ruben Gunawan, menemui kegagalan dalam pertandingan internasional pertama yang mereka ikuti tahun ini. Padahal turnamen grandmaster yang berakhir 18 Februari 1995 lalu di Dhaka, Bangladesh itu hanya berkategori rendah.

Tak bisa dipungkiri lagi kurangnya jam pertandingan internasional yang dilakukan di luar negeri menjadi biang keladi permasalahan. Beberapa pecatur Indonesia, kecuali GM Utut Adianto merasakan hal ini, tanpa bisa berbuat banyak. Sudah sepantasnya PB Percasi memikirkan bagaimana cara menggilir pecatur nasional tanding keliling ke luar negeri.

Kurang Jam Terbang dan Sponsor
GM Edhi Handoko




Edhi, yang merebut gelar terhormatnya pada Kejuaraan Catur Gunadarma Internasional di Hotel Dai-Ichi, Jakarta, April tahun lalu, hanya menempati urutan keenam dengan angka 6,5 MP dari 13 babak. Edhi gagal menyelamatkan pamor dan reputasi Indonesia sebagai salah satu negara catur terkuat di kawasan Asia. "Ini sesuai dengan unggulan turnamen yang menempatkan saya di posisi keenam. Saya pikir persiapan keras yang dilakukan sudah cukup, namun mereka rupanya jauh lebih keras lagi," ujar Edhi dengan jujur.

Pencapaian pecatur tuan rumah MI Refeat Bin Satar justru lebih mengejutkan sebab berhasil menempati urutan empat. "Pokoknya (dari Bangladesh) saya dapat pelajaran berharga. Itu yang penting," ucap Edhi setengah klise. Ruben Gunawan malah lebih parah lagi. Sebagai salah satu sekondan GM Utut Adianto, hasil ini tentu mengecewakan. Boro-boro meraih target yang diberikan Percasi, prestasi Ruben malah memalukan sebab menempati urutan 13 dengan nilai 5 MP. Ada masalah apa Ben?

"Konsentrasi terganggu akibat menu makanan di sana yang tidak cocok dengan lidah saya," kata Ruben memberikan salah satu alasan kegagalannya. Oleh Percasi, Ruben awalnya dibebani target untuk meraih norma Master Internasional.

Pada kejuaraan catur yang hanya berkategori IX FIDE atau rata-rata elo rating berkisar 2.451-2.475 itu, mahkota juaranya direbut pecatur Inggris, GM Mark Hebden (2.550) dengan merenggut nilai tertinggi 11 MP. Berturut-turut di bawahnya GM Mikhail Krasenkov (Rusia, 2.575) dan GM Gregory Serper (Uzbekistan, 2.585).

Perlu Sponsor

Ketatnya peta kekuatan catur Asia sebenarmya sudah diantisipasi oleh PB Percasi. Bekerja sama dengan Sekolah Catur Enerpac, organisasi catur seluruh Indonesia ini mengirim pecatur nomor wahid Indonesia GM Utut Adianto ke Eropa dan AS. Hasilnya bisa terlihat dari masuknya Utut sebagai 100 pecatur elite dunia, tepatnya di urutan 78, setelah elo ratingnya melonjak menjadi 2.585.

Hasil lebih kompleks terlihat ketika pada Olimpiade Catur ke-31 di Moskow, awal 1995 lalu, secara mengejutkan Indonesia masuk 28 besar dunia. Posisi ini naik 12 tingkat dari dua tahun sebelumnya. "Sudah seharusnya Edhi ada yang mensponsori minimal dari BNI. Dia kan bermain di klub itu," kata Ketua bidang Luar Negeri PB Percasi, Dr. Max Arie Wotulo, menanggapi kegagalan Edhi.

"Kegagalan Edhi pada turnamen itu disebabkan oleh kurangnya persiapan yang dilakukan," tambah Sekjen Percasi, Djamil Djamal. Bagi setiap pecatur, latihan dan persiapan memang harus ada muaranya. Selain mengikuti pertandingan kategori internasional, mereka juga butuh sponsor minimal seperti yang dilakukan Enerpac pada Utut. Ayo, siapa yang berminat?

(foto: S. Hartono)

Share:

Pelajaran Berharga dari Kelapa Gading

Bagi pecatur kita, mencapai elo rating 2.600 ternyata tidak gampang. Utut Adianto telah merasakannya. Gelar GM Super yang ada di depan mata lepas begitu saja. Apa sebab? Jawabannya mudah, tapi sulit dilaksanakan, yakni persiapan matang. Ini yang jarang dilakukan oleh pecatur kita. Persiapan mereka belum sebanding yang dilakukan oleh para grandmaster elite dunia.
Pelajaran Berharga dari Kelapa Gading
GM Yasser Seirawan (AS).
Pelajaran berharga akhirnya diberikan oleh GM asal Amerika Serikat Yasser Seirawan pada Utut, yang pada partai dwitarung bertajuk Enerpac Chess Match of The Year 1994 melawan grandmaster utama Indonesia itu, berhasil menjadi juara tanpa kalah sekalipun.

Dalam empat partai dwitarung yang dinilai, Seirawan menang 3-1, hasil dari dua kali menang dan dua kali remis. Dengan hasil itu, pecatur top Amerika Serikat tersebut boleh menggondol uang lebih dari dua belas juta rupiah, plus tiket pesawat yang akan membawanya kembali ke rumahnya di Seattle, AS.

Selain itu manfaat untuk kita yang dapat diambil dari dwitarung yang digelar di Kelapa Gading Sport Club Jakarta, amat besar bagi para pecatur nasional yang akan berlaga di Olimpiade Catur Moskow, Januari 1995 alias bulan depan. Di mana seorang pecatur tingkat dunia (Seirawan pernah lolos menjadi dua kali penantang juara dunia), dengan persiapan sesingkat mungkin masih dapat mencapai hasil yang maksimal.

Apa rahasianya? Pecatur AS berdarah Palestina-Suriah itu membuktikan bahwa persiapan yang matang adalah kunci kesuksesan. Sebab semakin tinggi rating yang dimiliki justru membuat seorang pecatur lebih banyak lagi berlatih dan bertanding. "Event ini saya anggap berbobot. maka saya tetap mempersiapkan dengan serius. Itu termasuk mempelajari karakter permainan Utut (Adianto)," ungkap Seirawan, pecatur kelahiran Damaskus 34 tahun lalu ini pada penulis.

Ia mengungkapkan bahwa begitu mendapat undangan dari Enerpac, lebih dari 200-an partai ia kaji termasuk di dalam pesawat, yang membawanya ke Jakarta! Begitupun kesehariannya di kamar hotel, sampai-sampai ia membawa sendiri program Chessbase yang berisi kumpulan semua partai Utut. Bagi dia bemodalkan tekad dan kemauan saja belumlah cukup. Yang penting adalah persiapan yang maksimal.

"Dwitarung ini saya anggap sebagai persiapan jangka panjang untuk Olimpiade. Selain itu untuk menambah rating saya," tutur Seirawan yang kini mempunyai elo-rating 2615. Dari delapan kali pertemuan resmi keduanya, yang dimulai di Bali 1983, Seirawan sementara unggul total 5-3 atas Utut.

Lemah Pembukaan

Lebih lanjut pecatur nomor tiga AS ini mengungkapkan bahwa Utut masih bisa berkembang lagi. Menurutnya ditilik dari tingkat permainan, Utut cukup potensial, kreatif dan mempunyai gaya permainan yang condong lebih menyerang, namun kurang variatif. "Untuk itu ia harus menambah lagi jam terbangnya," saran Seirawan dengan bijak.

Kebanyakan gaya permainan pecatur Indonesia pada umumnya, lebih menitikberatkan pada intuisi dan imajinasi kuat daripada penguasaan pembukaan. Pecatur kita memang lebih kuat di babak pertengahan. Padahal mengandalkan feeling semata, biasanya belum cukup untuk mencapai kemenangan.

Ini masih terjadi, ketika Utut memperagakan hampir semua partainya dalam dwitarung itu dengan menggunakan pembukaan favoritnya: Gambit Menteri (langkah awal d2-d4). Altematif Iain yang biasa disukai Utut adalah pembukaan Caro-Kann.

Bagi Seirawan hal itu mudah diantisipasi, karena ia sendiri adalah pecatur taktis yang lebih mengutamakan teoritis ketimbang spekulasi. "Saya sudah menghadapi varian ini lebih dari ratusan kali," aku penerbit Inside Chess, majalah catur terkemuka di dunia, tanpa bermaksud sombong.

Utut sendiri kelihatannya tidak begitu terpukul, meski ratingnya turun lima poin gara-gara kekalahan di Kelapa Gading. "Saya masih mempunyai kesempatan di Moskow nanti," katanya singkat penuh optimisme. Ya, bulan depan di ibukota Rusia itu akan dilangsungkan Piala Dunia-nya catur, yakni Olimpiade Catur ke-31.

Menurut Wakil Ketua Umum PB Percasi, Cholid Ghozali para pecatur Indonesia yang diturunkan adalah GM Utut Adianto, GM Edhi Handoko, MI Nasib Ginting, MI Cerdas Barus, MF Salor Sitanggang, dan pecatur harapan, MF Nathanael Ivan Situru.

Berbicara soal target, Ketua Umum Percasi, Akbar Tandjung, mengharapkan mereka minimal dapat memperbaiki posisi sebelumnya yaitu peringkat ke-40 di Manila 1992. "Kini kita berusaha masuk 10 besar dunia," tekad Ghozali. Dapatkah? Jika setiap pecatur dapat mengambil hikmah yang ada dari dwitarung Utut vs Seirawan, tampaknya bukan sesuatu yang mustahil. Ya. mengapa tidak?

(foto: Arief Natakusumah)

Share:

NBA Mania 1994-1995: Melihat Dari Dekat Aksi Superstar

Dari dulu arena NBA selalu melahirkan persaingan sengit di dalamnya, baik antartim maupun pemain bintang. Masih ingat perseteruan seru Boston Celtics dengan Los Angeles Lakers di pertengahan 1980-an? Di mana persaingan Magic Johnson (Lakers) dan Larry Bird (Boston) begitu mengemuka ke seluruh dunia.
NBA Mania 1994-1995: Melihat Dari Dekat Aksi Superstar
Duet maut: Michael Jordan-Scottie Pippen vs Shaquille O'Neal-Penny Hardaway.

Jauh sebelumnya, di dekade 1960-an hingga 1970-an, persaingan klasik antara Bill Rusell (Boston) dan Wilt Chamberlain (Philadelphia) juga memuncak di kompetisi NBA. Masih dalam taraf yang sama, gontok-gontokan antara Michael Jordan (Chicago Bulls) dan Charles Barkley (Phoenix Suns), di awal 1990-an. Semua mewarnai perjalanan kompetisi bola basket terbaik di dunia itu.

Masih belum cukup? Tahun lalu permusuhan Houston Rockets dan New York Knicks berlangsung amat fanatis. Persaingan bukan saja antara Hakeem Olajuwon dan Patrick Ewing, tapi juga antarsesama pelatih, fans, atau pun di balik itu, yakni sponsor.

Tahun ini, kompetisi NBA yang telah bergulir sejak 4 November lain, tetap memanas. Tim-tim mapan macam New York Knicks, Portland Trailblazers. Chicago Bulls, Boston Celtics, atau klub yang sedang naik daun, Orlando Magic, akan mengerahkan semua kemampuannya untuk merenggut gelar yang kini masih dipegang oleh Houston Rockets.

Tempat Terbatas

Bagaimana gaungnya di Indonesia? Cukup menggetarkan. Getaran itu beberapa tahun terakhir bisa dirasakan dengan munculnya produk-produk berbau NBA. Bagi para pencinta berat NBA, semua itu membawa berkah yaitu semakin dekatnya keberadaan NBA di sanubari masing-masing.

Lebih dari itu, kini para NBA-mania juga bisa merasakan getar langsung NBA. Siapa yang tak ingin menyaksikan kehebatan jago-jago NBA macam Shaquille O'Neal, Dino Radja, Chris Webber, dan lain-lain di depan mata sendiri?

Kini hal itu dapat terwujud setelah Indonesia mendapat kesempatan untuk mengikuti tur NBA, Mauro Helmy Production bekerja sama dengan Reebok dan BOLA mengadakan paket yang diberi nama yang direncanakan mulai 22 Desember 1994 hingga 3 Januari 1995.

Menurut Helmy Yahya, seorang pengamat NBA - juga sebagai pihak penyelenggara - para NBA mania akan diajak menyaksikan penampilan tiga partai seru, Dallas Maverick vs Portland Trail Blazers (23/12). Orlando Magic vs Washington Bullets (26/12), dan Chicago Bulls vs Boston Celtics (28/12).

Hal ini berarti para NBA-mania bisa melihat langsung idola mereka, para superstars, dari dekat seperti Shaquille O'Neal, Anfernee Hardaway, Horace Grant (Orlando), Jamal Mashburn, dan Jim Jackson (Dallas). Juga Clyde Drexler dan Cliff Robinson (Portland), Scottie Pippen, BJ Armstrong, Toni Kukoc (Chicago), Dee Brown, Dominique Wilkins, Dino Radja (Boston), Chris Webber (Washington).

"Dengan biaya 3.100 dolar, selain nonton NBA, mereka juga akan diajak ke tempat lain seperti Museum Basket Ball Hall of Fame atau Gedung Putih di Washington," jelas Helmy. Perlu diingat jumlah peserta dibatasi hanya untuk 25 orang.

Mengenai pendaftaran, menurut Helmy bisa melalui dirinya pada telpon (021) 820-1783 atau pada Abi Hasantoso (021) 523-7201, 856-0621. Bisa di Jl. Palmerah Selatan 3, dengan nomor telpon 5301926, 5301936, 5301958. Bagi penggemar NBA, hal ini menjadi pembuktian bertambahnya lagi produk NBA. I Love This Game!

(foto: justrivals/evolutionaryhomebuilders.com)


Share:

Laga Terbaik Jim Jackson

Di Dallas Mavericks, barangkali pemain ini memang tidak begitu menonjol dibanding Jamal Mashburn, atau pun point guard Jason Kidd. Tapi soal semangat juang, apalagi loyalitas, jangan sesekali meragukan kemampuan Jimmy, panggilan akrab guard The Mavs ini. Mungkin dialah yang terunggul. Mengapa? Itu karena kaul. Jimmy pernah berjanji akan membela sepenuh hati klub profesional yang pertama kali ia masuki.

Laga Terbaik Jim Jackson

Pemain berusia 24 tahun ini membuktikan kecintaannya pada Mavs Minggu lalu ketika jumpa tuan rumah. Denver Nuggets di Stadion McNichols Sports Arena. Lewat pertandingan seru nan dramatis itu, Jimmy berhasil mencetak 50 poin. Kegemilangan itu juga dibarengi oleh sukses The Mavs mengungguli Nuggets dengan angka amat tipis, 124-123. Gilanya lagi, sebelum dilakukan over-time, perpanjangan waktu, Mavs ketinggalan 25 angka!

"Ini pertandingan terbaik saya. Kami bisa unggul dari mereka dengan perjuangan berat lewat usaha keras. Ketika tertinggal 25 angka, yang kami pikirkan hanya satu, berusaha memperkecil ketinggalan," ucap Jimmy dengan semangat.

Mental Juara

Disaksikan 17.171 penonton, kedua tim menyajikan pertarungan luar biasa. Terutama kerja keras The Mavs, yang berhasil menyamakan kedudukan 110-110, lewat 'trio J-nya' (Jimmy-Jamal-Jason), di limabelas menit keempat. Sebelumnya di babak awal, tertinggal 24-28, lalu ketinggalan hingga 25 angka, sebelum menutup babak kedua dengan 43-56.

Hingga babak ketiga berakhir, The Mavs ganti unggul 83-78. Suasana stadion makin mencekam tatkala 9 detik menjelang berakhirnya perpanjangan waktu, tuan rumah kembali unggul 123-122 lewat Bryant Stith.

Namun blunder yang dibuat forward Rodney Rogers atas pelanggarannya terhadap Jimmy, membuat tim tuan rumah benar-benar gigit jari. Lewat ketenangan luar biasa, Jimmy mengambil lemparan hukuman di detik-detik akhir itu. Plos! Bola meluncur masuk dengan mulus.

"Penampilan Jimmy dan Jamal malam ini amat fantastis," ungkap Jason yang mencetak 13 angka, 8 rebound dan enam kali assist. Sedangkan Jamal yang mencetak 35 angka berharap kekompakan mereka bertiga dapat menembus babak playoff.

Bagi para pendukung The Mavs, tiga serangkai 'J' ini dianggap sebagai tulang punggung tim yang baru berdiri tahun 1980. Kebetulan mereka bertiga satu angkatan. Jimmy baru dua tahun di Mavs. Jamal setahun, bahkan Jason baru tahun lalu menjadi rookie. Kita tunggu saja kiprah The Mavs selanjutnya lewat Trio J ini.

Hasil Pertandingan

24/11: BOSTON vs Charlotte 98-91. DETROIT vs Milwaukee 113-108, MIAMI vs Cleveland 100-87, ORLANDO vs Houston 117-94, Atlanta vs MINNESOTA 89-77, SAN ANTONIO vs Portland 110-105, DENVER vs Chicago 113-111, PHOENIX vs LA Clippers 140-109, UTAH vs Seattle 113-103, LAKERS vs Dallas 118-106, New Jersey vs SACRAMENTO 103-98.
25/11: INDIANA vs Golden State 123-96.
26/11: Charlotte vs NEW YORK 105-95, CLEVELAND vs Golden State 101 -87.
27/11: Boston vs PHILADELPHIA 108-99, Lakers vs WASHINGTON 112-96, Seattle vs HOUSTON 98- 94, Orlando vs MILWAUKEE 113-105, PHOENIX vs San Antonio 111-108, Dallas vs DENVER 124-123 (OT).
28/11: DETROIT vs Golden State 106-91, PHOENIX vs New Jersey 115-110, Utah vs SACRAMENTO 94-89, PORTLAND vs Indiana 99- 89.
29/11: SEATTLE vs Indiana 118-99, SAN ANTONIO vs Minnesota 92-88.
30/11: Charlotte vs ATLANTA 90-85, Sacramento vs MIAMI 94-89, Lakers vs NEW JERSEY 129-120 (2x OT), New York vs WASHINGTON 99-91, DALLAS vs Minnesota 84-83, HOUSTON vs Denver 96-91, Phoenix vs MILWAUKEE 123-106, Utah vs PORTLAND 105-94, GOLDEN STATE vs Clippers 127-124 (OT).

Klasemen Sementara

WILAYAH TIMUR

Divisi Atlantik
Tim         M K % GT
OPLANDO 9 2 .818 -
NEW YORK 7 4 .636 2
BOSTON 6 6 .500 3.5
NEW JERSEY 6 9 .400 5
WASHINGTON 4 7 .364 5
PHILADELPHIA 4 8 .333 5.5
MIAMI 3 8 .273 6

Divisi Tengah
Tim         M K % GT
INDIANA 7 5 .583 -
CLEVELAND 7 5 .583 -
DETROIT 7 5 .583 -
CHICAGO 6 6 .500 1
CHARLOTTE 6 6 .500 1
MILWAUKEE 5 7 .417 2
ATLANTA 4 9 .308 3.5

WILAYAH BARAT

Divisi Barat Tengah
Tim         M K % GT
HOUSTON 10 3 .769 -
UTAH 9 5 .643 1.5
DALLAS 7 4 .636 2
DENVER 6 6 .500 3.5
SAN ANTONIO 6 6 .500 3.5
MINNESOTA 11 3 .071 9.5

Divisi Pasifik
Tim         M K % GT
PHOENIX 10 3 .769 -
SEATTLE 8 5 .615 2
GOLDEN STATE 8 5 .615 2
LAKERS 8 5 .615 2
SACRAMENTO 6 5 .545 3
PORTLAND 6 6 .500 3.5
CLIPPERS         0 13 .000 10

Catatan: M = menang, K = kalah, GT = game tertinggal

Jadwal Berikut

2/12: Boston vs Phoenix, Philadelphia vs Sacramento, Washington vs Detroit, Orlando vs New York, Miami vs New Jersey, Chicago vs Atlanta. Lakers vs Houston, Portland vs San Antonio.
3/12: New York vs Washington, New Jersey vs Sacramento, Atlanta vs Orlando, Cleveland vs Philadelphia, Detroit vs Phoenix, Chicago vs Boston, Dallas vs Utah, Denver vs Charlotte, Clippers vs Minnesota, Golden State vs Indiana. Seattle vs Milwaukee.
4/12: Portland vs Milwaukee.
5/12: Philadelphia vs New York, Chicago vs New Jersey, Clippers vs Milwaukee.
6/12: New York vs Boston, New Jersey vs Atlanta. Washington vs Phoenix, Clevelandvs Orlando, Indiana vs Detroit, Minnesota vs Denver, San Antonio vs Dallas, Utah vs Charlotte, Lakers vs Golden State, Sacramento vs Milwaukee, Seattle vs Houston.
7/12: Boston vs Atlanta, Orlando vs Cleveland, Miami vs Philadelphia, Clippers vs Milwaukee.
8/12: New Jersey vs Phoenix, Dallas vs Washington. Houston vs Charlotte, San Antonio vs Utah, Sacramento vs Seattle. 

(foto: ballislife/mavswiki.com)

Share:

Olimpiade Catur 1994: Indonesia 32 Besar Dunia!

Buat Percasi, naiknya peringkat tim catur putra Indonesia ke peringkat 28-32 dari 124 negara pada Olimpiade Catur Moskow, Rusia, (30 November-17 Desember), yang baru berakhir Minggu lalu, menjadi hadiah di pengujung tahun. Ini adalah buah dari kegiatan catur di Tanah Air, yang marak oleh berbagai turnamen internasional. Maka, wajarlah kalau pengurus Percasi menganggap prestasi tim putra itu cukup memuaskan.

"Hasil ini cukup bagus mengingat persiapan kita kurang," kata pimpinan tim Indonesia, Cholid Ghozali, saat tiba di Tanah Air. Lebih-lebih mengingat jumlah peserta semakin bertambah, dengan masuknya pecahan-pecahan Uni Soviet, yang berjumlah 15, Yugoslavia (5), dan Cekoslowakia (2).
Olimpiade Catur 1994: Indonesia 32 Besar Dunia!
IGM Artur Yusupov dan IGM Garry Kasparov.
Kebetulan urutan tiga besar olimpiade kini dipegang tim-tim pecahan Uni Soviet. Rusia I, yang di dalamnya terdapat juara dunia GM Garry Kasparov (2.805), menjadi juara pertama disusul oleh Bosnia Herzegovina dan Rusia II. Terlepas dari itu, bisakah prestasi tim putra ini disebut sebagai hasil maksimal? Soalnya, jika dibandingkan dengan dua tahun lalu di Manila, hasil ini mengalami kenaikan 12 tingkat.

Tampaknya tidak. "Kalau pemain kita merata, masuk dua puluh besar bukan hal yang mustahil. Cina saja yang baru terdengar, malah di urutan ke-12," kata pemain papan pertama Indonesia, GM Utut Adianto. Tapi hal itu tidaklah mudah. Paling tidak Percasi harus mencetak pecatur-pecatur tangguh yang ditempa lewat berbagai turnamen internasional.

"Melihat kondisi kita sekarang, ditambah pesatnya perkembangan catur, jangankan ke-28 di peringkat 50 pun masih bagus," tambah Utut. Seperti diketahui, posisi akhir tim catur Indonesia lumayan mengejutkan dunia. Dengan mengumpulkan 31 victory point, Utut dkk. meraih hasil akhir di peringkat 28-32 bersama negara kuat catur Denmark, Republik Ceko, Slowakia, dan Swiss!

Salah satu kejutan terhebat Indonesia, tiada lain saat menahan Inggris, peringkat keempat turnamen! Inggris, yang saat itu rata-rata elo ratingnya 2.615 serta disarati oleh empat grandmaster kenamaan dunia, tanpa diduga dibendung oleh kuartet Merah Putih yang rata-rata elo ratingnya hanya 2.463, dengan skor 2-2!

Di papan pertama, Utut (2.520) sukses menahan remis GM Nigel Short (2.655). Di papan kedua, GM Edhi Handoko (2.510) menyerah kalah dari GM Jonathan Speelman(2.600). Super kejutan ada di papan ketiga ketika MN Ivan Situru yang elo ratingnya 2.415, menumbangkan raja GM John Nunn (2.625)! Muka tim Inggris benar-benar merah padam tatkala pemain papan terakhirnya, GM Julian Hodgson (2.580), juga tak mampu mengalahkan MI Cerdas Barus (2.405) dan harus puas dengan hasil remis.

Perlu Pemerataan

Menurut Utut, memang tidak meratanya pemain membuat kita mengalami kesulitan dalam menghadapi pertandingan beregu. "Makanya hal ini juga sebagai tantangan Percasi untuk lebih meningkatkan pembinaan dan regenerasi agar pada Olimpiade mendatang kita bisa lebih merata. Apa hanya terus mengandalkan saya dan Edhi Handoko?" tutur Utut.

Maka beruntunglah Percasi bisa bekerjasama dengan pihak swasta dan institusi pendidikan dengan mulus untuk menggiatkan kembali olah raga otak ini. Belakangan pihak swasta pun turun tangan. Misalnya Sekolah Catur Enerpac dan institusi pendidikan semacam Gunadharma.

Enerpac-lah yang mengirim GM Utut Adianto ke pelbagai turnamen di Eropa dan AS. Sedangkan Gunadharma dalam setahun sudah dua kali menyelenggarakan turnamen internasional. Bukan itu saja, pecatur pun mempunyai keyakinan untuk hidup dari catur. Utut misalnya, menjelang awal tahun sudah mempunyai program yang jelas sebagai persiapan mengikuti berbagai turnamen internasional.

"Januari mendatang saya akan terjun pada turnamen di Jenewa, Swiss. April di New York, AS. Dan sebagai target utama adalah turnamen Biel di Swiss. Saya 'kan juara bertahan di situ," ungkap Utut yang juga salah satu pengajar di Sekolah Catur Enerpac  sambil tersenyum.

Indonesia Di Olimpiade Catur Moskow 1994

#   Putra               Putri
01 Haiti 4–0         Dominika 3–0
02 Bulgaria 1–3 Inggris 1,5–1,5
03 Turki 2,5–1,5 Bulgaria 0,5–2,5
04 Inggris 2–2 Venezuela 2–1
05 Rumania  1–3 Polandia 2,5–0,5
06 Tunisia  3–1 Latvia 0,5–2,5
07 Georgia 0,5–3,5 Kuba 2–1
08 Albania  2–2 Spanyol 1–2
09 Maroko  3–1 Brasil 2,5–0,5
10 Brasil 1,5–2,5         Estonia 0,5–2,5
11 Irlandia 3–1 Mongolia 2,5–0,5
12 Chile 3,5–0,5 Jerman 0–3
13 Belarusia 0,5–3,5 Argentina 2,5–0,5
14 Bangladesh 3,5–0,5 Bosnia-Herzegovina 1,5–1,5
Total VP                      31                     22,5

(foto: chess24)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini