Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Ruud Gullit: Hebat, Cedera, Frustrasi, lalu Ngambek

Main, cedera, operasi, main, cedera, operasi, main ... terus begitu. Ruud Gullit memang luar biasa. Melihat penampilan hebatnya belakangan ini, rasanya tak masuk akal kalau masa lalunya selalu didera cedera. Bahkan ketika ia pertama kali memperkuat Milan di musim 1987/88 sebenarnya sedang cedera. Berikut catatan cedera Gullit.
Ruud Gullit: Hebat, Cedera, Frustrasi, lalu Ngambek

1987-1988: Ia mengalami cedera lutut beberapa kali, tapi baru benar-benar ambruk saat Milan jumpa Parma dalam pertandingan persahabatan, 3 Agustus. Dia harus menjalani operasi dengkul sampai 3 kali di Brussel oleh salah satu spesialis ahli tulang terbaik di dunia Dr. Marc Martens. Gullit praktis 'menganggur' hingga awal Mei 1989.

1989-1990: Milan menghadapi Steaua Bucuresti pada final Piala Champion 1989 di Stadion Camp Nou, Barcelona. Gullit ngotot main dan tampil hebat. Ia mencetak dua gol dan memberi dua assist pada Marco van Basten untuk mencetak dua lainnya. Namun di pertengahan main ia sudah terpincang-pincang.  Akhirnya ditarik Arrigo Sacchi pada babak kedua. Setelah Piala Dunia, ia kembali dioperasi dan istirahat hingga Desember 1990.

1990-1991: Sempat bermain memperkuat Milan di final Piala Toyota 1990 (Desember). Padahal cedera belum sembuh benar. Tidak pernah diturunkan sepanjang Serie A periode 1990/91 menggulir. Namun menjelang akhir kompetisi, sekitar bulan Mei 1991, sempat bermain tapi hanya beberapa saat.

1991-1992: Masih cedera. Namanya sudah tidak termasuk dalam skuad AC Milan, meski sebagai pemain cadangan. Pada saat itu Dejan Savicevic masuk dan bersama Roberto Donadoni sering menggantikan tempatnya.

1992-1993: Cedera lamanya masih menghantuinya. Meski ia ngotot ikut main, karena merasa sudah sembuh. Tapi Dejan Savicevic, Roberto Donadoni, Zvonimir Boban terlebih Jean-Pierre Papin benar-benar mengubur namanya.

1993-1994: Terus dirundung frustrasi karena tidak diturunkan. Ia ngambek dan menyatakan pindah ke Sampdoria. Milan kecele, Gullit ternyata sudah sembuh dan tampil cemerlang.

1994: Kembali memperkuat Milan

DATA DIRI

Nama Lengkap: Ruud Dil Gullit
Tempat/Tgl Lahir: Amsterdam, 1 September 1962
Tinggi/Berat: 185 cm/85 kg
Zodiak: Virgo
Julukan: The Coloured Falcao, The Flamboyant
Klub: Meefboys (1970-1974), OWS Amsterdam (1974-1978), Haarlem (1979-1982), Feyenoord (1982-1985), PSV Eindboven (1985-1987), AC Milan (1987-1993), Sampdoria (1993/1994), AC Milan (1994/95-...)
Debut Liga: 16 Agustus 1979 bersama Haarlem (vs MW 2-2)
Debut Tim Nasional: Zurich, 1 September 1981 (vs Swiss 2-1)
Prestasi: Juara Liga Belanda 1984 (Feyenoord), Juara Piala Belanda 1984 (Feyenoord), Juara Liga Belanda 1985/86, 1986/87 (PSV), Juara Eropa 1988 (Belanda), Juara Uga Italia 87/'88,91/92,92/93 (AC Milan), Juara Piala Champions 1988/89, 1989/90 (AC Milan), Juara Piala Super 1988/89, 1989/90 (AC Milan), Juara Piala Dunia Toyota 1988/89, 1989/90 (AC Milan)
Penghargaan: Pemain Terbaik Belanda 1985, Pemain Terbaik Eropa 1987, Pemain Terbaik Dunia 1987, Pemain Termahal Dunia 1987 (Rp.13,5 miliar)
Tokob Berpengaruh: Barry Hughes, Wim van Hanegem, Johan Cruyff
Pemain idola: Franco Baresi, Salvatore Bagni, Diego Maradona
Hobi: Musik (Reggae)
Pemusik idola: Bob Marley
Tokoh Idola: Nelson Mandela
Istri: Yvonne (cerai), Christina (kini)
Anak: Sharmayne (6) dan Felicity (8)
Motto Hidup: Freedom in all things, include my hair
Alamat: Associazione Calcio Milan, Via Turati 3, 20121 Milano, Italia


(foto: dutchsoccersite/catawiki/soccergaming)


Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini