Terpilihnya Moskow menjadi tuan rumah Olimpiade Catur ke-31, Desember 1994 lalu tak lain akibat desakan federasi catur Rusia yang merampas kesempatan Yunani yang semula terpilih menjadi penyelenggara. Catur telah dirasuki kekuatan politik.
Sesuai komitmen yang disepakati sebelumnya, pihak FIDE (federasi catur dunia) menentukan bahwa Yunani harus menjadi tuan rumah kejuaraan empat tahunan itu. Menurut jadwal, olimpiade catur seharusnya diadakan di Thessaloniki. Tapi apa yang terjadi?
Akibat perang dingin FIDE (Federation Internationale des Echecs) dengan PCA (Professional Chess Association) pimpinan GM Garry Kasparov (Rusia) dan GM Nigel Short (Inggris) sejak 1993, kepastian itu menjadi transparan. Selepas Turnamen Tilburg, September 1994, banyak pemain top dunia yang hadir pun belum tahu di mana akan dipentaskan pesta catur terbesar itu. Beberapa grandmaster malah bergurau bahwa kejuaraan kemungkinan akan diadakan di Somalia, Rwanda, Haiti, bahkan Bosnia.
Dewan Eksekutif FIDE akhirnya bertemu di Graz, Austria, Oktober 1994, untuk membahas hal itu. Namun berkat lobi delegasi Rusia plus uang jaminan sebesar satu juta Swiss Franc - sesuai peraturan - negeri yang sedang kacau ekonominya itu akhirnya terpilih sebagai penyelenggara. Ada apa di balik ambisi mereka itu?
Alasan politis. Ternyata di Rusia telah berdiri pula federasi catur baru buatan juara dunia Kasparov, yang menunjuk seorang anggota parlemen Rusia (Duma), yakni Andrei Makarov sebagai ketuanya. Federasi lama yang dekat dengan Presiden FIDE asal Filipina, Florencio Campomanes, tentu saja kebat-kebit. Sekarang tinggal-lah Moskow berkonsentrasi menjadi tuan rumah. Siapkah mereka? Tidak sepenuhnya.
Dibayangi Perampokan
Bayangkan, dari 120 negara peserta bagian putra dan 80 bagian putri, yang berarti seluruh tim total berjumlah 1.000 orang lebih, panitia menempatkan semua itu pada satu penginapan, Hotel Cosmos, gedung raksasa yang berisikan 1.733 kamar! Hotel ini juga menjadi tempat pertandingan.
Ini sebenarnya menyenangkan mengingat semua peserta tinggal pada satu tempat dengan tarif yang sama, tidak seperti pada olimpiade catur sebelumnya. Berkumpul di lobi untuk saling bertukar cerita dan pengalaman dengan kontingen lain merupakan hal yang paling mengasyikkan. Para peserta juga merasakan bahwa ini merupakan olimpiade catur yang paling akrab dan terbaik.
Meski lift hotel meluncur penuh dengan goncangan sehingga menakutkan isinya, apalagi dibutuhkan waktu 15 menit dengan itu untuk sampai ke tempat pertandingan, namun semua itu mudah terlupakan. Pastinya Moskow adalah Moskow. Ia adalah kota termahal di dunia. Perbedaan antara kekayaan dan kemiskinan terlihat amat kontras. Di satu sisi, para pensiunan tidak punya uang untuk membeli roti atau keperluan sehari-hari. Sisi lainnya, Roll Royce bertebaran di bagian kota dan kegiatan bisnis berjalan amat lancar.
Yang tak terlupakan lagi, Rusia merupakan tempat gejolak sosial dan politik menjadi satu. Dan di Moskow, dua industri yang paling berkembang cepat adalah kriminalitas dengan sederet mafia serta berbagai penangkal mafia itu sendiri.
Pemain papan kedua AS yang asli Rusia, Alexander Yermolinsky, mengalami perampokan pada awal pertandingan. Masih mujur ia tidak disandera. Kehilangan 700 dolar AS tampaknya lebih baik daripada kehilangan nafas, meski mental pecatur kelahiran St.Petersburg (Leningrad) itu terpukul sekali.
Pembasmi Kejahatan
Tim Makedonia juga ketiban sial dan amat menderita. Uang saku mereka sebanyak 7.000 dolar AS yang habis diambil dari bank amblas begitu saja. Mereka dirampok dengan todongan senjata di dalam bank! Begitu juga yang dialami kapten tim Irlandia. Baru saja berjalan 50 meter dengan anak perempuannya dari gerbang hotel, ia sudah dihadang sekelompok anak muda bergajul.
Terjadi pertarungan sengit memperebutkan dompet si Irlandia itu. Tiba-tiba saja muncul sosok bayangan, lalu mengayunkan tas tangan yang dipegangnya kepada para perampok hingga cerai-berai. Di Moskow, orang ini disebut Babushka Ex Machina, atau pembasmi kejahatan.
Yang tak terlupakan lagi adalah wanita-wanita penghibur yang beroperasi siang-malam. Mereka ada di mana-man, termasuk lobi hotel. Pemandangan di Hotel Cosmos menjadi sungguh menakjubkan dengan kehadiran mereka. Bahkan jumlah wanita penghibur ini lebih banyak dari Hollywood.
Akhirnya cukup dikatakan bahwa datang ke Moskow sangat berbahaya. Maka kalau bisa: jangan sama sekali! Tapi yang paling terasa menikmati Moskow adalah saat dini hari menjelang subuh. Saat kendaraan penyapu salju membersihkan jalan-jalan, saat itu pula para pelaku kriminal sedang tertidur lelap.
(foto: tripextras)
Sesuai komitmen yang disepakati sebelumnya, pihak FIDE (federasi catur dunia) menentukan bahwa Yunani harus menjadi tuan rumah kejuaraan empat tahunan itu. Menurut jadwal, olimpiade catur seharusnya diadakan di Thessaloniki. Tapi apa yang terjadi?
Akibat perang dingin FIDE (Federation Internationale des Echecs) dengan PCA (Professional Chess Association) pimpinan GM Garry Kasparov (Rusia) dan GM Nigel Short (Inggris) sejak 1993, kepastian itu menjadi transparan. Selepas Turnamen Tilburg, September 1994, banyak pemain top dunia yang hadir pun belum tahu di mana akan dipentaskan pesta catur terbesar itu. Beberapa grandmaster malah bergurau bahwa kejuaraan kemungkinan akan diadakan di Somalia, Rwanda, Haiti, bahkan Bosnia.
Dewan Eksekutif FIDE akhirnya bertemu di Graz, Austria, Oktober 1994, untuk membahas hal itu. Namun berkat lobi delegasi Rusia plus uang jaminan sebesar satu juta Swiss Franc - sesuai peraturan - negeri yang sedang kacau ekonominya itu akhirnya terpilih sebagai penyelenggara. Ada apa di balik ambisi mereka itu?
Alasan politis. Ternyata di Rusia telah berdiri pula federasi catur baru buatan juara dunia Kasparov, yang menunjuk seorang anggota parlemen Rusia (Duma), yakni Andrei Makarov sebagai ketuanya. Federasi lama yang dekat dengan Presiden FIDE asal Filipina, Florencio Campomanes, tentu saja kebat-kebit. Sekarang tinggal-lah Moskow berkonsentrasi menjadi tuan rumah. Siapkah mereka? Tidak sepenuhnya.
Dibayangi Perampokan
Bayangkan, dari 120 negara peserta bagian putra dan 80 bagian putri, yang berarti seluruh tim total berjumlah 1.000 orang lebih, panitia menempatkan semua itu pada satu penginapan, Hotel Cosmos, gedung raksasa yang berisikan 1.733 kamar! Hotel ini juga menjadi tempat pertandingan.
Ini sebenarnya menyenangkan mengingat semua peserta tinggal pada satu tempat dengan tarif yang sama, tidak seperti pada olimpiade catur sebelumnya. Berkumpul di lobi untuk saling bertukar cerita dan pengalaman dengan kontingen lain merupakan hal yang paling mengasyikkan. Para peserta juga merasakan bahwa ini merupakan olimpiade catur yang paling akrab dan terbaik.
Meski lift hotel meluncur penuh dengan goncangan sehingga menakutkan isinya, apalagi dibutuhkan waktu 15 menit dengan itu untuk sampai ke tempat pertandingan, namun semua itu mudah terlupakan. Pastinya Moskow adalah Moskow. Ia adalah kota termahal di dunia. Perbedaan antara kekayaan dan kemiskinan terlihat amat kontras. Di satu sisi, para pensiunan tidak punya uang untuk membeli roti atau keperluan sehari-hari. Sisi lainnya, Roll Royce bertebaran di bagian kota dan kegiatan bisnis berjalan amat lancar.
Yang tak terlupakan lagi, Rusia merupakan tempat gejolak sosial dan politik menjadi satu. Dan di Moskow, dua industri yang paling berkembang cepat adalah kriminalitas dengan sederet mafia serta berbagai penangkal mafia itu sendiri.
Pemain papan kedua AS yang asli Rusia, Alexander Yermolinsky, mengalami perampokan pada awal pertandingan. Masih mujur ia tidak disandera. Kehilangan 700 dolar AS tampaknya lebih baik daripada kehilangan nafas, meski mental pecatur kelahiran St.Petersburg (Leningrad) itu terpukul sekali.
Pembasmi Kejahatan
Tim Makedonia juga ketiban sial dan amat menderita. Uang saku mereka sebanyak 7.000 dolar AS yang habis diambil dari bank amblas begitu saja. Mereka dirampok dengan todongan senjata di dalam bank! Begitu juga yang dialami kapten tim Irlandia. Baru saja berjalan 50 meter dengan anak perempuannya dari gerbang hotel, ia sudah dihadang sekelompok anak muda bergajul.
Terjadi pertarungan sengit memperebutkan dompet si Irlandia itu. Tiba-tiba saja muncul sosok bayangan, lalu mengayunkan tas tangan yang dipegangnya kepada para perampok hingga cerai-berai. Di Moskow, orang ini disebut Babushka Ex Machina, atau pembasmi kejahatan.
Yang tak terlupakan lagi adalah wanita-wanita penghibur yang beroperasi siang-malam. Mereka ada di mana-man, termasuk lobi hotel. Pemandangan di Hotel Cosmos menjadi sungguh menakjubkan dengan kehadiran mereka. Bahkan jumlah wanita penghibur ini lebih banyak dari Hollywood.
Akhirnya cukup dikatakan bahwa datang ke Moskow sangat berbahaya. Maka kalau bisa: jangan sama sekali! Tapi yang paling terasa menikmati Moskow adalah saat dini hari menjelang subuh. Saat kendaraan penyapu salju membersihkan jalan-jalan, saat itu pula para pelaku kriminal sedang tertidur lelap.
(foto: tripextras)