Yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Mumpung nama 'Ch€£$ki' lagi meroket, jadi dijamin The Billionaire from Nowhere ini banyak diburu orang, baik dari kalangan pro ataupun golongan anti klub yang terletak di London Barat, wilayah dengan properti paling mahal di ibukota Inggris tersebut.
Di Rusia buku setebal 384 halaman itu langsung diserbu orang. Di Australia, biografi Roman Arkadyevich Abramovich, yang di dalamnya ada 40 buah ilustrasi, dijual seharga 54,95 dolar. Artinya kategori buku-buku mahal. Bukan itu saja. Pada beberapa toko buku, termasuk yang virtual, katalog The Billionaire from Nowhere (TBN) malah dimasukkan di kategori bisnis atau psikologi.
Biografi terbaru karangan Chris Hutchins dan Dominic Midgley ini lebih heboh dibanding Proud Man Walking, The Tinker and Talisman, Chelsea, Upfront with Chelsea, Chopper sampai Abramovich: The Chelsea Diary, yang semua berisi sensasi si yatim-piatu kelahiran 24 Oktober 1966 itu.
Kesuksesan TBN akan lebih meledak lagi lantaran produser bisnis hiburan ternama di Inggris, Billy Gaff, berencana membuat drama musikalnya. Pria yang pernah menjadi manajer penyanyi kondang Rod Stewart itu mengaku merasa tersentak setelah membaca TBN. Berikutnya, ia langsung membeli hak paten TBN.
Menurut laporan The Sun, Gaff langsung menghubungi baron musik Inggris, Sir Elton John, yang dimintanya untuk menulis seluruh musik ajang teatrikal yang diberi judul Red Rom: The Musical. Padahal, asal tahu, Sir Elton John adalah salah satu pemilik Watford, klub London yang pastinya juga tidak menyukai Chelsea. Sementara itu bintang-bintang yang diundang antara lain Rod Stewart dan Boy George.
"Sungguh mengagumkan tatkala Billy menelepon saya. Ia punya visi cerita Red Rom untuk dituangkan ke bentuk gala musikal," tutur Hutchins seraya 'membocorkan' rencana Gaff akan dipakainya Frank Lampard dkk. sebagai penyanyi latar. Sayang, dari segi bisnis, Gaff belum berhubungan langsung dengan Abramovich. Padahal, untuk memperluas pemasaran ke AS misalnya, terutama agar bisa dipentaskan di teater drama terkenal di New York, Broadway, Gaff tinggal bergandengan tangan dengan William Morris, agen spesial urusan klub dan pemain Chelsea di AS.
Bayangkan bila artis-artis Hollywood seperti Halle Berry, Lucy Liu, Jackie Chan, atau Sarah Michelle Gellar oke untuk ikut proyek Red Rom: The Musical. Bisa-bisa nama Abramovich makin menjulang di AS. Itu berarti pintu bisnis sang taipan terbuka lebar-lebar. Semua tahu, setelah Uni Soviet ambruk dan mati pada 1991, Westernisasi kembali melanda Rusia. Tatanan industri dan bisnis berubah total. Namun ada dua orang tersukses keluar dari masa transisi tersebut, Abramovich dan Vladimir Putin.
Putin, yang kini menjadi orang nomor satu paling berkuasa di Rusia, merupakan Abramovich dalam bentuk lain. Keduanya bisa diperbandingkan dan jauh lebih besar untuk dipersamakan. Karakter mereka sama, haus akan kekuasaan, tetapi ditapaki dengan jalan berbeda. Jika Abramovich disebut Billionaire from Nowhere, maka Putin adalah President from Nowhere.
Sama seperti sepak terjang Abramovich, tak satu pun yang menyangka Putin bisa menjadi presiden. Bahkan ia tidak direkomendasikan presiden sebelumnya, Boris Yeltsin. Putin penuh misteri. Ia hanya dikenal pada dunia bawah tanah dan intelijen. Karena ia bekas seorang agen KGB dan patriot sejati yang mencintai negara melebihi keluarga, mudah baginya mendapatkan kekuasaan negara.
Di saat yang sama, di beranda bisnis dan industri, kediktatoran juga dijalankan Abramovich. Bisnis pertamanya langsung berhubungan dengan angkatan bersenjata Rusia. Banyak yang menyimpulkan bahwa Abramovich dan Putin sudah kenal sejak lama. Privatisasi industri melanda Sibneft, perusahaan minyak negara terbesar, dan RusAL, produsen aluminium kedua terbesar di dunia. Putin membuka jalan, Abramovich yang menyelesaikan. Sejak saat itulah hidupnya dipenuhi keborjuisan bak seorang sheikh.
Lama-lama Putin pening melihat tindak-tanduk konglomerat yang pertama-tama dipelopori Boris Berezovsky. Bisa saja ia begitu, tapi risiko yang dihadapinya adalah ia akan kehilangan kekuasaan. Tindakan tanpa kompromi dilakukan menghadapi oligarki. Di sisi lain, Putin membangun kekuasaan vertikal yang makin menghunjam ruang gerak para konglomerat.
Abramovich bisa melepaskan diri dari cengkeraman kekuasaan Putin. Ia bahkan menjadi selebritas di Eropa Barat. Ada yang bilang sebenarnya mereka berteman. Buktinya waktu Sibneft ambruk setelah merger dengan Yukos, yang pertama-tama diburu lalu dipenjarakan Kremlin adalah Berezovsky, yang adalah gurunya Abramovich. Lalu berikutnya Mikhail Khodorkovsky.
Kalau ada orang ketiga yang dibidik Kremlin, tiada lain Abramovich. Sungguh aneh tapi nyata, kenyataannya si wajah imut terus selamat dan makin berkibar. Tak heran jika drama musikal Red Rom ditunggu banyak orang di Rusia karena ia ikut menggambarkan sepak terjang sang diktator.
Himne Kalinka
Ini mungkin contoh kediktatoran. Dia memang pendiam, tapi batinnya selalu bergejolak seperti irama musik. Lihatlah kiprahnya bila berada di tribun Stamford Bridge. Kadang termenung bak stupa, celingukan kiri-kanan seperti wajah orang resah, atau cengengesan dengan tampang sumringah-nya yang terkenal.
Walau raganya terlihat pasif, tidak demikian dengan jiwanya. Cukup dinamis. Itu karena Roman Abramovich dikenal menyukai musik. Tapi, jarang ada yang ngeh jika di antara aneka gayanya itu, sang taipan juga sering bersenandung. Ia mengaku musik adalah teman hidupnya yang setia.
Atensi orang terkaya ke-25 sedunia ini pada musik lumayan mengagumkan. Agustus silam ia memerintahkan mengganti lagu konservatif dan paling populer bagi pendukung Chelsea selama 10 tahun, Blue is The Colour. Tidak tanggung-tanggung, Abramovich memakai jasa penyanyi top Rusia, Alsou Safina, yang juga anak dari rekan konglomeratnya, Ralif Safin, bekas Wakil Presiden LUKoil yang kini menjadi senator dari Provinsi Altai.
Menurut situs Lenta, Abramovich memakai kedekatannya dengan Ralif agar Alsou sudi sumbang suara. Roman sempat malu usai permintaannya ditolak vokalis grup heavymetal Leningrad, Sergey Shnurov. Suara sang diva pun direkam. Paling jadi perhatian adalah Kalinka, yang dinobatkan sebagai himne baru Chelsea.
Alsou menerima komisi sekitar 10.000 poundsterling setiap partai yang dimainkan Chelsea. Sesuai dengan aturan, Kalinka akan dikumandangkan setiap Chelsea akan bertanding di Stamford Bridge. Anehnya, Kalinka merupakan lagu tradisional Rusia yang terkenal. Bayangkan betapa sulitnya lidah Englishmen untuk mengucapkan apalagi menghapalnya. Lebih aneh lagi, banyak penggemar The Blues diam saja tanpa protes atas revolusi kecil tersebut.
Selain Blue is the Colour, selama ini mereka telah familiar dengan beberapa chants seperti One Men Went to Mow, The Blue Flag, One Land and Sea, Super Chelsea, Blast from the Past. Yaah, untungnya banyak stok lagu yang ada. Seharusnya para suporter Chelsea - yang kebanyakan warga London Barat yang dikenal kaya-kaya - mulai mempopulerkan lagu yang jauh lebih ngepas dengan situasi 'Ch€£$ki' sekarang ini, Super Chelsea. And it's super Chelsea, Super Chelsea FC. We're by far the greatest team...the world has ever seen.
Blue is the Colour
*Blue is the colour, football is the game/We're all together, and winning is our aim/So cheer us on through the sun and rain/'cause Chelsea, Chelsea is our name
Here at the Bridge whether rain or fine/We can shine all the time/Home or away, come and see us play/You're welcome any day/Kembali ke *)
Come to the Shed and we'll welcome you/Wear your blue and see us through/Sing loud and clear until the game is done/Sing Chelsea everyone.
Kalinka
Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (3x)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaah!/Pod sosnuyu, pod zelenoyu
Spat' polozhite vy menya/Aaaaaaaaaj!
Aj lyuli, lyuli, aj, lyuli, lyuli/Spat' polozhite vy menya
Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (3x)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!/Krasavica, duscha-devica/Pozholej zhe ty menya,
Aj, lyuli, lyuli, lyuli, lyuli/Pozholej zhe ty menya!
Kalinka, kalinka, kalinochka kalinochka moya!/V sadu yagoda malinka, malinochka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (4x)
Hej!
(foto: newsusauk/jewish bussiness news/zimbio/thetimes/championat)
Roman Arkadyevich Abramovich. |
Biografi terbaru karangan Chris Hutchins dan Dominic Midgley ini lebih heboh dibanding Proud Man Walking, The Tinker and Talisman, Chelsea, Upfront with Chelsea, Chopper sampai Abramovich: The Chelsea Diary, yang semua berisi sensasi si yatim-piatu kelahiran 24 Oktober 1966 itu.
Kesuksesan TBN akan lebih meledak lagi lantaran produser bisnis hiburan ternama di Inggris, Billy Gaff, berencana membuat drama musikalnya. Pria yang pernah menjadi manajer penyanyi kondang Rod Stewart itu mengaku merasa tersentak setelah membaca TBN. Berikutnya, ia langsung membeli hak paten TBN.
Menurut laporan The Sun, Gaff langsung menghubungi baron musik Inggris, Sir Elton John, yang dimintanya untuk menulis seluruh musik ajang teatrikal yang diberi judul Red Rom: The Musical. Padahal, asal tahu, Sir Elton John adalah salah satu pemilik Watford, klub London yang pastinya juga tidak menyukai Chelsea. Sementara itu bintang-bintang yang diundang antara lain Rod Stewart dan Boy George.
"Sungguh mengagumkan tatkala Billy menelepon saya. Ia punya visi cerita Red Rom untuk dituangkan ke bentuk gala musikal," tutur Hutchins seraya 'membocorkan' rencana Gaff akan dipakainya Frank Lampard dkk. sebagai penyanyi latar. Sayang, dari segi bisnis, Gaff belum berhubungan langsung dengan Abramovich. Padahal, untuk memperluas pemasaran ke AS misalnya, terutama agar bisa dipentaskan di teater drama terkenal di New York, Broadway, Gaff tinggal bergandengan tangan dengan William Morris, agen spesial urusan klub dan pemain Chelsea di AS.
Bayangkan bila artis-artis Hollywood seperti Halle Berry, Lucy Liu, Jackie Chan, atau Sarah Michelle Gellar oke untuk ikut proyek Red Rom: The Musical. Bisa-bisa nama Abramovich makin menjulang di AS. Itu berarti pintu bisnis sang taipan terbuka lebar-lebar. Semua tahu, setelah Uni Soviet ambruk dan mati pada 1991, Westernisasi kembali melanda Rusia. Tatanan industri dan bisnis berubah total. Namun ada dua orang tersukses keluar dari masa transisi tersebut, Abramovich dan Vladimir Putin.
Saat dipanggil Presiden Vladimir Putin. |
Sama seperti sepak terjang Abramovich, tak satu pun yang menyangka Putin bisa menjadi presiden. Bahkan ia tidak direkomendasikan presiden sebelumnya, Boris Yeltsin. Putin penuh misteri. Ia hanya dikenal pada dunia bawah tanah dan intelijen. Karena ia bekas seorang agen KGB dan patriot sejati yang mencintai negara melebihi keluarga, mudah baginya mendapatkan kekuasaan negara.
Di saat yang sama, di beranda bisnis dan industri, kediktatoran juga dijalankan Abramovich. Bisnis pertamanya langsung berhubungan dengan angkatan bersenjata Rusia. Banyak yang menyimpulkan bahwa Abramovich dan Putin sudah kenal sejak lama. Privatisasi industri melanda Sibneft, perusahaan minyak negara terbesar, dan RusAL, produsen aluminium kedua terbesar di dunia. Putin membuka jalan, Abramovich yang menyelesaikan. Sejak saat itulah hidupnya dipenuhi keborjuisan bak seorang sheikh.
Lama-lama Putin pening melihat tindak-tanduk konglomerat yang pertama-tama dipelopori Boris Berezovsky. Bisa saja ia begitu, tapi risiko yang dihadapinya adalah ia akan kehilangan kekuasaan. Tindakan tanpa kompromi dilakukan menghadapi oligarki. Di sisi lain, Putin membangun kekuasaan vertikal yang makin menghunjam ruang gerak para konglomerat.
Bersama istri kedua, Irina Vyacheslavovna Malandina. |
Himne Kalinka
Ini mungkin contoh kediktatoran. Dia memang pendiam, tapi batinnya selalu bergejolak seperti irama musik. Lihatlah kiprahnya bila berada di tribun Stamford Bridge. Kadang termenung bak stupa, celingukan kiri-kanan seperti wajah orang resah, atau cengengesan dengan tampang sumringah-nya yang terkenal.
Walau raganya terlihat pasif, tidak demikian dengan jiwanya. Cukup dinamis. Itu karena Roman Abramovich dikenal menyukai musik. Tapi, jarang ada yang ngeh jika di antara aneka gayanya itu, sang taipan juga sering bersenandung. Ia mengaku musik adalah teman hidupnya yang setia.
Atensi orang terkaya ke-25 sedunia ini pada musik lumayan mengagumkan. Agustus silam ia memerintahkan mengganti lagu konservatif dan paling populer bagi pendukung Chelsea selama 10 tahun, Blue is The Colour. Tidak tanggung-tanggung, Abramovich memakai jasa penyanyi top Rusia, Alsou Safina, yang juga anak dari rekan konglomeratnya, Ralif Safin, bekas Wakil Presiden LUKoil yang kini menjadi senator dari Provinsi Altai.
Menurut situs Lenta, Abramovich memakai kedekatannya dengan Ralif agar Alsou sudi sumbang suara. Roman sempat malu usai permintaannya ditolak vokalis grup heavymetal Leningrad, Sergey Shnurov. Suara sang diva pun direkam. Paling jadi perhatian adalah Kalinka, yang dinobatkan sebagai himne baru Chelsea.
Alsou menerima komisi sekitar 10.000 poundsterling setiap partai yang dimainkan Chelsea. Sesuai dengan aturan, Kalinka akan dikumandangkan setiap Chelsea akan bertanding di Stamford Bridge. Anehnya, Kalinka merupakan lagu tradisional Rusia yang terkenal. Bayangkan betapa sulitnya lidah Englishmen untuk mengucapkan apalagi menghapalnya. Lebih aneh lagi, banyak penggemar The Blues diam saja tanpa protes atas revolusi kecil tersebut.
Selain Blue is the Colour, selama ini mereka telah familiar dengan beberapa chants seperti One Men Went to Mow, The Blue Flag, One Land and Sea, Super Chelsea, Blast from the Past. Yaah, untungnya banyak stok lagu yang ada. Seharusnya para suporter Chelsea - yang kebanyakan warga London Barat yang dikenal kaya-kaya - mulai mempopulerkan lagu yang jauh lebih ngepas dengan situasi 'Ch€£$ki' sekarang ini, Super Chelsea. And it's super Chelsea, Super Chelsea FC. We're by far the greatest team...the world has ever seen.
Blue is the Colour
*Blue is the colour, football is the game/We're all together, and winning is our aim/So cheer us on through the sun and rain/'cause Chelsea, Chelsea is our name
Here at the Bridge whether rain or fine/We can shine all the time/Home or away, come and see us play/You're welcome any day/Kembali ke *)
Come to the Shed and we'll welcome you/Wear your blue and see us through/Sing loud and clear until the game is done/Sing Chelsea everyone.
Kalinka
Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (3x)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaah!/Pod sosnuyu, pod zelenoyu
Spat' polozhite vy menya/Aaaaaaaaaj!
Aj lyuli, lyuli, aj, lyuli, lyuli/Spat' polozhite vy menya
Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (3x)
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!/Krasavica, duscha-devica/Pozholej zhe ty menya,
Aj, lyuli, lyuli, lyuli, lyuli/Pozholej zhe ty menya!
Kalinka, kalinka, kalinochka kalinochka moya!/V sadu yagoda malinka, malinochka moya!
Hej! Kalinka, kalinka, kalinka moya!/V sadu yagoda malinka, malinka moya! (4x)
Hej!