Setelah winterbreak, Bundesliga mulai berputar lagi Sabtu besok. Memasuki putaran kedua itu, klub pionir Jerman, Bayern Muenchen, mendapat tantangan super berat. Sementara klub lain mempunyai persiapan diri yang matang dari segala sudut, sebaliknya Muenchen malah didera permasalahan yang cukup rumit. Adakah peluang mereka mengulang sukses tahun lalu? Entahlah.
Cederanya Lothar Matthaeus kemudian Jean-Pierre Papin dan hengkangnya der Trainer Giovanni Trapattoni, sepertinya menambah daftar panjang akan gagalnya juara bertahan itu. “Ya, kami memang punya beberapa masalah. Tapi hal ini tak membuat kami patah semangat untuk mengejar gelar,” kata manajer Uli Hoeness.
Mengejar gelar? Kubu Muenchen boleh saja yakin, bahkan terlalu yakin mengingat kekuatan mereka boleh dikata tinggal setengahnya saja. Musim 1990/91 Muenchen pernah punya pengalaman pahit ketika keyakinan berlebihan tidak dibarengi oleh kesiapan. Di saat-saat akhir ‘titel’ juara Bundesliga mereka lepas karena disodok Kaiserslautern. Dua musim berikutnya, juara Jerman 13 kali itu malah tidak berkutik sama sekali ketika secara berturut-turut, VfB Stuttgart dan Werder Bremen bergiliran merenggut mahkota Bundesliga.
Tahun ini persaingan tambah ketat lagi. Benar mereka menjuarai kompetisi musim lalu namun skuad saat itu amatlah prima. Olaf Thon, Jorginho, Stefan Reuter, sampai bomber Adolfo Valencia masih ada. Tapi kini? Apalagi beberapa tim lain seperti Borussia Moenchengladbach atau Freiburg memperlihatkan kemajuan yang mengagumkan. Mereka itulah yang menyodok Muenchen pada klasemen sementara. Freiburg inilah yang pernah menghancurkan Matthaues dkk. 5-1 di putaran pertama.
Sementara itu Bayer Leverkusen dengan Rudi Voeller-nya, lalu Kaiserslautern dengan Stetan Kuntz, atau Karlsruge lewat maestronya, Thomas Haessler, siap-siap menggeser klub yang akan digarap oleh mantan pelatih Werder Bremen, Otto Rehhagel, mulai putaran depan. Selisih nilai mereka amatlah tipis.
Maka jangan dulu bermimpi bersaing dengan Bremen atau Borussia Dortmund. Amat berat. Yang perlu dibenahi Rehhagel tak lain adalah mental para pemain. Alangkah malangnya memang kalau Muenchen yang peluangnya kecil di Piala Champion, lenyap pula kesempatannya mempertahankan gelar di Bundesliga. Atau ada langkah ajaib dari Franz Beckenbauer, sang ketua, yang biasanya mempunyai resep jitu dalam menyusun strategi?
(foto: branchofscience)
Cederanya Lothar Matthaeus kemudian Jean-Pierre Papin dan hengkangnya der Trainer Giovanni Trapattoni, sepertinya menambah daftar panjang akan gagalnya juara bertahan itu. “Ya, kami memang punya beberapa masalah. Tapi hal ini tak membuat kami patah semangat untuk mengejar gelar,” kata manajer Uli Hoeness.
Mengejar gelar? Kubu Muenchen boleh saja yakin, bahkan terlalu yakin mengingat kekuatan mereka boleh dikata tinggal setengahnya saja. Musim 1990/91 Muenchen pernah punya pengalaman pahit ketika keyakinan berlebihan tidak dibarengi oleh kesiapan. Di saat-saat akhir ‘titel’ juara Bundesliga mereka lepas karena disodok Kaiserslautern. Dua musim berikutnya, juara Jerman 13 kali itu malah tidak berkutik sama sekali ketika secara berturut-turut, VfB Stuttgart dan Werder Bremen bergiliran merenggut mahkota Bundesliga.
Tahun ini persaingan tambah ketat lagi. Benar mereka menjuarai kompetisi musim lalu namun skuad saat itu amatlah prima. Olaf Thon, Jorginho, Stefan Reuter, sampai bomber Adolfo Valencia masih ada. Tapi kini? Apalagi beberapa tim lain seperti Borussia Moenchengladbach atau Freiburg memperlihatkan kemajuan yang mengagumkan. Mereka itulah yang menyodok Muenchen pada klasemen sementara. Freiburg inilah yang pernah menghancurkan Matthaues dkk. 5-1 di putaran pertama.
Sementara itu Bayer Leverkusen dengan Rudi Voeller-nya, lalu Kaiserslautern dengan Stetan Kuntz, atau Karlsruge lewat maestronya, Thomas Haessler, siap-siap menggeser klub yang akan digarap oleh mantan pelatih Werder Bremen, Otto Rehhagel, mulai putaran depan. Selisih nilai mereka amatlah tipis.
Maka jangan dulu bermimpi bersaing dengan Bremen atau Borussia Dortmund. Amat berat. Yang perlu dibenahi Rehhagel tak lain adalah mental para pemain. Alangkah malangnya memang kalau Muenchen yang peluangnya kecil di Piala Champion, lenyap pula kesempatannya mempertahankan gelar di Bundesliga. Atau ada langkah ajaib dari Franz Beckenbauer, sang ketua, yang biasanya mempunyai resep jitu dalam menyusun strategi?
(foto: branchofscience)