Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Arsenal The Invincibles (2): Pengakuan Brian Clough

Senin, 20 September 2004, Eropa dikejutkan dengan wafatnya legenda sepak bola Inggris Brian Clough (lahir 21 Maret 1935). Kabar duka cuma beberapa jam sebelum duel Manchester United vs Liverpool digelar di Old Trafford. Untuk itu, seluruh pemain pun mengenakan pita duka cita berwarna hitam, dan sebelum memulai permainan, sebanyak 67.857 yang menjejali Theatre of Dreams diminta mengheningkan cipta untuk menghormati si Genius of Football.
Arsenal The Invincibles: Pengakuan Brian Clough
Saat bersamaan, Arsene Wenger juga siap menyaksikan duel Derby of England tersebut lewat layar kaca. Tiba-tiba, dia kurang konsentrasi menyimak laga dua pesaing Arsenal itu, sebab yang dipikirkannya adalah Brian Clough. "Saya sebetulnya tidak pernah menemui Brian Clough. Tetapi saya tahu dia adalah laki-laki sangat istimewa dengan metode sangat istimewa dalam menangani tim," aku Wenger lirih.

Bisa jadi, penyesalan Wenger lebih diakibatkan oleh terhapusnya nama Brian Clough sewaktu membawa Nottingham Forest mencatat rekor 42 kali tak terkalahkan. Di Highbury, tiga pekan sebelum kematiannya, The Master Manager menyaksikan dengan mata kepala sendiri, rekor abadi ternyata fana. Arsenal menggebuk Blackburn Rovers 3-0, dan rekor 43 kali pun muncul sekaligus merelakan namanya dikubur oleh Wenger.

"Saya pikir mereka tak akan terkalahkan," demikian pengakuannya pada acara Five Live Breakfast. "Tentu, karena Arsenal ditangani orang Prancis, Wenger, banyak orang Inggris yang tak suka pada orang Prancis, ia sungguh-sungguh hebat, manajer yang hebat".

Arsenal The Invincibles: Pengakuan Brian CloughClough mengakui amat kecewa rekornya yang sudah 25 tahun putus. Eks pemain legendaris Middlesbrough itu juga benci rekor Forest di era 1970-an disetarakan Arsenal. "Saya harus akui, karena banyak yang tak suka Arsenal, namun mereka brilyan!" ucapnya penuh tawa saat itu.

Uniknya dalam suatu kesempatan, di mata mendiang berjuluk Genghis Khan of the East Midlands itu bukan Wenger yang dipujinya sebagai manajer berkualitas, tapi Jose Mourinho! Memang banyak yang menyamakan dirinya dengan orang Portugal yang menangani Chelsea tersebut. Apalagi kalau bukan soal disiplin, ambisi dan kemauan keras termasuk tak mau diatur pemain.

"Saya hampir mirip dengannya saat muda," aku eks pemain yang mencetak 204 gol di 222 partai liga bersama The Boro antara 1955-61 itu mengenang masa mudanya. Ah, sudahlah Brian. Sekarang selamat tidur panjang sang jenius...

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini