Siapa juara Piala Afrika di awal milenium? Ya, jelas Ghana dan Nigeria-lah yang paling besar peluangnya. Mereka tuan rumah yang amat mengenal medan, punya bintang seabreg, dan tentu dukungan penonton fanatik. Dan catat ini, dari 22 hajatan, 9 negara tuan rumah sukses besar: juara! Ghana bahkan sukses dua kali, 1963 dan 1978, sedang Nigeria sekali pada 1980.
Tak heran jika rakyat kedua negara berharap banyak, terutama Ghana yang sudah berpuasa juara selama 22 tahun. "Oke sekarang tim kami paling yahud, the dream team. Tapi, apakah jalannya bakal mulus?" demikian setiap mulut di Accra berujar gamang. Di penyisihan Grup A saja, belum apa-apa Black Star harus bersaing dengan juara 1984 dan 1988 Kamerun serta Pantai Gading, juara 1992 serta Togo. Tak pelak, dua pertama itulah yang harus mendapat perhatian ekstra untuk merebut salah satu dari dua tiket perempatfinal.
Meski komposisinya paten, hasil akhir pasukan Giuseppe Dossena, pelatih asal Italia, tetap dipertanyakan. Pasalnya, kekuatan barisan musuh juga oke punya. Publik belum lupa akan kejadian di Burkina Faso 1998 kala tersingkir di penyisihan grup. "Sekarang saya punya banyak pemain bagus. Tapi masalahnya cukup sulit juga memilih skuad tetap yang terbaik," ujar eks pemain Sampdoria yang juga anggota tim nasional Italia di Piala Dunia 1982 ini.
Ghana dimotori para bintangnya yang bermain di Serie A dan Bundesliga seperti Mohammed Gargo dan Stephen Appiah (Udinese), Samuel Osei Kuffour (Bayern Muenchen) atau Otto Addo (Borussia Dortmund). Sayangnya Anthony Yeboah, striker Hamburg, harus absen setelah merasa kurang siap tampil. "Saya merasa lemah dan tidak sama seperti Yeboah yang dulu," kata pemain yang terakhir kali main di timnas pada November 1997 ini.
Sementara itu. Nigeria, yang berkandang di bekas ibu kotanya, Lagos, punya materi yang lebih mewah lagi. Meski dijepit Maroko, juara 1976, dan Kongo (1972) serta Tunisia (finalis 1996), keberadaan Sunday Oliseh (Juventus), Tijani Babangida (Ajax), Celestine Babayaro (Chelsea), atau Finidi George (Real Betis), setidaknya sulit mencegah satu tiket perempatfinal tidak jatuh ke tangan skuad pelatih Jo Bonfrere.
Belum lagi dukungan Taribo West (Milan), Godwin Okpara dan Augustine Jay Jay Okocha (Paris Saint-Germain), Mutiu Adepoju (Real Sociedad), Victor Ikpeba, Emmanuel Amunike (Barcelona), atau Nwankwo Kanu (Arsenal). So, siapa yang berani bertaruh Super Eagles tidak menjadi juara? Nantikan!
(foto: the-saleroom.com)
Tak heran jika rakyat kedua negara berharap banyak, terutama Ghana yang sudah berpuasa juara selama 22 tahun. "Oke sekarang tim kami paling yahud, the dream team. Tapi, apakah jalannya bakal mulus?" demikian setiap mulut di Accra berujar gamang. Di penyisihan Grup A saja, belum apa-apa Black Star harus bersaing dengan juara 1984 dan 1988 Kamerun serta Pantai Gading, juara 1992 serta Togo. Tak pelak, dua pertama itulah yang harus mendapat perhatian ekstra untuk merebut salah satu dari dua tiket perempatfinal.
Meski komposisinya paten, hasil akhir pasukan Giuseppe Dossena, pelatih asal Italia, tetap dipertanyakan. Pasalnya, kekuatan barisan musuh juga oke punya. Publik belum lupa akan kejadian di Burkina Faso 1998 kala tersingkir di penyisihan grup. "Sekarang saya punya banyak pemain bagus. Tapi masalahnya cukup sulit juga memilih skuad tetap yang terbaik," ujar eks pemain Sampdoria yang juga anggota tim nasional Italia di Piala Dunia 1982 ini.
Ghana dimotori para bintangnya yang bermain di Serie A dan Bundesliga seperti Mohammed Gargo dan Stephen Appiah (Udinese), Samuel Osei Kuffour (Bayern Muenchen) atau Otto Addo (Borussia Dortmund). Sayangnya Anthony Yeboah, striker Hamburg, harus absen setelah merasa kurang siap tampil. "Saya merasa lemah dan tidak sama seperti Yeboah yang dulu," kata pemain yang terakhir kali main di timnas pada November 1997 ini.
Sementara itu. Nigeria, yang berkandang di bekas ibu kotanya, Lagos, punya materi yang lebih mewah lagi. Meski dijepit Maroko, juara 1976, dan Kongo (1972) serta Tunisia (finalis 1996), keberadaan Sunday Oliseh (Juventus), Tijani Babangida (Ajax), Celestine Babayaro (Chelsea), atau Finidi George (Real Betis), setidaknya sulit mencegah satu tiket perempatfinal tidak jatuh ke tangan skuad pelatih Jo Bonfrere.
Belum lagi dukungan Taribo West (Milan), Godwin Okpara dan Augustine Jay Jay Okocha (Paris Saint-Germain), Mutiu Adepoju (Real Sociedad), Victor Ikpeba, Emmanuel Amunike (Barcelona), atau Nwankwo Kanu (Arsenal). So, siapa yang berani bertaruh Super Eagles tidak menjadi juara? Nantikan!
(foto: the-saleroom.com)