Pantaskah Copa America atau Piala Amerika di Paraguay, yang dimulai Rabu (29/6) atau Kamis (30/6) malam WIB, disebut sebagai kejuaraan sepak bola paling bergengsi terakhir di akhir abad ini? Jawabannya hampir pasti.
Kalau mau dicari lawannya, barangkali cuma satu: FIFA Confederations Cup atau Piala Konfederasi 1999 di Meksiko. 24 Juli - 4 Agustus, yang hanya berselang 5 hari setelah berakhirnya Copa America 1999. Selebihnya, ya tidak ada. Tapi kalau melihat uzurnya umur Copa America yang telah mencapai 89 tahun, lalu bandingkan dengan Piala Konfederasi yang masih 'balita' karena baru dimulai 1995, bagaimana pendapat Anda?
Belum lagi vonis meyakinkan seperti ini: Piala Amerika adalah kejuaraan antarbangsa, internasional, yang tertua lantaran sudah digelar sejak 1910! Lalu disebut terbesar melihat total gol, kartu kuning, kartu merah, dan total penonton, atau yang tergampang saja, juaranya. Bayangkan, Argentina dan Uruguay telah berbagi 14 gelar.
Jargon terbesar juga bisa datang dari total gol sepanjang 1910-1997 atau 38 kali kejuaraan (edisi pertama pada 1910 tidak diakui), dengan 1.978 gol. Bandingkan dengan Piala Dunia (1930-1998) yang 1.755 gol tapi dengan peserta segudang. Nantikan gol-gol selanjutnya yang akan terjadi di Paraguay 1999, kejuaraan yang akan diikuti 12 negara termasuk 'wakil Asia' Jepang, yang datang sebagai undangan khusus.
2.000 Gol
Bukannya bermaksud mendahului takdir Illahi, namun hampir pasti gol bersejarah, gol ke-2.000, tampaknya bakal terjadi di kancah Paraguay 1999 ini. Siapa pembuatnya, inilah yang bakal seru dinanti. Begitu Ze Roberto membuat gol ketiga di menit 90, kala Brasil bertemu Bolivia di final Piala Amerika ke-38, pada 29 Juni 1997, saat itu pula lahir gol ke-1.978.
Berarti tinggal 22 gol saja menuju gol ke-2.000. Melihat timpangnya kekuatan dari 3 grup yang ada, dan kalau diasumsikan setiap laga rata-rata lahir 3 gol saja, maka berarti di laga keempat-lah gol ke-2.000 akan lahir. Pemain dan negara mana yang berpeluang membuatnya? Sungguh kebetulan, di partai keempat ini Brasil akan bertanding melawan tim lemah Venezuela di Ciudad del Este, 30 Juni atau 1 Juli waktu Indonesia. Sangatlah mungkin jika memang Brasil yang melakukannya.
Yang jadi pertanyaan, siapa pemain Brasil yang menciptakan gol bersejarah tersebut? Meski di atas kertas pemain Venezuela bisa juga membuatnya, namun para delanteros tim Samba agaknya lebih punya kans besar. Marcio Amoroso, Rivaldo, atau Romario?
Namun andai ada kejutan di mana peta kekuatan agak seimbang, katakanlah rata-rata gol cuma 2 per partai, maka gol ke-2.000 kemungkinan besar muncul saat laga Argentina vs Ekuador di Luque, 1 Juli atau 2 Juli waktu Indonesia. Di sini goleador Argentina macam Martin Palermo, Ariel Ortega, atau Claudio Lopez berpeluang menghentak sejarah.
Andai kedua partai di atas masih meleset, maka duel kelima antara Uruguay vs Kolombia di Luque justru yang akan menghasilkan rekor baru pencetak gol. Nama Gustavo Poyet atau Alvaro Recoba dari Uruguay atau Hamilton Ricard dan Faustino Asprilla paling punya kesempatan untuk itu.
Argentina vs Brasil?
Sebenarnya tak terlalu sulit menentukan siapa yang bakal menjadi juara Piala Amerika 1999. Menyebut Argentina, Brasil, dan Uruguay saja kemungkinan benarnya sangat besar. Kalau yang ada ditambahkan, masukkanlah si tuan rumah Paraguay.
Namun bursa taruhan SSP International punya versi lain meskipun tidak begitu jauh dari yang disebutkan tadi. Bandar taruhan yang berbasis di Inggris itu memasang secara berturut-turut Brasil, Argentina, Paraguay, dan Chile yang punya peluang besar sebagai finalis, lebih banyak karena berisikan para bintangnya dan tradisi juara.
Dari edaran SSP itu, berarti Brasil dan Argentina kembali dijagokan bertemu di final. Ke mana Uruguay, negara yang juga langganan juara? Faktor pemain yang rata-rata masih 'hijau' alias minim pengalaman meski diperkuat Gustavo Poyet atau Alvaro Recoba, dinilai agak sulit bersaing. Jangankan dengan Argentina atau Brasil, di hadapan Chile saja yang punya duet maut Ivan Zamorano-Marcelo Salas, sudah berat. Apalagi masuknya pelatih berkarisma Daniel Passarella di tim Tango dinilai bukan merupakan kekuatan buat Uruguay, justru makin melemahkan posisi mereka.
Sementara itu kelemahan terbesar Paraguay memang mudah ditebak. Tradisi juara. Juga tak diperkuat kapten sekaligus 'roh' permainannya, kiper eksentrik Jose Luis Chilavert. Walau demikian, berkat statusnya sebagai tuan rumah, juara 1963 dan 1979 itu diyakini SSP bisa menembus semifinal dengan cara-cara khusus. Nah, menarik untuk ditunggu.
BURSA JUARA
Brasil 2,00 sampai 1,30
Argentina 2,85 sampai 1,50
Paraguay 5,00 sampai 2,30
Chile 9,00 sampai 3,00
Meksiko 16,00 sampai 6,00
Kolombia 20,00 sampai 7,00
Uruguay 25,00 sampai 8,00
Ekuador 30,00 sampai 10,00
Bolivia 50,00 sampai 16,00
Peru 66,00 sampai 20,00
Jepang 100,00 sampai 30,00
Venezuela 250,00 sampai 80,00
PARADE JUARA
1910 ARGENTINA*
1916 URUGUAY
1917 URUGUAY
1919 BRASIL
1920 URUGUAY
1921 ARGENTINA
1922 BRASIL
1923 URUGUAY
1924 URUGUAY
1925 ARGENTINA
1926 URUGUAY
1927 ARGENTINA
1929 ARGENTINA
1935 URUGUAY
1937 ARGENTINA
1939 PERU
1941 ARGENTINA
1942 URUGUAY
1945 ARGENTINA
1946 ARGENTINA
1947 ARGENTINA
1949 BRASIL
1953 PARAGUAY
1955 ARGENTINA
1956 URUGUAY
1957 ARGENTINA
1959 ARGENTINA
1959 URUGUAY
1963 BOLIVIA
1967 URUGUAY
1975 PERU
1979 PARAGUAY
1983 URUGUAY
1987 URUGUAY
1989 BRASIL
1991 ARGENTINA
1993 ARGENTINA
1995 URUGUAY
1997 BRASIL
DISTRIBUSI TITEL
Juara 1 2 3
Argentina 14 10 4
Uruguay 14 5 8
Brasil 5 11 7
Paraguay 2 5 7
Peru 2 0 6
Bolivia 1 1 0
Chile 0 4 5
Kolombia 0 1 3
Meksiko 0 1 1
TOP SKOR
1916 *ISABELINO GRADIA (Uruguay) 3 Gol
1917 ANGEL ROMANO (Uruguay) 4
1919 ARTHUR FREIDENREICH (Brasil), NECO (Brasil) 4
1920 ANGEL ROMANO, JOSE PEREZ (Uruguay) 3
1921 JULIO LIBONAHI (Argentina) 3
1922 JUAN FRANCIA (Argentina) 4
1923 VALOINO AGUIRRE (Argentina), PEDRO PETRONE (Uruguay) 3
1924 PEDRO PETRONE (Uruguay) 4
1925 MANUEL SEOANE (Argentina) 6
1926 HECTOR SCARONE, HECTOR CASTRO (Uruguay); GUILLERM SUBIABRE (Chile) 6
1927 ALFREDO CARRICABERRY, SEGUNDO LUNA (Argentina); PEDRO PETRONE, ROBERTO FIGUEROA, HECTOR SCARONE (Uruguay) 3
1929 AURELIO GONZALEZ (Paraguay) 5
1935 *HERMINIO MASANTONIO (Argentina) 4
1937 RAUL TORO (Chile) 7
1939 TEODORO FERNANDEZ (Peru) 7
1941 *JUAN MAHVEZZI (Argentina) 5
1942 HERMINIO MASANTONIO, JUAN MORENO (Argentina) 7
1945 NORBERTO MENDEZ (Argentina) 6
1945 *HELENO DE FREITAS (Brasil) 6
1946 *JOSE MEDINA (Uruguay) 7
1947 NICOLAS FALEHO (Uruguay) 7
1949 JAIR (Brasil) 9
1953 FRANCISCO MOLINA (Chile) 7
1955 RODOLFO MICHEL (Argentina) 8
1956 *ENRIQUE HORMAZABAL (Chile) 4
1957 JAVIER AMBROIS (Uruguay), HUMBERTO MASCHIO (Argentina) 9
1959 PELE (Brasil) 8
1959 *JOSE SANFILIPPO (Argentina) 5
1963 CARLOS RAFFO (Ekuador) 6
1967 LUIS ARTIME (Argentina) 5
1975 ERNESTO DIAZ (Kolombia), LEOPOLDO LUQUE (Argentina) 4
1979 *EUGENIC MOREL (Paraguay), JORGE PEREDO (Chile) 4
1983 FRANCO NAVARRO (Peru) 4
1987 ARNOLDO IGUARAN (Kolombia) 4
1989 BEBETO (Brasil) 6
1991 GABRIEL BATISTUTA (Argentina) 6
1993 JOSE DOLGETTA (Venezuela) 4
1995 GABRIEL BATISTUTA (Argentina), LUIS GARCIA (Meksiko) 4
1997 LUIS HERNANDEZ (Meksiko) 6
*dianggap tidak resmi
Kalau mau dicari lawannya, barangkali cuma satu: FIFA Confederations Cup atau Piala Konfederasi 1999 di Meksiko. 24 Juli - 4 Agustus, yang hanya berselang 5 hari setelah berakhirnya Copa America 1999. Selebihnya, ya tidak ada. Tapi kalau melihat uzurnya umur Copa America yang telah mencapai 89 tahun, lalu bandingkan dengan Piala Konfederasi yang masih 'balita' karena baru dimulai 1995, bagaimana pendapat Anda?
Belum lagi vonis meyakinkan seperti ini: Piala Amerika adalah kejuaraan antarbangsa, internasional, yang tertua lantaran sudah digelar sejak 1910! Lalu disebut terbesar melihat total gol, kartu kuning, kartu merah, dan total penonton, atau yang tergampang saja, juaranya. Bayangkan, Argentina dan Uruguay telah berbagi 14 gelar.
Jargon terbesar juga bisa datang dari total gol sepanjang 1910-1997 atau 38 kali kejuaraan (edisi pertama pada 1910 tidak diakui), dengan 1.978 gol. Bandingkan dengan Piala Dunia (1930-1998) yang 1.755 gol tapi dengan peserta segudang. Nantikan gol-gol selanjutnya yang akan terjadi di Paraguay 1999, kejuaraan yang akan diikuti 12 negara termasuk 'wakil Asia' Jepang, yang datang sebagai undangan khusus.
2.000 Gol
Bukannya bermaksud mendahului takdir Illahi, namun hampir pasti gol bersejarah, gol ke-2.000, tampaknya bakal terjadi di kancah Paraguay 1999 ini. Siapa pembuatnya, inilah yang bakal seru dinanti. Begitu Ze Roberto membuat gol ketiga di menit 90, kala Brasil bertemu Bolivia di final Piala Amerika ke-38, pada 29 Juni 1997, saat itu pula lahir gol ke-1.978.
Berarti tinggal 22 gol saja menuju gol ke-2.000. Melihat timpangnya kekuatan dari 3 grup yang ada, dan kalau diasumsikan setiap laga rata-rata lahir 3 gol saja, maka berarti di laga keempat-lah gol ke-2.000 akan lahir. Pemain dan negara mana yang berpeluang membuatnya? Sungguh kebetulan, di partai keempat ini Brasil akan bertanding melawan tim lemah Venezuela di Ciudad del Este, 30 Juni atau 1 Juli waktu Indonesia. Sangatlah mungkin jika memang Brasil yang melakukannya.
Yang jadi pertanyaan, siapa pemain Brasil yang menciptakan gol bersejarah tersebut? Meski di atas kertas pemain Venezuela bisa juga membuatnya, namun para delanteros tim Samba agaknya lebih punya kans besar. Marcio Amoroso, Rivaldo, atau Romario?
Namun andai ada kejutan di mana peta kekuatan agak seimbang, katakanlah rata-rata gol cuma 2 per partai, maka gol ke-2.000 kemungkinan besar muncul saat laga Argentina vs Ekuador di Luque, 1 Juli atau 2 Juli waktu Indonesia. Di sini goleador Argentina macam Martin Palermo, Ariel Ortega, atau Claudio Lopez berpeluang menghentak sejarah.
Andai kedua partai di atas masih meleset, maka duel kelima antara Uruguay vs Kolombia di Luque justru yang akan menghasilkan rekor baru pencetak gol. Nama Gustavo Poyet atau Alvaro Recoba dari Uruguay atau Hamilton Ricard dan Faustino Asprilla paling punya kesempatan untuk itu.
Argentina vs Brasil?
Sebenarnya tak terlalu sulit menentukan siapa yang bakal menjadi juara Piala Amerika 1999. Menyebut Argentina, Brasil, dan Uruguay saja kemungkinan benarnya sangat besar. Kalau yang ada ditambahkan, masukkanlah si tuan rumah Paraguay.
Namun bursa taruhan SSP International punya versi lain meskipun tidak begitu jauh dari yang disebutkan tadi. Bandar taruhan yang berbasis di Inggris itu memasang secara berturut-turut Brasil, Argentina, Paraguay, dan Chile yang punya peluang besar sebagai finalis, lebih banyak karena berisikan para bintangnya dan tradisi juara.
Dari edaran SSP itu, berarti Brasil dan Argentina kembali dijagokan bertemu di final. Ke mana Uruguay, negara yang juga langganan juara? Faktor pemain yang rata-rata masih 'hijau' alias minim pengalaman meski diperkuat Gustavo Poyet atau Alvaro Recoba, dinilai agak sulit bersaing. Jangankan dengan Argentina atau Brasil, di hadapan Chile saja yang punya duet maut Ivan Zamorano-Marcelo Salas, sudah berat. Apalagi masuknya pelatih berkarisma Daniel Passarella di tim Tango dinilai bukan merupakan kekuatan buat Uruguay, justru makin melemahkan posisi mereka.
Sementara itu kelemahan terbesar Paraguay memang mudah ditebak. Tradisi juara. Juga tak diperkuat kapten sekaligus 'roh' permainannya, kiper eksentrik Jose Luis Chilavert. Walau demikian, berkat statusnya sebagai tuan rumah, juara 1963 dan 1979 itu diyakini SSP bisa menembus semifinal dengan cara-cara khusus. Nah, menarik untuk ditunggu.
BURSA JUARA
Brasil 2,00 sampai 1,30
Argentina 2,85 sampai 1,50
Paraguay 5,00 sampai 2,30
Chile 9,00 sampai 3,00
Meksiko 16,00 sampai 6,00
Kolombia 20,00 sampai 7,00
Uruguay 25,00 sampai 8,00
Ekuador 30,00 sampai 10,00
Bolivia 50,00 sampai 16,00
Peru 66,00 sampai 20,00
Jepang 100,00 sampai 30,00
Venezuela 250,00 sampai 80,00
PARADE JUARA
1910 ARGENTINA*
1916 URUGUAY
1917 URUGUAY
1919 BRASIL
1920 URUGUAY
1921 ARGENTINA
1922 BRASIL
1923 URUGUAY
1924 URUGUAY
1925 ARGENTINA
1926 URUGUAY
1927 ARGENTINA
1929 ARGENTINA
1935 URUGUAY
1937 ARGENTINA
1939 PERU
1941 ARGENTINA
1942 URUGUAY
1945 ARGENTINA
1946 ARGENTINA
1947 ARGENTINA
1949 BRASIL
1953 PARAGUAY
1955 ARGENTINA
1956 URUGUAY
1957 ARGENTINA
1959 ARGENTINA
1959 URUGUAY
1963 BOLIVIA
1967 URUGUAY
1975 PERU
1979 PARAGUAY
1983 URUGUAY
1987 URUGUAY
1989 BRASIL
1991 ARGENTINA
1993 ARGENTINA
1995 URUGUAY
1997 BRASIL
DISTRIBUSI TITEL
Juara 1 2 3
Argentina 14 10 4
Uruguay 14 5 8
Brasil 5 11 7
Paraguay 2 5 7
Peru 2 0 6
Bolivia 1 1 0
Chile 0 4 5
Kolombia 0 1 3
Meksiko 0 1 1
TOP SKOR
1916 *ISABELINO GRADIA (Uruguay) 3 Gol
1917 ANGEL ROMANO (Uruguay) 4
1919 ARTHUR FREIDENREICH (Brasil), NECO (Brasil) 4
1920 ANGEL ROMANO, JOSE PEREZ (Uruguay) 3
1921 JULIO LIBONAHI (Argentina) 3
1922 JUAN FRANCIA (Argentina) 4
1923 VALOINO AGUIRRE (Argentina), PEDRO PETRONE (Uruguay) 3
1924 PEDRO PETRONE (Uruguay) 4
1925 MANUEL SEOANE (Argentina) 6
1926 HECTOR SCARONE, HECTOR CASTRO (Uruguay); GUILLERM SUBIABRE (Chile) 6
1927 ALFREDO CARRICABERRY, SEGUNDO LUNA (Argentina); PEDRO PETRONE, ROBERTO FIGUEROA, HECTOR SCARONE (Uruguay) 3
1929 AURELIO GONZALEZ (Paraguay) 5
1935 *HERMINIO MASANTONIO (Argentina) 4
1937 RAUL TORO (Chile) 7
1939 TEODORO FERNANDEZ (Peru) 7
1941 *JUAN MAHVEZZI (Argentina) 5
1942 HERMINIO MASANTONIO, JUAN MORENO (Argentina) 7
1945 NORBERTO MENDEZ (Argentina) 6
1945 *HELENO DE FREITAS (Brasil) 6
1946 *JOSE MEDINA (Uruguay) 7
1947 NICOLAS FALEHO (Uruguay) 7
1949 JAIR (Brasil) 9
1953 FRANCISCO MOLINA (Chile) 7
1955 RODOLFO MICHEL (Argentina) 8
1956 *ENRIQUE HORMAZABAL (Chile) 4
1957 JAVIER AMBROIS (Uruguay), HUMBERTO MASCHIO (Argentina) 9
1959 PELE (Brasil) 8
1959 *JOSE SANFILIPPO (Argentina) 5
1963 CARLOS RAFFO (Ekuador) 6
1967 LUIS ARTIME (Argentina) 5
1975 ERNESTO DIAZ (Kolombia), LEOPOLDO LUQUE (Argentina) 4
1979 *EUGENIC MOREL (Paraguay), JORGE PEREDO (Chile) 4
1983 FRANCO NAVARRO (Peru) 4
1987 ARNOLDO IGUARAN (Kolombia) 4
1989 BEBETO (Brasil) 6
1991 GABRIEL BATISTUTA (Argentina) 6
1993 JOSE DOLGETTA (Venezuela) 4
1995 GABRIEL BATISTUTA (Argentina), LUIS GARCIA (Meksiko) 4
1997 LUIS HERNANDEZ (Meksiko) 6
*dianggap tidak resmi
(foto: noticias.terra.es/goal/football-en.footforever.com)