Bagi Kurniawan waktu-waktu ke depan tampaknya bakal sibuk, boleh jadi tidak bertemu dengan keluarga atau sekedar untuk beristirahat. Di saat pemain-pemain lain pulang mudik, setelah mengalahkan Hong Kong, dia malah harus pergi lagi ke Swiss, Rabu siang kemarin.
Kurniawan balik lagi ke Swiss untuk bergabung dengan FC Luzern yang sedang mempersiapkan diri untuk musim kompetisi Liga Swiss 1995/96. Tapi kenapa buru-buru, Kur? Rupanya ada kabar mendesak tapi cukup menggembirakan. Dia harus segera meneken kontrak baru di FCL. Kontrak akan diperpanjang?
“Ya ceritanya memang begitu. Kontrak saya di Luzern diperpanjang setahun. Tapi saya belum bertemu dengan presiden FC Luzern,” kata Kurniawan singkat ketika ditemui di kamar 824 Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Khusus bicara soal kontrak, ayah Kurniawan malah lebih lincah. Bahkan beliau sudah menerima telpon dari Swiss. Sebagaimana standar kompetisi di Eropa yang sudah profesional, maka jika ada pemain yang masih berstatus amatir atau di bawah umur 18 tahun, maka yang menjadi agennya adalah dari pihak keluarga. Biasanya ayah.
“Mereka sudah mengirim faks di hotel ini untuk segera disampaikan ke Kurniawan. Setahu saya dia akan dibayar kira-kira Rp 10 juta sebulan. Kontraknya akan segera ditandatangani begitu dia tiba di Swiss,” jelas Budi Riyanto ketika ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu siang. Bagaimana perasaan Kurniawan?
“Jelas gembira, tapi saya sebenarnya kangen ingin pulang dulu ke Magelang. Kumpul dengan keluarga barang sebentar. Tapi susah ya. Mau bagaimana lagi?” jawab sendiri si anak muda kelahiran Magelang 13 Juli 1976 itu.
Anang dan Aples
Cerita Anang lain lagi. Pemuda kelahiran Surabaya 18 Mei 1976 itu akan menjadi pemain ‘cabutan’ alias pemain sewaan klub top Serie A, Sampdoria, untuk agenda tur-nya ke Hong Kong, Cina, dan Korea Selatan. Jika sikap Kurniawan sudah seperti pemain Eropa sebab sudah berpengalaman lebih dulu, tidak demikian halnya dengan Anang.
“Senang Mas, dapat kesempatan berlatih dan bermain dengan bintang tenar macam Ruud Gullit dan David Platt. Mudah-mudahan saya bisa dimainkan dalam tur Sampdoria nanti oleh pelatih Sven-Goran Eriksson,” kata anak muda yang pemalu ini.
Putra sulung pasangan Miskan dan Murti itu berharap kesempatan ini akan membuka peluang dia meraih impiannya, bermain di liga Eropa seperti Kurniawan. Anang mengaku lebih memilih bermain di Eropa ketimbang di Liga Indonesia. “Kalau ada kesempatan sekalian saja main di Eropa, tidak usah dulu bermain di Indonesia,” kata mantan kapten Persebaya junior tersebut.
Sementara itu kabar sedikit menggembirakan juga diraih oleh Aples Tecuari. Menurut pelatih nasional Romano Matte, bek Pelita Jaya itu akan dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan PSSI untuk menghadapi SEA Games, Desember mendatang. “Sebenarnya ada dua atau tiga pemain lagi. Tapi nantilah lihat perkembangan,” tutur Romano singkat ketika ditanya.
(foto: tjandra)
Kurniawan balik lagi ke Swiss untuk bergabung dengan FC Luzern yang sedang mempersiapkan diri untuk musim kompetisi Liga Swiss 1995/96. Tapi kenapa buru-buru, Kur? Rupanya ada kabar mendesak tapi cukup menggembirakan. Dia harus segera meneken kontrak baru di FCL. Kontrak akan diperpanjang?
“Ya ceritanya memang begitu. Kontrak saya di Luzern diperpanjang setahun. Tapi saya belum bertemu dengan presiden FC Luzern,” kata Kurniawan singkat ketika ditemui di kamar 824 Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Khusus bicara soal kontrak, ayah Kurniawan malah lebih lincah. Bahkan beliau sudah menerima telpon dari Swiss. Sebagaimana standar kompetisi di Eropa yang sudah profesional, maka jika ada pemain yang masih berstatus amatir atau di bawah umur 18 tahun, maka yang menjadi agennya adalah dari pihak keluarga. Biasanya ayah.
“Mereka sudah mengirim faks di hotel ini untuk segera disampaikan ke Kurniawan. Setahu saya dia akan dibayar kira-kira Rp 10 juta sebulan. Kontraknya akan segera ditandatangani begitu dia tiba di Swiss,” jelas Budi Riyanto ketika ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu siang. Bagaimana perasaan Kurniawan?
“Jelas gembira, tapi saya sebenarnya kangen ingin pulang dulu ke Magelang. Kumpul dengan keluarga barang sebentar. Tapi susah ya. Mau bagaimana lagi?” jawab sendiri si anak muda kelahiran Magelang 13 Juli 1976 itu.
Anang dan Aples
Cerita Anang lain lagi. Pemuda kelahiran Surabaya 18 Mei 1976 itu akan menjadi pemain ‘cabutan’ alias pemain sewaan klub top Serie A, Sampdoria, untuk agenda tur-nya ke Hong Kong, Cina, dan Korea Selatan. Jika sikap Kurniawan sudah seperti pemain Eropa sebab sudah berpengalaman lebih dulu, tidak demikian halnya dengan Anang.
“Senang Mas, dapat kesempatan berlatih dan bermain dengan bintang tenar macam Ruud Gullit dan David Platt. Mudah-mudahan saya bisa dimainkan dalam tur Sampdoria nanti oleh pelatih Sven-Goran Eriksson,” kata anak muda yang pemalu ini.
Putra sulung pasangan Miskan dan Murti itu berharap kesempatan ini akan membuka peluang dia meraih impiannya, bermain di liga Eropa seperti Kurniawan. Anang mengaku lebih memilih bermain di Eropa ketimbang di Liga Indonesia. “Kalau ada kesempatan sekalian saja main di Eropa, tidak usah dulu bermain di Indonesia,” kata mantan kapten Persebaya junior tersebut.
Sementara itu kabar sedikit menggembirakan juga diraih oleh Aples Tecuari. Menurut pelatih nasional Romano Matte, bek Pelita Jaya itu akan dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan PSSI untuk menghadapi SEA Games, Desember mendatang. “Sebenarnya ada dua atau tiga pemain lagi. Tapi nantilah lihat perkembangan,” tutur Romano singkat ketika ditanya.