Plong. Akhirnya Terry Venables memasukkan juga nama Stan Collymore, penyerang yang sedang naik daun di Premiership, ke dalam skuatnya. Ini jelas melegakan pers dan publik Inggris yang memang berharap agar striker plontos Nottingham Forest itu segera membela tim nasional.
Cetak biru itu lahir dari debutnya yang mengagumkan di Premiership bersama The Tricky Trees. Dibanding Alan Shearer atau Andy Cole, tak diragukan, Collymore lebih unggul dalam kecepatan, dan yang pasti bola-bola udara sebab tubuhnya lebih tinggi. Pria berwajah gembira ini selicin belut bila berkecimpung di kotak penalti, yang sering bikin lawan kelimpungan bila dia sudah menerobos.
"Di mata saya, dia lebih berbahaya dari Andy Cole," aku Des Walker, bek Inggris di Piala Dunia 1990. Walker, yang membela Sheffield Wednesday sepulangnya dari Sampdoria, bukan asal njeplak. Dia merasakannya secara aktual waktu klubnya dipermak 1-7 oleh Collymore dkk. di Premiership musim ini.
Sejak ditransfer dari klub divisi satu, Southend United, pada awal musim 1993/94 lalu, penyerang seharga 12 juta pound (sekitar Rp 37 milyar) sanggup mencetak 25 gol di musim 1994/95. Akibat kiprahnya yang banyak mencengangkan media massa, pengamat, dan masyarakat itu, tak heran bila Everton dan Manchester United langsung berlomba untuk merekrutnya.
Piala UEFA
"Biar kami sedang mengalami kesulitan finansial, saya tak ada niatan sedikit pun untuk melepasnya," tandas pelatih Forest, Frank Clark, yang tampak penuh euforia atas hasil yang dicapai. Sesumbarkah dia? Entahlah. Namun melihat rekor Collymore ada benarnya juga.
Bersama Bryan Roy, playmaker asal Belanda, dan Andrea Silenzi, penyerang Italia, Collymore berjasa besar atas sukses klub yang dua kali menjuarai Piala Champion ini dengan menduduki papan atas Premiership 1994/95. Pasukan Frank Clark kini sukses menapaki ajang Piala UEFA 1995/96 mendatang, setelah 13 tahun absen di belantara kejuaraan Eropa!
Hasil ini rada fantastis mengingat Nottingham Forest baru saja promosi ke Premiership di akhir musim 1993/94, setelah terdegradasi di musim sebelumnya. "Setelah memperkuat tim junior Inggris, wajarlah kalau saya ingin main juga di tim senior. Memang di sana ada Shearer dan Cole," kilah Collymore ketika ditanya wartawan atas pemanggilan namanya oleh Venables.
Bukan tidak mungkin, bila Venables lebih teliti, dia seharusnya memasangkan Collymore dengan Shearer ketimbang dengan Cole. "Menurut saya, seorang penyerang itu harus mempunyai kemampuan dasar seperti kuat, cepat, serta gesit. Tangguh di udara dan kekuatan merata di kedua kakinya. Tanpa alasan teknis seperti itu, Anda hanya bermimpi," kata striker bertinggi 188 cm tanpa bermaksud menyombongkan diri. Kita lihat saja buktinya ke depan.
Kecepatan dan kegesitan, penguasaan bola yang prima serta insting mematikan di depan gawang lawan, yang membuatnya disegani sekaligus ditakuti para bek pantas; mengantarkan pemuda kelahiran Stone pada 1 Januari 1971 itu menuju camp latihan Three Lions di London, dambaan setiap pemain bola Inggris.
(foto: sporting-heroes)
Cetak biru itu lahir dari debutnya yang mengagumkan di Premiership bersama The Tricky Trees. Dibanding Alan Shearer atau Andy Cole, tak diragukan, Collymore lebih unggul dalam kecepatan, dan yang pasti bola-bola udara sebab tubuhnya lebih tinggi. Pria berwajah gembira ini selicin belut bila berkecimpung di kotak penalti, yang sering bikin lawan kelimpungan bila dia sudah menerobos.
"Di mata saya, dia lebih berbahaya dari Andy Cole," aku Des Walker, bek Inggris di Piala Dunia 1990. Walker, yang membela Sheffield Wednesday sepulangnya dari Sampdoria, bukan asal njeplak. Dia merasakannya secara aktual waktu klubnya dipermak 1-7 oleh Collymore dkk. di Premiership musim ini.
Sejak ditransfer dari klub divisi satu, Southend United, pada awal musim 1993/94 lalu, penyerang seharga 12 juta pound (sekitar Rp 37 milyar) sanggup mencetak 25 gol di musim 1994/95. Akibat kiprahnya yang banyak mencengangkan media massa, pengamat, dan masyarakat itu, tak heran bila Everton dan Manchester United langsung berlomba untuk merekrutnya.
Piala UEFA
"Biar kami sedang mengalami kesulitan finansial, saya tak ada niatan sedikit pun untuk melepasnya," tandas pelatih Forest, Frank Clark, yang tampak penuh euforia atas hasil yang dicapai. Sesumbarkah dia? Entahlah. Namun melihat rekor Collymore ada benarnya juga.
Bersama Bryan Roy, playmaker asal Belanda, dan Andrea Silenzi, penyerang Italia, Collymore berjasa besar atas sukses klub yang dua kali menjuarai Piala Champion ini dengan menduduki papan atas Premiership 1994/95. Pasukan Frank Clark kini sukses menapaki ajang Piala UEFA 1995/96 mendatang, setelah 13 tahun absen di belantara kejuaraan Eropa!
Hasil ini rada fantastis mengingat Nottingham Forest baru saja promosi ke Premiership di akhir musim 1993/94, setelah terdegradasi di musim sebelumnya. "Setelah memperkuat tim junior Inggris, wajarlah kalau saya ingin main juga di tim senior. Memang di sana ada Shearer dan Cole," kilah Collymore ketika ditanya wartawan atas pemanggilan namanya oleh Venables.
Bukan tidak mungkin, bila Venables lebih teliti, dia seharusnya memasangkan Collymore dengan Shearer ketimbang dengan Cole. "Menurut saya, seorang penyerang itu harus mempunyai kemampuan dasar seperti kuat, cepat, serta gesit. Tangguh di udara dan kekuatan merata di kedua kakinya. Tanpa alasan teknis seperti itu, Anda hanya bermimpi," kata striker bertinggi 188 cm tanpa bermaksud menyombongkan diri. Kita lihat saja buktinya ke depan.
Kecepatan dan kegesitan, penguasaan bola yang prima serta insting mematikan di depan gawang lawan, yang membuatnya disegani sekaligus ditakuti para bek pantas; mengantarkan pemuda kelahiran Stone pada 1 Januari 1971 itu menuju camp latihan Three Lions di London, dambaan setiap pemain bola Inggris.
(foto: sporting-heroes)