Kisah sukses sebagai pemain inti ternyata diulangi lagi oleh Kurniawan, empat hari kemudian (12/4). Bertandang ke Lugano menghadapi tuan rumah, Luzern bermain 0-0. Walau imbang, tapi penampilan remaja berbintang Cancer ini kembali memukau, bahkan nyaris bikin gol lagi. Sayang, tendangannya masih diblok kiper Lugano dengan susah payah.
Bermain di kandang Lugano – Stadion Comunale di Cornaredo – dan disiarkan oleh TV DRS (Swiss-Jerman), TSI (Swiss-Italia), dan TSR (Swiss-Prancis) itu, penampilan Kurniawan di depan terlihat cukup dominan bersama Urs Guentensperger. Kiprahnya berlanjut pada Piala Swiss, Sabtu lalu. Lagi-lagi bertemu musuh bebuyutan Luzern, yakni FC Basel. Main dari permulaan, Kurni memang tidak mencetak gol, tapi gol kedua yang dicetak Guenstensperger di menit 60 adalah hasil assist Kurniawan.
Lewat duet Guentensperger dan Kurniawan, Basel yang diperkuat oleh striker nasional Swiss, Dario Zuffi, kembali kembali digedor pertahanannya. Mereka juga masih down oleh kekalahan sebelumnya dari Luzern di liga. Sebaliknya Kurniawan dkk. tampil ngotot dan ingin membuktikan bahwa mereka lebih unggul dari musuh bebuyutannya itu.
Luzern akhirnya menang 2-0. Satu gol sebelumnya dibuat oleh Stefan Wols di menit 60. Delapan menit menjelang usai, Kurniawan diganti oleh rekannya yang sering menjemput kala latihan, Oliver Camenzind. Sedang Guentensperger sudah diganti Agent Sawu sebelumnya di menit 74. Atas hasil ini, Luzern melaju ke babak semifinal dan akan bertemu Young Boys pada 2 Mei mendatang.
Klub yang bermarkas di Stadion Allmend ini memang spesialis Piala Swiss. Mereka sering berprestasi di sini ketimbang di liga. Puncaknya yaitu ketika merenggut Piala Swiss 1991/92, yang mengantarkan mereka tampil di ajang Eropa, Piala Winner 1992/93. Sayang sekali Luzern dikandaskan Feyenoord (1-0 dan 1-4) di babak kedua. “Makanya FCL (sebutan umum FC Luzern) amat menganak-emaskan Piala Swiss,” tambah Kurniawan yang baru mengunjungi rekan-rekannya (timnas U19 PSSI Olimpiade) di Primavera itu.
Melepas Rindu
Ke mana Kurniawan setelah bertanding di Lugano, Rabu pekan lalu, akhirnya terjawab. “Saya dipanggil Mister Danur (Danurwindo) ke Tavarone, Italia. Karena ada libur Paskah dua hari, saya bersedia saja. Hitung-hitung melepas rindu dengan teman-teman (PSSI Primavera),” ungkapnya.
Ternyata sesampainya di sana, pelatih Primavera, Tord Grip dan asistennya, Danurwindo, punya rencana lain. Ia meminta Kurniawan berlatih bersama. Tak lain sebagai persiapan ujicoba menghadapi Pra Olimpiade, akhir Mei mendatang.
“Saya menyukai pola 3-5-2 yang diterapkan Grip sekarang ini, Sehingga lima gelandang bisa lebih bervariasi lagi melakukan serangan,” ujar Kurniawan, yang sudah melepas rindu dengan Indriyanto Nugroho, Yeyen Yumena, dan Kurnia Sandy – tiga rekan yang paling sering diteleponnya saat ia berada di Swiss.
“Makanya saya tambah yakin akan membuat gol sebanyak-banyaknya di Jakarta nanti. Bener lho, saya sudah rindu Tanah Air dan Magelang tentunya,” tambahnya polos. Namun secara tersirat ia mengatakan bahwa keberhasilan Luzern masuk semifinal Piala Swiss justru membuat pikirannya mendua. Meski kepergiannya ke Jakarta, menurut rencana 17 Mei nanti, sudah diizinkan klubnya.
“Kalau menang lawan Young Boys, tentunya ada latihan khusus lagi. Tak tahulah bagaimana nanti, lihat perkembangan,” tambah remaja kelahiran 17 Juli 1976 ini tanpa melanjutkan apa yang dimaksud. Saat latihan singkat di Tavarone, Kurniawan dipasangkan dengan Asep Dayat, sebagai tombak kembar. “Saya tidak menyangka, ternyata dia bagus juga,” kesan Kurniawan pada striker asal Persib Bandung itu.
(foto: stefan sihombing)
Bermain di kandang Lugano – Stadion Comunale di Cornaredo – dan disiarkan oleh TV DRS (Swiss-Jerman), TSI (Swiss-Italia), dan TSR (Swiss-Prancis) itu, penampilan Kurniawan di depan terlihat cukup dominan bersama Urs Guentensperger. Kiprahnya berlanjut pada Piala Swiss, Sabtu lalu. Lagi-lagi bertemu musuh bebuyutan Luzern, yakni FC Basel. Main dari permulaan, Kurni memang tidak mencetak gol, tapi gol kedua yang dicetak Guenstensperger di menit 60 adalah hasil assist Kurniawan.
Lewat duet Guentensperger dan Kurniawan, Basel yang diperkuat oleh striker nasional Swiss, Dario Zuffi, kembali kembali digedor pertahanannya. Mereka juga masih down oleh kekalahan sebelumnya dari Luzern di liga. Sebaliknya Kurniawan dkk. tampil ngotot dan ingin membuktikan bahwa mereka lebih unggul dari musuh bebuyutannya itu.
Luzern akhirnya menang 2-0. Satu gol sebelumnya dibuat oleh Stefan Wols di menit 60. Delapan menit menjelang usai, Kurniawan diganti oleh rekannya yang sering menjemput kala latihan, Oliver Camenzind. Sedang Guentensperger sudah diganti Agent Sawu sebelumnya di menit 74. Atas hasil ini, Luzern melaju ke babak semifinal dan akan bertemu Young Boys pada 2 Mei mendatang.
Klub yang bermarkas di Stadion Allmend ini memang spesialis Piala Swiss. Mereka sering berprestasi di sini ketimbang di liga. Puncaknya yaitu ketika merenggut Piala Swiss 1991/92, yang mengantarkan mereka tampil di ajang Eropa, Piala Winner 1992/93. Sayang sekali Luzern dikandaskan Feyenoord (1-0 dan 1-4) di babak kedua. “Makanya FCL (sebutan umum FC Luzern) amat menganak-emaskan Piala Swiss,” tambah Kurniawan yang baru mengunjungi rekan-rekannya (timnas U19 PSSI Olimpiade) di Primavera itu.
Melepas Rindu
Ke mana Kurniawan setelah bertanding di Lugano, Rabu pekan lalu, akhirnya terjawab. “Saya dipanggil Mister Danur (Danurwindo) ke Tavarone, Italia. Karena ada libur Paskah dua hari, saya bersedia saja. Hitung-hitung melepas rindu dengan teman-teman (PSSI Primavera),” ungkapnya.
Ternyata sesampainya di sana, pelatih Primavera, Tord Grip dan asistennya, Danurwindo, punya rencana lain. Ia meminta Kurniawan berlatih bersama. Tak lain sebagai persiapan ujicoba menghadapi Pra Olimpiade, akhir Mei mendatang.
“Saya menyukai pola 3-5-2 yang diterapkan Grip sekarang ini, Sehingga lima gelandang bisa lebih bervariasi lagi melakukan serangan,” ujar Kurniawan, yang sudah melepas rindu dengan Indriyanto Nugroho, Yeyen Yumena, dan Kurnia Sandy – tiga rekan yang paling sering diteleponnya saat ia berada di Swiss.
“Makanya saya tambah yakin akan membuat gol sebanyak-banyaknya di Jakarta nanti. Bener lho, saya sudah rindu Tanah Air dan Magelang tentunya,” tambahnya polos. Namun secara tersirat ia mengatakan bahwa keberhasilan Luzern masuk semifinal Piala Swiss justru membuat pikirannya mendua. Meski kepergiannya ke Jakarta, menurut rencana 17 Mei nanti, sudah diizinkan klubnya.
“Kalau menang lawan Young Boys, tentunya ada latihan khusus lagi. Tak tahulah bagaimana nanti, lihat perkembangan,” tambah remaja kelahiran 17 Juli 1976 ini tanpa melanjutkan apa yang dimaksud. Saat latihan singkat di Tavarone, Kurniawan dipasangkan dengan Asep Dayat, sebagai tombak kembar. “Saya tidak menyangka, ternyata dia bagus juga,” kesan Kurniawan pada striker asal Persib Bandung itu.
(foto: stefan sihombing)