Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Indriyanto Nugroho: Duet Sejoli Kurniawan

Inilah komentar Danurwindo soal Indriyanto Nugroho. "Ia maju pesat. Dia kini lebih berani, lebih percaya diri," ungkap Mister, sapaan anak-anak Primavera pada Danurwindo. Pelatih PSSI Primavera itu mengaku sedikit heran karena selama berlatih di Italia, Nunung - sapaan akrab Indriyanto - biasa-biasa saja.

Indriyanto Nugroho: Duet Sejoli Kurniawan

Menaiknya grafik permainan Nunung terbukti ketika pemuda berkumis itu memainkan peran yang begitu sentral sewaktu bertarung melawan Qatar dalam partai perdana Ahad lalu. Manuvernya berbahaya, intersepsinya juga tajam. Nunung juga jago membuka ruang gerak untuk tandemnya, Kurniawan 'Ade' Dwi Yulianto. Tetapi saat itu Nunung hanya sanggup main 75 menit. Dia harus keluar lapangan sambil terpincang-pincang. "Paha saya ketarik, Mas," kata Indriyanto Nugroho, pemuda kelahiran Sukoharjo dan lulusan SMAN Ragunan itu.

Pengaruh Nunung untuk tim lumayan kuat. Buktinya usai dia diganti Dian Irsandy, barisan depan PSSI Primavera tidak seatraktif sebelumnya, terlihat agak kehilangan 'darah'. Kurniawan, ujung tombak tajam yang tampil belum maksimal itu, tampak kehilangan betul teman duet sehatinya. Dia nekat untuk mencoba semuanya secara one man show. Mulai dari membuka ruang gerak, aksi meloloskan diri, sampai beraksi menembus jantung pertahanan lawan.

Dian Irsandy, anak Bogor yang menggantikan Indriyanto, terlihat belum begitu padu, dan tidak nyetel dengan Kurniawan. Di mata Sinyo Aliandoe, hal ini dianggap membahayakan karena bisa menutup potensi peluang dan gol untuk Indonesia. "Jangan biarkan Kurniawan sendirian!" katanya.

Dian, mantan PSSI U-16 yang belum lama pulang dari menimba pengalaman bertanding di Teheran, dan baru sebulan terakhir bergabung dengan PSSI Primavera, dalam 15 menit terakhir melawan Qatar itu tampak tidak memanfaatkan banyaknya perhatian bek-bek Qatar pada Kurni. "Mungkin karena saya masih baru bekerja sama dengan dia," timpal Kurni coba menetralisir pertanyaan.

Tampaknya, jika salah satu dari Kurniawan atau Indriyanto tidak tampil, Romano Matte dan Danurwindo mesti lebih mengoptimalkan lagi kinerja Dian Irsandy dalam latihan-latihan. Atau, mengembalikan kepercayaan pada anak Malang yang sebetulnya lebih enerjik, yakni Ferry Taufik Budiman.

Duet Sejoli

Duo Kurniawan dan Indriyanto, menurut sejumlah pengamat, dinilai amat menggetarkan nyali lawan. Mereka tampak serasi, saling mengisi dan 'berkorban' untuk sesamanya. Hal ini mengundang pujian. Belum lagi kalau bicara dukungan dari dua gelandang sayap, Supriono (kanan) dan Nurul Huda (kiri) yang agresif. "Mereka duet sayap terbaik dari semua tim di kejuaraan ini," puji Fuad Hassan, manajer tim Bahrain.

Lepas dari itu, banyak yang tidak tahu, ketika barisan depan PSSI Primavera kehilangan Indry, Kurni pun sering kehilangan sentuhan prima, dan mau tak mau dia harus bekerja lebih keras. Inilah masalahnya. 

Dengan membiarkan Kurniawan bertarung sendirian di jantung pertahanan lawan, tampaknya menjadi tugas duet Romano-Danur untuk mencari solusinya. Diperkirakan dan tentunya diharapkan, dalam bertemu Kazakshstan Sabtu besok, Indriyanto sudah pulih, lebih segar dan kembali prima.

"Mudah-mudahan, Mas," cetus pemuda yang memiliki tinggi 170 cm dan berat 61 kg itu. Indry, di mata Sinyo, adalah tipikal tombak yang pintar mencari dan membuka ruang paling dimengerti Kurniawan. Jelajahnya pun bagus, dan dia berani turun sampai 'ke dalam'.

Kurni pun merasa amat pas berpasangan dengannya. "Nunung memang pasangan yang cocok buat saya. Dia mengerti apa yang harus diperbuat jika saya sedang menguasai bola atau ditempel lawan," katanya dengan lugas. Oke kalau begitu, kita tunggu aksi mereka melawan anak-anak Kazakhstan.


(foto: stefansihombing)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini