Lewat perjuangan cukup panjang, MI Edhi Handoko akhirnya meraih gelar Grandmaster setelah merebut nilai 8 dari kemungkinan 12 yang dimainkan pada Turnamen Catur Grandmaster Internasional Gunadharma, yang berakhir Rabu (6/4) di Dai-ichi Hotel, Senen, Jakarta.
Sukses Edhi dihasilkan setelah di laga terakhir bermain remis dengan MI Xu Jun dari Cina. Sukses Edhie menulari rekan senegaranya, Salor Sitanggang, yang meraih norma MIR (Master International Result) untuk kedua kali. Kedua sukses ini amat berarti.
Sebab dengan hasil ini, Edhie menjadi GM keempat bagi Indonesia setelah Herman Suradiraja, Ardiansyah dan Utut Adianto. Sementara Edhi sebelumnya meraih GMR di Sirkuit Grandmaster Asia di Beijing dan Jakarta.
Sembilan pecatur luar negeri yang ikut dalam turnamen ini adalah GM Grigory Serper dari Uzbekistan, GM Ye Chuangchuan, GM wanita Xie Jun, GM Rongguang, MI Xu Jun (Cina). GM Rogelio Antonia (Filipina), GM Zbynek Hracek dan GM Pavel Blatny (Ceko), serta MI Vladislav Tkachie (Kazakhstan).
Sedangkan tuan rumah selain Edhi menurunkan GM Utut Adianto, FM Salor Sitanggang, dan Dede Liu. "Turnamen ini mempunyai arti sangat besar. Terutama untuk memberikan penambahan jam terbang pecatur, sehingga dapat memacu prestasi maksimal serta mencetak gelar Grandmaster dan Master Internasional," ungkap sekretaris panpel yang juga Ketua Lepkom STMIK Gunadharma, Bunawan.
Bagi Gunadharma kegiatan ini merupakan penyelenggaraan kedua turnamen catur bertaraf internasional setelah yang pertama 1993, yakni Sirkuit Grandmaster Asia. Uniknya, MI Edhi Handoko salah satu pecatur kuat Indonesia, mengatakan dia sebenarnya kurang persiapan dalam menghadapi turnamen ini. Sedangkan Salor Sitanggang merasa gembira bisa ikut turnamen ini.
"Saya sangat gembira bisa ikut di turnamen ini. Apalagi lawan-lawan kita juga cukup kuat. Saya harapkan turnamen seperti ini akan lebih sering diadakan. Karena buat kita akan besar manfaatnya," ujar Salor Sitanggang yang di babak kelima pada langkah ke-42 mengalahkan juara dunia wanita asal Cina GM Xie Jun.
Sukses Edhi dihasilkan setelah di laga terakhir bermain remis dengan MI Xu Jun dari Cina. Sukses Edhie menulari rekan senegaranya, Salor Sitanggang, yang meraih norma MIR (Master International Result) untuk kedua kali. Kedua sukses ini amat berarti.
Sebab dengan hasil ini, Edhie menjadi GM keempat bagi Indonesia setelah Herman Suradiraja, Ardiansyah dan Utut Adianto. Sementara Edhi sebelumnya meraih GMR di Sirkuit Grandmaster Asia di Beijing dan Jakarta.
Turnamen bersejarah buat Edhi Handoko. |
Sedangkan tuan rumah selain Edhi menurunkan GM Utut Adianto, FM Salor Sitanggang, dan Dede Liu. "Turnamen ini mempunyai arti sangat besar. Terutama untuk memberikan penambahan jam terbang pecatur, sehingga dapat memacu prestasi maksimal serta mencetak gelar Grandmaster dan Master Internasional," ungkap sekretaris panpel yang juga Ketua Lepkom STMIK Gunadharma, Bunawan.
Bagi Gunadharma kegiatan ini merupakan penyelenggaraan kedua turnamen catur bertaraf internasional setelah yang pertama 1993, yakni Sirkuit Grandmaster Asia. Uniknya, MI Edhi Handoko salah satu pecatur kuat Indonesia, mengatakan dia sebenarnya kurang persiapan dalam menghadapi turnamen ini. Sedangkan Salor Sitanggang merasa gembira bisa ikut turnamen ini.
"Saya sangat gembira bisa ikut di turnamen ini. Apalagi lawan-lawan kita juga cukup kuat. Saya harapkan turnamen seperti ini akan lebih sering diadakan. Karena buat kita akan besar manfaatnya," ujar Salor Sitanggang yang di babak kelima pada langkah ke-42 mengalahkan juara dunia wanita asal Cina GM Xie Jun.
(foto: Kristianus Liem)