Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Obsesi Sang Legenda

Alexander Chapman Ferguson CBE alias Sir Alex Ferguson (SAF), adalah kolektor medali dan trofi yang jumlahnya sulit ditiru pelatih manapun di seluruh Britania Raya, bahkan barangkali di dunia. Bicara soal kepuasan di sepak bola, barangkali sulit mengalahkan apa yang telah dirasakannya.

Obsesi Sang LegendaIa punya penyesalan selama 22 tahun melatih Manchester United. Artinya dari dia berusia 45 sampai kini 67 tahun. Sekilas tak berhubungan dengan bola. Namun baginya tetap terkait. Musik! Dan ini rada menyiksa dikenang lantaran menyangkut idolanya: Frank Sinatra! Di akhir 2008, Fergie menyesali gagal menghadiri undangan penyanyi berjuluk The Voices sekitar 10 tahun silam. Yang jadi penyebabnya karena Manchester United kalah dari Charlton Athletic 0-1 di Selhurst Park, April 1989. 

Dia langsung bad mood, malas bertemu siapa saja lalu ikut rombongan bus dan pulang ke rumah. Padahal saat itu Sinatra - yang tengah konser di London - mengundangnya bertemu. Penyesalan ini yang terbesar melebihi kegagalannya mendapatkan Paul Gascoigne atau Paolo Di Canio. Namun sejarah juga mencatat, tanpa Gazza dan Di Canio, United tetap berjaya dan nama Ferguson ikut digdaya dua dekade kemudian.

Tapi khusus Sinatra, dia mengaku kalah dan salah. Ternyata itu kesempatan satu-satunya bagi Ferguson karena pada 14 Mei 1998, penyanyi legendaris itu meninggal dunia. "Anda tak bisa mengalahkan Sinatra. Saya benar-benar diundang dia untuk jamuan makan di suatu malam," ungkap eks striker Queens Park, Dunfermline, Glasgow Rangers, dan Ayr United ini. Selain ahli siasat dan memotivasi, dia juga dikenal sebagai penggemar musik fanatik. Suaranya lumayan bagus, setidaknya untuk ukuran di pesta-pesta. Di setiap acara United, dia pasti menyanyi. Apa lagunya, gampang ditebak, apalagi kalau bukan lagu-lagunya Frank Sinatra.

Soal Piano

Musik jadi hal terpenting kedua setelah sepak bola. Artinya sesudah Manchester United adalah Frank Sinatra. Sudah bukan rahasia lagi, selain Sinatra, Ferguson menyukai barisan penyanyi jadul seperti Nat King Cole, Matt Monroe, dan Dean Martin. Namun dia juga menggemari penyanyi yang rada modern seperti Annie Lennox dan Mick Hucknall. Tatkala bernyanyi, Ferguson selalu berpikir dia seorang penyanyi yang bagus. Lagu andalan selain My Way adalah Sweet Lorraine milik Nat King Cole. Dia kerap menyanyikan lagu ini di peternakannya sambil menunggu sapi-sapinya pulang ke kandang.

Makanya, jangan sesekali mengadu pengetahuan tentang Sinatra dan Nat King Cole dengannya. Lalu, apalagi setelah sepak bola dan musik? Barangkali ini juga banyak yang tahu. Balap kuda dan penikmat wine. Jadi, tolong, jangan dianggap hidup Ferguson melulu terobsesi dengan United. Tidak. Kebun anggurnya di Skotlandia luas, dan ia juga pemilik Rock of Gibraltar, salah satu kuda balap terbaik di dunia yang bernilai 2,5 juta pound.

Gara-gara kuda ini, di 2004 Fergie pernah ribut dengan John Magnier, pemilik United terdahulu. Pasalnya, Rock of Gibraltar - yang dimiliki bareng dengan Susan, istri Magnier - dijadikan isu sekaligus dalih untuk menekan kepemimpinan anak Alexander Beaton Ferguson dan Elizabeth Hardie ini di Old Trafford Empire.

Kegemaran Fergie pada musik juga mengungguli hobi lainya: golf. Ini maklumi lantaran sejak kecil dia dicekoki orang tuanya sebuah piano dan biola. "Tapi kini untuk main piano, kayaknya saya butuh tutor. Bukan untuk jadi jago, tapi sekedar bisa saja. Saya sudah coba berkali-kali, tapi tetap mentok!" aku pria Capricorn kelahiran 31 Desember 1941 ini. Persahabatannya dengan Mick Hucknall, pentolan grup musik Simply Reds, juga menarik perhatian.

Diceritakan bahwa ketika Alex Ferguson menjamu Hucknall di sebuah restoran Italia di Manchester, terjadi momen yang tak terduga. Kala itu sehari menjelang duel Liga Champion antara United dan Bayern Muenchen. Keduanya datang 15 menit sebelum restoran buka resmi. Namun 15 kemudian datang rombongan Muenchen, yang juga telah pesan tempat. Melihat Hucknall dan juga Ferguson, mereka bak kejatuhan bintang. Walau sadar orang tua yang satu itu bakal menjadi musuh, mereka tak perduli, dan, minta berfoto bareng!

Masa Obsesif

Di luar bola, Ferguson adalah pribadi yang sangat hangat. Dia sadar, hidupnya dihabiskan oleh dan untuk sepak bola, sehingga pada situasi lepas, orang akan kaget melihat humanitas asli Ferguson. Berbeda jauh dengan karakter kerasnya di pinggir lapangan. 

Fergie senang berguyon atau tertawa terbahak-bahak dengan gelas anggur di tangannya. Hucknall mengakui, selain pantas dijadikan teman yang menyenangkan, Ferguson punya naluri kuat sebagai ayah di mana saja. "Saya bangga bisa bersahabat dengannya sejak lama," aku penyanyi berambut kriwil itu. 

Obsesi Sang LegendaDi usia menuju kepala tujuh, lelaki yang lihai bergaul dan penuh perhatian ini mulai banyak mengurangi kegiatan di luar bola, kecuali yang wajib: liburan bersama Cathy Holding, wanita cantik yang dinikahinya sejak 1966. "Ini salah satu periode di mana saya terobsesi dengan segalanya. Pulang ke rumah lewat tengah malam, tapi masih dengan segudang persoalan," tuturnya tulus.

"Saya harus terlibat apapun di klub. Maka di rumah pun saya seringkali menelpon para pemandu bakat dan staf klub. Kalau itu tetap saya lakukan, barangkali diri saya sudah rusak sejak dulu. Saya coba lepaskan itu sedikit demi sedikit, dan saat itulah saya mulai membeli beberapa ekor kuda," lanjut Ferguson suatu kali pada MUTV.

Kedatangan Arsene Wenger dan meroketnya Kevin Keegan sebagai pelatih muda, mulai menjepit berbagai ambisinya. Di sekitar 1998, saat perseteruannya tengah memuncak, Wenger pernah menohoknya namun bagus untuk mengingatkannya dengan ucapan: "Pulanglah ke rumah dan lihatlah wajah istri anda di pagi hari!" Gayung bersambut. "Kamu memang terlalu banyak obsesi," sungut Cathy.

Sejak saat itulah, Ferguson menjadikan musik, kuda, anggur, dan golf sebagai sarana liburannya. Sedikit demi sedikit ia mulai memutar enerjinya dari Manchester United untuk itu. "Saya tidak akan tergoda dengan segala sesuatu yang terjadi di Old Trafford." Sukses, uang, dan ketenaran kerapkali memang bisa mengubah tabiat orang.


ALEX FERGUSON dan FRANK SINATRA

I Get a Kick Out of You - Sebagai inspirasi keributannya dengan David Beckham lewat lakon lemparan sepatu?
Send in the Clowns - Sindiran untuk Manchester City, yang selama 22 tahun, memiliki 17 manajer?
New York (e), New York (e) - Gaya calypso untuk mengelu-elukan Dwight Yorke?
Mack the Knife - Atribut untuk mantan asistennya, Steve McClaren?
My Way - Metafora dirinya (Old Reds) sebagai Sinatra (Ol' Blue Eyes).

(foto-foto:dailyrecord/bbc)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini