Habis gelap terbitlah terang. Senin, 19 Januari 2009, di aula Gedung Pers Milano, Italia, si pemberontak itu dinobatkan jadi yang terbaik di Serie A dalam pentas Oscar Del Calcio, semacam Academy Award atau Piala Oscar-nya sepak bola.
Aroma kebintangan superstar memang kian menguat kalau dia nyeleneh atau mbalelo. Ada saja ulah yang dibuat. Ingatlah kesan pada Diego Maradona, Eric Cantona hingga Cristiano Ronaldo. Dan kini Ibrahimovich juga menjadi orang yang spesial! Dalam sepak bola kehebatan prestasi klub dan skill si pemain adalah soulmate tiada tara. Ibrahimovich pun mirip Ronaldo. Sering bikin klubnya panas dingin. Misalnya tiba-tiba saja seenaknya ingin pindah klub.
Bedanya jika Ronaldo gagal mengikuti kata hatinya, tidak begitu dengan Ibra. Soal urusan bola-bola mati atau bikin gol, lelaki Swedia ber-DNA Balkan ini tak kalah dengan pemain terbaik dunia 2008 itu. Makanya, biar sesama Portugal, toh di benak Jose Mourinho, Ibra masih tetap dianggap lebih hebat dari CR7. Omongan JM kenyataannya bukan pepesan kosong.
Sebuah inagurasi bertajuk 'Oscar del Calcio AIC 2008' jadi pengukuhan pria Libra ini. AIC - Associazione Italiana Calciatori e Sportitalia alias asosiasi pesepak bola dan olah raga seluruh Italia, kali ini menjatuhkan pilihan pada Ibra atas sejumlah prestasinya di FC Internazionale Milano.
Hasil Oscar del Calcio adalah polling dari seluruh aksi Serie A di masa pre-season. Ada yang beda kali ini. Sekarang tiada lagi kategori pemain terbaik satu dekade atau pemain favorit, yang tahun lalu diraih Luiz Ronaldo dan Gianluigi Buffon. Satu yang baru adalah pendukung terbaik (tifoso dell' anno).
Ibra meraih tiga kategori terbaik untuk pencetak gol terbaik, pemain asing dan pemain terbaik keseluruhan. Walhasil dia mengatasi Ricardo Kaka (Milan), Daniele De Rossi (Roma), Andrea Pirlo (Milan), Alessandro Del Piero (Juventus) serta Adrian Mutu (Fiorentina).
Bagi Ibra, Oscar del Calcio 2008 adalah kemenangan kata hatinya. "Saya dedikasikan ini untuk Jose Mourinho dan Roberto Mancini. Terima kasih kepada yang memilih saya. Selanjutnya saya ingin fokuskan kemenangan di Inter," tutur pencetak 51 gol dari 97 kali main di Nerazzurri.
Perjuangan panjang ayah dari Maximilian Ibrahimovich (2,5 tahun) sampai naik panggung Oscar del Calcio sungguh berliku. Istilahnya high risk, high return. Dan Ibra adalah contoh sukses orang yang berani ambil resiko. Seluruh masa depannya dipertaruhkan. Karier, reputasi hingga kesehatan.
Usai kasus Calciopoli di akhir musim 2005/06, banyak pemain menyatakan sumpah setianya, walau Juventus harus main di Serie B. Namun tidak demikian dengan Ibra. Ia melawan arus. Lalu menyatakan diri keluar dari Juve dan ingin bergabung ke Internazionale, sang musuh terbesar!
Memupus Mitos
Karena tipikal Italia dan sepak bolanya yang menjunjung tinggi moralitas diantara aneka aksi amoral di pentas calcio, maka siapapun yang mengaku Juventini tentu geram dengan sikap Ibra. Hasilnya bisa ditebak. Transfer Ibra ke Inter dipersulit. Ia meradang diperlakukan beda. Yang jadi masalah adalah saat itu Ibra belum memahami kultur Italia. Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Gianluca Zambrotta, atau Emerson Ferreira dibiarkan sebab pindahnya ke Spanyol. Satu-satunya pemain yang langkahnya mirip Ibra tapi bernasib mujur adalah Patrick Vieira. Bekas kapten Arsenal ini memang ditransfer resmi ke Inter. Ibra adalah permata masa depan Juve. Dia baru dua musim saat ingin gabung ke Inter.
Harganya mahal dan dengkulnya tidak sakit-sakitan seperti Vieira, yang terus bikin dompet Juve tipis sebab dia makan gaji buta. Melepas anak Malmoe ini ke Milano sama saja mencabut kumis macan. Sejarah mencatat akhirnya Juve menyerah dan Ibra pun dijual ke Inter dengan nilai 24,8 juta euro pada 10 Agustus 2006. Ini jauh dari banderol 40 juta euro yang diingini bos Juve, Giovanni Coboli. Namun Juve tetap untung sekitar 5 juta pound, mengingat harga belinya 19 juta dari Ajax pada 2004 dengan dua tahun masa pakai.
Harganya mahal dan dengkulnya tidak sakit-sakitan seperti Vieira, yang terus bikin dompet Juve tipis sebab dia makan gaji buta. Melepas anak Malmoe ini ke Milano sama saja mencabut kumis macan. Sejarah mencatat akhirnya Juve menyerah dan Ibra pun dijual ke Inter dengan nilai 24,8 juta euro pada 10 Agustus 2006. Ini jauh dari banderol 40 juta euro yang diingini bos Juve, Giovanni Coboli. Namun Juve tetap untung sekitar 5 juta pound, mengingat harga belinya 19 juta dari Ajax pada 2004 dengan dua tahun masa pakai.
Ibra adalah anak kedua Sefik Ibrahimovich, seorang muslim Bosnia, yang berojol dari rahim Jurika, seorang wanita Kroasia, pada 3 Oktober 1981 di Malmoe, Swedia. Awalnya dia mulai main bola di usia delapan tahun melalui klub Anadolu BI dan FBK Balkan. Usia 14 tahun, Ibra sudah dikontrak klub top Swedia, Malmoe FF.
Di usia 20 tahun, jago taekwondo ini sudah harus merantau ke Belanda lantaran Ajax Amsterdam membayar kelihaiannya senilai 7,8 juta euro. Jauh dari orang tua di saat usia tengah ranum-ranumnya membuat dia sering sulit kontrol diri. Naluri pemberontaknya semakin membara.
Ketika Ajax ganti nakhoda ke Ronald Koeman, Ibra bikin kesalahan konyol karena terus berusaha mencederai Rafael van der Vaart setiap latihan. Ajax dan Koeman murka, Ibra menantang, dan yang terjadi dia dijual paksa ke Juventus. Padahal saat itu di Ajax namanya tengah membubung tinggi.
Di Juventus lama kelamaan Ibra pun tidak cocok dengan Fabio Capello. Pertikaian itu kerap jelas terlihat di pinggir lapangan. Gilanya, dengan beraninya dia sering meladeni kemarahan Capello, bahkan menghardiknya! Kala Capello hengkang ke Real Madrid, sekilas posisi Ibra aman. Tapi salah, karena sejak itu dia mulai tidak betah.
"Sejak kecil, saya memang pendukung Inter," aku Ibra yang sekaligus menguak rahasia kehebatannya di Nerazzurri. Seperti Maradona atau Cantona, dia pun selalu bermain mengikuti kata hatinya, dengan karakter aslinya. Hebat tapi kerok menyatu. Makanya dia dijuluki 'separo pebalet, separo gangster'. Sebenarnya Juve dibawanya jadi scudetto 2004/05, dan 2005/06. Tapi skandal Calciopoli membuyarkannya, dan dua gelar Bianconeri itu tak diakui negara.
Jika pada 2004/05 dicabut paksa, maka di 2005/06 titelnya diberikan FIGC kepada Inter! Itulah kenapa Ibrahimovich setengah mati ingin gabung ke Inter. Dia tak mau membohongi dirinya sendiri! Fakta bicara. Sejak lelaki yang tingginya 192 cm ini gabung, maka selubung kutukan triskaidekaphobia, mitos angka 13 (jumlah titel scudetto sampai saat itu), yang melingkupi Inter belasan tahun pun, abrakadabra... copot dan lepas!
Jika pada 2004/05 dicabut paksa, maka di 2005/06 titelnya diberikan FIGC kepada Inter! Itulah kenapa Ibrahimovich setengah mati ingin gabung ke Inter. Dia tak mau membohongi dirinya sendiri! Fakta bicara. Sejak lelaki yang tingginya 192 cm ini gabung, maka selubung kutukan triskaidekaphobia, mitos angka 13 (jumlah titel scudetto sampai saat itu), yang melingkupi Inter belasan tahun pun, abrakadabra... copot dan lepas!
Di dua musim berikutnya Inter malah perkasa seolah tiada lawan. Ini jadi argumentasi yang menarik. Apakah semua itu Ibrahimovich? Karena jujur saja, andil Ibra amat dominan membawa Inter memungut titel scudetto ke-14, 15, dan 16-nya. Bahkan sebenarnya Ibra telah empat kali juara!
Ah, sudahlah. Yang pasti, selalu ada hikmah di balik setiap persoalan bahkan musibah. Zlatan Ibrahimovich adalah salah satu pemain bola yang mempercayai ketentuan Illahi itu. Dibekali keyakinan, keteguhan, doa dan kerja keras, maka tak sampai tiga tahun, gelar Serie A pun dalam genggamannya.
OSCAR DEL CALCIO 2008
Nominator Lain: Alessandro Del Piero (Juventus), Daniele De Rossi (Roma), Andrea Pirlo (Milan), Ricardo Kaka (Milan), Adrian Mutu (Fiorentina).
👏Pemain Italia Terbaik: Alessandro Del Piero (Juventus)
Nominasi Lain: Daniele De Rossi (Roma), Andrea Pirlo (Milan).
👏Pemain Asing Terbaik: Zlatan Ibrahimovich (Inter)
Nominator Lain: Ricardo Kaka (Milan), Adrian Mutu (Fiorentina).
👏Pemain Muda Terbaik: Marek Hamsik (Napoli)
Nominator Lain: Mario Balotelli (Inter), Sebastian Giovinco (Juventus).
👏Penjaga Gawang Terbaik: Gigi Buffon (Juventus)
Nominator Lain: Sebastien Frey (Fiorentina), Julio Cesar (Inter).
👏Bek Terbaik: Giorgio Chiellini (Juventus)
Nominator Lain: Philippe Mexes (Roma), Alessandro Nesta (Milan).
👏Pelatih Terbaik: Cesare Prandelli (Fiorentina)
Nominator Lain: Carlo Ancelotti (Milan), Luciano Spalletti (Roma).
👏Wasit Terbaik: Roberto Rosetti
Nominator Lain: Emidio Morganti, Massimiliano Saccani
👏Gol Terbaik: Zlatan Ibrahimovich (Inter)
👏Pendukung Terbaik: Stefano Borgonovo
OSCAR DEL CALCIO 1997-2008
2008 - Zlatan Ibrahimovich (Inter)
2007 - Ricardo Kaka (Milan)
2006 - Fabio Cannavaro (Juventus)/Real Madrid
2005 - Alberto Gilardino (Parma)/Milan
2004 - Ricardo Kaka (Milan)
2003 - Pavel Nedved (Juventus) & Francesco Totti (Roma)
2002 - David Trezeguet (Juventus)
2001 - Zinedine Zidane (Juventus/Real Madrid)
2000 - Francesco Totti (Roma)
1999 - Christian Vieri (Inter)
1998 - Luiz Ronaldo (Inter)
1997 - Roberto Mancini (Sampdoria/Lazio)
(foto: televisionando.it/tuttomercatoweb/isengali/gossip.it)
(foto: televisionando.it/tuttomercatoweb/isengali/gossip.it)