Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina

Don't cry for me, Argentina. Begitu suara memelas Madonna, yang memerankan Eva Peron dalam film Evita, saat melihat negeri yang ia cintai terus digenangi konflik dan fanatisme berlebihan. Ya, seperti itulah stereotip bangsa Argentina dalam pergaulan global. Dan, dari lakon seperti itu pula negara dilahirkan lewat futbol.

Kapten 1986, Diego Maradona dari Boca Juniors.
Argentina adalah negeri para partisan, futbolista tiada duanya. Konflik eksternal, perang melawan Spanyol, si penjajah negara seluas 2,7 juta km persegi, sudah berakhir sejak 9 Juli 1816. Perang Malvinas melawan musuh klasiknya, yakni Inggris, pun telah usai pada 1982. Namun obsesi di lapangan hijau percayalah, tidak pernah tuntas sampai kiamat.

Apalagi soal konflik internal nan abadi bernama sepak bola. Ini masih terjadi dan terus menghinggapi aktivitas kehidupan sampai kini. Kericuhan politik antara konservatif versus liberal, antara sipil kontra militer termasuk faksi-faksinya, atau antara proletar ala Boca Juniors dengan borjuis khas River Plate.

Gontok-gontokan merasuk sampai ke tulang sumsum generasi ke generasinya. Apa pun dibikin fanatik. Bahkan saking lazimnya hal itu menjadi rutinitas kehidupan. Bicara futbolista, seorang anak akan dikutuk ayah-ibunya atau keluarganya bila membelot dari tradisi leluhur. Jika si ayah pendukung fanatik River Plate, maka haram hukumnya bagi si anak menjagoi Boca Juniors. Pun sebaliknya.

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Pendukung Boca Juniors saat Superclasico.
Di Buenos Aires khususnya dan di pelosok negeri pada umumnya, anda boleh saja mengganti pekerjaan, mobil, rumah, partai politik, atau malahan istri kalau berani, jika sudah bosan lantaran cinta yang meluntur misalnya. Tapi, Anda tak akan pernah bisa, bahkan sekadar memikirkan, untuk menukar klub sepak bola! Ini adalah dalil pertama bagi kebanyakan orang Argentina.

Sepak bola adalah segala dari segala sumber hukum, inspirasi, dan apapun seterusnya sampai mereka sendiri yang bilang tidak atau bukan kepada Anda. Ideologi nasional dibangun dari sepak bola. Dari loyalitas berlebihan di sepak bola inilah warna kebangsaan Argentina dibentuk. Argentina didirikan dari hikayat Futbol Argentino. Apapun bentuk dan lahan kehidupan akan diterjemahkan ke dalam terminologi futbolista.

Banyak nama klub yang terdengar ajaib sebab dipaksa menjadi simbol sesuatu yang mereka lakoni, pikirkan, atau impikan. Bahkan - ini bukan bombastis kecuali fakta - hampir semua klub di Argentina, jauh lebih tua dari usia negara Republik Indonesia, Soempah Pemoeda atau Boedi Oetomo sekalipun! Ada klub yang lahir hanya empat tahun setelah Krakatau meleduk. Ada pula klub yang didirikan 23 tahun sebelum Titanic tenggelam.

Praktis hanya ada dua klub resmi yang baru nongol setelah semua peristiwa bersejarah itu di atas. Arsenal De Sarandi (1957) dan satu lagi, jangan kaget karena panjang sekali namanya, Comision de Actividades Infantiles Comodoro Rivadavia (1984). Tak syak lagi, futbol telah menjadi way of life mutlak di negeri yang namanya berasal dari bahasa Latin, Argentum atau perak, itu. Pendek kata, futbol adalah bapak moyangnya Argentina, yang melahirkan negara.

Anti-Negritos?
Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Kapten 1978, Daniel Passarella dari River Plate.
Kecintaan pada futbol merupakan bentuk nyata dari Lingua Franca-nya peradaban bangsa Eropa yang mendirikan sebuah negeri baru di bumi Amerika Latin. Spanyol, Inggris, Italia, Jerman, dan Prancis merupakan bapak kandung Argentina. Keturunan mereka disebut Criollos, atau Oriundi khusus keturunan Italia, yang merupakan golongan mayoritas. Di bawah itu ada Mestizos (Indo Eropa-Indian) dan Gauchos, campuran dari keduanya yang nenek moyangnya hidup nomaden, serta Guaranties, minoritas pegunungan.

Hingga kini kelima bahasa itu tetap dipakai turun-temurun, meski yang resmi adalah bahasa Spanyol. Banyak orang Argentina fasih salah satu bahasa Italia, Prancis, atau Inggris. Bisa beberapa bahkan kesemuanya. Ini menunjukkan bahwa Argentina mirip seperti Amerika Serikat kecil, yang tak punya kultur asli kecuali bangsa Indian. Bedanya, bahkan dengan tetangganya, Brasil, di Argentina tak ada tempat bagi keturunan Afrika atau Negritos untuk berkembang. Tak aneh jika sampai sekarang sulit dijumpai pemain nasional Argentina yang kulitnya legam.

Sudah dari sananya, kehidupan di negara seluas 2,766 juta km persegi ini total Europe-minded. Apa pun. Politik berwarna Spanyol atau Italia. Ekonomi bermazhab Jerman, dengan patron Communist Manifesto dari duet maut Karl Marx-Frederick Engels. Glamor-nya ala Prancis, dan cita rasa-nya khas Italia termasuk paham fasis yang menyirami kehidupan elitis negara temuan pelaut Spanyol Juan Diaz de Solis ini.

Inggris? Bangsa ini mempengaruhi Argentina dari sektor edukasi, industri, dan kapitalisme. Gongnya adalah lewat era Revolusi Industri, yakni ketika Inggris membangun jaringan kereta api dan telekomunikasi. Para konstruktor dan pekerja Inggris itu yang menyebarkan Homo Ludens baru, yaitu futbol

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Begini suporter River Plate saat ada clasico.
Selain mengenalkan, Englishmen juga mengorganisasi peraturan, klub-klub, stadion, dan asosiasi permainan yang amat diminati kaum middle class itu. "Sampai 1910, para pemain nasional banyak bernama Inggris, dan mayoritas dari kelas menengah. Kini mereka anti. Kata mereka inilah sepak bola khas Argentina," papar pakar sejarah mereka, Prof. Eduardo Archetti.

Berbau Inggris

Dari studi guru besar antropologi Universitas Oslo ini diketahui juga bahwa mereka mendapatkan salinan pertama segala tata cara dan peraturan teknis yang dikeluarkan FA (Federasi Sepak Bola Inggris) yang dikirimkan anggotanya kepada seorang editor koran harian berbahasa Inggris di Buenos Aires pada 1867, atau cuma selang empat tahun setelah berdirinya FA!

Hal ini mengartikan Argentina bahwa menjadi negara pertama di luar Britania Raya yang memakai peraturan baku yang orisinal (fresh from oven). Argentina sudah mengenal sepak bola modern sebelum ada goal-kick (1869), waktu pertandingan yang 90 menit (1877), peluit (1878), gawang memakai jala (1890), tendangan penalti serta penggunaan satu wasit plus dua hakim garis (1891).

Klub sepak bola pertama di Argentina adalah Buenos Aires FC, yang berdiri pada 1865, yang juga berarti lebih tua dari Arsenal, Chelsea, atau Manchester United sekalipun! Dan hampir pasti, setelah Britania induk semang sepak bolanya, Argentina adalah negara pertama di dunia yang memiliki kompetisi liga pada 1892!

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Suasana di kampung Xeneize punya River Plate.
Italia baru menerima sepak bola pada 1893. Swedia 1875, Rusia 1887, Denmark 1889. Dua tetangga Argentina, yakni Uruguay dan Brasil, malah lebih telat lagi. Di Uruguay, futbol dikenalkan oleh seorang profesor Inggris yang menjadi guru besar di Universitas Montevideo pada 1882. Sementara itu, Charles Miller baru membawa sepak bola ke Brasil pada 1890.

"Inggris dengan kekuatan kulturnya mengenalkan permainan ini kepada kami dan kami mendirikan negara ini dengan sepak bola," cetus Archetti. Sepak bola Argentina sangat berbau Inggris. Mereka memilih nama Boca Juniors atau River Plate ketimbang Rio de la Plata misalnya. Sebut juga Racing Club, Banfield, Newell's Old Boys, bahkan Arsenal (Futbol Club de Sarandi)!

Klub terakhir yang berdiri 1957 ini memang sengaja dibikin sama dengan aslinya yang di Inggris lantaran salah satu pendirinya mengagumi The Gunners yang tengah berjaya di Liga Inggris era 1950-an. Mau tahu siapa pencetusnya? Julio Grondona, yang kini adalah Presiden AFA (Federasi Sepak Bola Argentina)!

Aneksasi Azzurri

Oriundi dan Criollos adalah kunci lahirnya sebuah negara yang bernama Argentina dan kebanggaannya, Futbol Argentino. Membludaknya imigran dari selatan Eropa pada awal abad 20 makin memperkukuh dua pilar itu. Bahkan bangsa-bangsa Eropa merasakan nikmatnya mendapat feedback.

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Satu sudut di kampung Republik Boca.
Sebelum paparan Archetti, pada era 1920 hingga 1930-an para wartawan Argentina telah menguraikan daya magis lewat ideological construct of a national style of playing football usai melihat kesuksesan Italia menjadi juara dunia pertama kali pada 1934. Bukan dari tekanan diktator Benito Il Duce Mussolini yang membuat skuad asuhan Vittorio Pozzo menjadi kampiun, tapi lewat jasa para Oriundi yang bermain di Serie A.

Gli Azzurri menjadi juara dunia setelah menganeksasi empat pemain kelahiran Argentina, yakni Raimundo Orsi Bibiani (Juventus), Enrique 'Enrico' Guaita (AS Roma), Luis 'Luisito' Fernando Monti (Juventus), dan Attilio De Maria (Internazionale), yang juga adalah pahlawan Albiceleste dan Argentina di Olimpiade 1928 dan Piala Dunia 1930! 

Sepak bola adalah arwah kehidupan rakyat. As you live, so you play adalah dogma. Prestasi jadi kebanggaan pribadi, keluarga, kelompok atau komunitas. Sebuah kenikmatan ragawi tak ternilai. Ini adalah sebuah realitas yang sulit dihindari sampai kapan pun.

Di Argentina, sulit bagi pemain bola untuk tidak dicintai dan dibenci sekaligus. Tidak ada pahlawan sejati di lapangan hijau yang diakui bangsa. Tak terkecuali pada Daniel Passarella (River Plate) dan Diego Maradona (Boca Juniors), dua pemimpin paling terkenal yang seharusnya jadi simbol pemersatu setelah Albiceleste berjaya pada 1978 dan 1986.

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Gelegar suporter ultra arahan Barra Bravas.
Bencana lebih besar akan lahir begitu kegagalan tiba. Ia akan merusak jasmani dan rohani, mengganggu denyut nadi kehidupan dan integritas nasional. Organisasi suporter paling radikal di dunia, paling ditakuti dari polisi sampai FBI, yakni Barra Bravas, juga dilahirkan Argentina. Pantaslah bila pada 1978 sastrawan kondang Jorge Luis Borges pernah bilang, "Di Argentina sepak bola adalah sebuah malapetaka".

Liga Gladiator

Berkat sejarahnya yang terbilang tua, tak syak lagi, Futbol Argentino merupakan salah satu yang paling bermutu di dunia. Karena itu, wajar jika Liga Argentina disebut-sebut yang terbaik di luar Eropa. Buktinya, orang Amerika mau membayar untuk menonton siaran langsungnya.

Atmosfer yang terpancar di Liga Primera Division sungguh luar biasa. Bak sebuah energi kinetik, yang kian lama kian membesar, menggelegak bak magma. Sumber dari segala sumbernya adalah fanatisme, loyalitas dan sentimen yang sah menemani sepak bola, melengkapi instrumen ritual yang selalu terjadi dan terjadi.

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Barra Bravas juga ada di kubu Boca.
Lalu semua itu bercampur dengan mutu tinggi dan atraksi permainan serta aksi-aksi brutal sekelompok pendukung ultra yang dikreasi Barra Bravas, yang selalu menjadikan sepak bola sebagai sebuah tontonan gladiator. Rivalitas adalah kata kuncinya. Celakanya yang paling berdarah-darah kebanyakan ada di Buenos Aires.

Di ibu kota negara yang sekaligus adalah sebuah daerah otonomi khusus itu sedikitnya ada empat klub bertetangga yang saling berseteru tujuh turunan alias derby. Mereka menjuluki sebuah Big Match dengan sebutan Clasico. Malah kadang lebih hebat lagi: Superclasico. Pemilik lakon Superclasico terbesar tiada lain dan tidak bukan adalah bentrokan antara klub elite di Buenos Aires City, Boca Juniors, melawan River Plate.

Entah setan apa yang membuat kedua klub ini selalu berseteru selama tujuh turunan. Selain dampak dari zaman resesi ekonomi dunia yang menyapu Argentina di 1930-an, kelakuan yang diperlihatkan Italia saat mencomot tiga pemain Albiceleste ke dalam Gli Azzurri menjelang Piala Dunia 1934 - atas perintah - sang paduka Benito Mussolini adalah faktornya.
Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Simbol utama kekuasaan Boca Juniors.
La Boca's Calle Caminito, salah satu blok kumuh di Buenos Aires yang menjadi tempat lahirnya tarian tango dan sarang komunitas Gallinas sering dilanda ketegangan. Kaum keturunan Italia Selatan asal Napoli mencerca cara Azzurri. Sikap para Gallinas ini berbeda dengan kubu Los Millonarios alias River Plate yang pro Il Duce. Gallinas adalah sebutan pendukung River kepada pendukung Boca Juniors yang secara harfiah berarti chicken alias pengecut!

Sementara itu, kubu Xeneize, bahasa cibiran orang-orang dari Genova, Italia Utara, yang merupakan asal muasal tradisi River Plate, malah memanggil suporter Boca dengan Bosta atau Bosteros, yang maknanya, maaf, tahi! Ini karena kampung Boca berada di pinggiran sungai Plata yang biasanya bau. "River-lah juara sejati," kata Javier Bartoli, konsultan ahli yang mendukung River. "Saya hanya punya beberapa teman dari klub lain tapi bukan dari Boca. Kita telah sepakat, mereka adalah monyet-monyet yang fanatik! Mereka tidak mengerti sepak bola".

Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Bentrok suporter Boca antar faksi.
Anehnya, perseteruan kedua kelompok ini hanya dibatasi beberapa blok. Markas besar Boca, yang bernama Estadio La Bombonera, berjarak tidak sampai 3 kilometer dari stadion River, Estadio El Monumental. Jika sudah terjadi clash, konon polisi yang menangani kerusuhan juga sering kikuk lantaran dari mereka juga ada yang pro atau anti terhadap kedua klub itu.

"Kami tak pernah ambil pusing dengan panggilan itu. Kami bangga dengan tradisi kami yang jelas, tak seperti mereka," ucap Ariel Nasarela, seorang pengacara dan pencinta mati (die-hard) Boca Juniors. Selain Boca dan River, superclasico terpanas kedua adalah antara Independiente versus Racing Club, dua klub yang berada di Buenos Aires. Lalu satu kelas di bawahnya lagi adalah clasico antara dua klub asal kota Rosario, Rosario Central dan Newells Old Boys.
Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
Kelakuan pendukung River Plate saat kalah.
Bolehlah Jorge Borges mengkritik kelakuan bangsanya jika sudah menyangkut sepak bola. Boleh jadi itu tak lengkap, karena pada faktanya dari biasa menghadapi bencana, mereka jadi bisa mengelola bencana itu hingga melahirkan negara lewat sepak bola dan Albiceleste yang membanggakan bangsa!

Namun sayangnya hingga kini, akibat kebanyakan melakoni drama dan telenovela di dalam negerinya, Futbol Argentino baru sukses meraih dua kali titel juara dunia (1978 dan 1986), 14 kali juara Amerika Selatan, enam kali juara Amerika, dan sekali juara Olimpiade (2004). Lumayan sih jika dibanding Inggris gurunya, namun seharusnya bisa jauh lebih hebat lagi.


KLUB-KLUB TERNAMA ARGENTINA


Tatkala Sepak Bola Melahirkan Argentina
ALMAGRO
Nama Resmi: Club Almagro
Berdiri: 1911
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Jose Ingenieros (12.000)

ARGENTINOS JUNIORS
Nama Resmi: Asociacion Atletica Argentinos Juniors
Berdiri: 1904
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Ricardo Etcheverry (24.858)
Titel: Copa Libertadores 1985; Liga Argentina 1986

ARSENAL DE SARANDI 
Nama Resmi: Arsenal Futbol Club
Berdiri: 1957
Lokasi: Sarandi, Buenos Aires
Stadion: Viaducto (10.000)

BANFIELD 
Nama Resmi: Club Atletico Banfield
Berdiri: 1896
Lokasi: Banfield, Buenos Aires
Stadion: Florencio Sola (30.000)

BOCA JUNIORS 

Tatkala Sepak Bola Melahirkan ArgentinaNama Resmi: Club Atletico Boca Juniors
Berdiri: 1905
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: La Bombonera (60.245)
Titel: Intercontinental Cup (3x): 1977, 2000, 2003; Copa Libertadores (5x): 1977, 1978, 2000, 2001, 2003; Copa Sudamericana (1x): 2004; Supercopa Libertadores 1989; Recopa 1989; Liga Argentina (24x): 1919, 1920, 1923, 1924, 1926, 1930, 1931, 1934, 1935, 1940, 1943, 1944, 1954, 1962, 1964, 1965, 1969, 1970, 1976, 1993, 1999, 1999, 2001, 2004

COLON 
Nama Resmi: Club Atletico Colon
Berdiri: 1905
Lokasi: Santa Fe, Santa Fe
Stadion: Brigadier Lopez (32.000)

ESTUDIANTES 
Nama Resmi: Club Estudiantes de La Plata
Berdiri: 1905
Lokasi: La Plata, Buenos Aires
Stadion: Jorge Luis Hirschi (28.000)
Titel: Intercontinental Cup 1968; Copa Libertadores (3x): 1968, 1969, 1970; Liga Argentina 1983

GIMNASIA LA PLATA 
Nama Resmi: Club de Gimnasia y Esgrima La Plata
Berdiri: 1887
Lokasi: La Plata, Buenos Aires
Stadion: Juan Carlos Zerillo (20.461)
Titel: Liga Argentina 1929

HURACAN
Nama Resmi: Club Atletico Huracan Tres Arroyos
Berdiri: 1923
Lokasi: Tres Arroyos, Buenos Aires
Stadion: Roberto Lorenzo Bottino Argentina (7.000)

INDEPENDIENTE 
Nama Resmi: Club Atletico Independiente
Berdiri: 1905
Lokasi: Avellaneda, Buenos Aires
Stadion: Doble Visera de Cemento (57.901)
Titel: Intercontinental Cup (2x): 1973, 1984; Copa Libertadores (7x): 1964, 1965, 1972, 1973, 1974, 1975, 1984; Supercopa Libertadores (2x): 1994, 1995; Recopa (1x): 1994; Liga Argentina (11x): 1938, 1939, 1948, 1960, 1963, 1967, 1977, 1978, 1989, 1994, 2003

INSTITUTO CORDOBA 
Nama Resmi: Instituto Atletico Central Cordoba
Berdiri: 1918
Lokasi: Cordoba, Cordoba
Stadion: Juan Domingo Peron (26.535)

LANUS 
Nama Resmi: Club Atletico Lanus
Berdiri: 1915
Lokasi: Lanus, Buenos Aires
Stadion: La Fortaleza (44.000)
Titel: Copa Conmebol 1996

NEWELL'S OLD BOYS 
Nama Resmi: Club Atletico Newell's Old Boys
Berdiri: 1903
Lokasi: Rosario, Santa Fe
Stadion: Parque Independencia (42.000)
Titel: Liga Argentina (3x): 1988, 1991, 1992

OLIMPO 
Nama Resmi: Club Olimpo
Berdiri: 1910
Lokasi: Bahia Blanca, Buenos Aires
Stadion: Roberto Natalio Carminatti (15.000)

QUILMES 
Nama Resmi: Quilmes Atletico Club
Berdiri: 1887
Lokasi: Quilmes, Buenos Aires
Stadion: Centenario (33.000)
Titel: Liga Argentina 1912

RACING CLUB 
Nama Resmi: Racing Club
Berdiri: 1903
Lokasi: Avellaneda, Buenos Aires
Stadion: Presidente Peron (55.000)
Titel: Intercontinental Cup 1967; Copa Libertadores 1967; Supercopa Libertadores 1988; Liga Argentina (13x): 1913, 1914, 1915, 1916, 1917, 1918, 1949, 1950, 1951, 1958, 1961, 1966, 2002

RIVER PLATE 

Tatkala Sepak Bola Melahirkan ArgentinaNama Resmi: Club Atletico River Plate
Berdiri: 1901
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: El Monumental (76.687)
Titel: Intercontinental Cup 1986; Copa Libertadores (2x): 1986, 1996; Supercopa Libertadores 1997; Liga Argentina (28x): 1932, 1936, 1937, 1941, 1942, 1945, 1947, 1952, 1953, 1955, 1956, 1957, 1975, 1979, 1981, 1986, 1990, 1992, 1994, 1995, 1997, 1997, 1998, 2000, 2000, 2002, 2003, 2004

ROSARIO CENTRAL 
Nama Resmi: Club Atletico Rosario Central
Berdiri: 1889
Lokasi: Rosario, Santa Fe
Stadion: El Gigante de Arroyito (41.654)
Titel: Copa Conmebol 1995; Liga Argentina (4x): 1971, 1973, 1980, 1987

SAN LORENZO 
Nama Resmi: Club Atletico San Lorenzo de Almagro
Berdiri: 1908
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Pedro Bidegain (42.000)
Titel: Copa Sudamericana 2002; Copa Mercosur 2001; Liga Argentina (8x): 1927, 1933, 1946, 1959, 1972, 1974, 1995, 2001

VELEZ SARSFIELD 
Nama Resmi: Club Atletico Velez Sarsfield
Berdiri: 1910
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Jose Amalfitani (49.747)
Titel: Intercontinental Cup 1994; Copa Libertadores 1994; Supercopa Libertadores 1996; Recopa 1996; Liga Argentina (5x): 1968, 1993, 1996, 1996, 1998

ATLETICO RAFAELA 
Nama Resmi: Asociacion Mutual Social y Deportivo Atletico de Rafaela
Berdiri: 1907
Lokasi: Rafaela, Santa Fe
Stadion: Monumental (11.000)

BELGRANO 
Nama Resmi: Club Atletico Belgrano
Berdiri: 1905
Lokasi: Cordoba, Cordoba
Stadion: Gigante de Alberdi (28.000)

CAI COMODORO RIVADAVIA
Nama Resmi: Comision de Actividades Infantiles
Berdiri: 1984
Lokasi: Comodoro Rivadavia, Chubut
Stadion: Municipal Comodoro Rivadavia (10.000)

CHACARITA JUNIORS
Nama Resmi: Club Atletico Chacarita Juniors
Berdiri: 1906
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Chacarita Juniors (24.300)

DEFENSA Y JUSTICIA
Nama Resmi: Defensa y Justicia
Berdiri: 1935
Lokasi: Florencio Varela, Buenos Aires
Stadion: Norberto Tito Tomaghello (8.000)

DEFENSORES DE BELGRANO
Nama Resmi: Club Atletico Defensores de Belgrano
Berdiri: 1906
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Defensores de Belgrano (8.300)

EL PORVENIR
Nama Resmi: Club El Porvenir
Berdiri: 1915
Lokasi: Gerli, Buenos Aires
Stadion: Enrique de Roberts (14.000)

FERRO CARRIL OESTE
Nama Resmi: Club Ferro Carril Oeste
Berdiri: 1904
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Ricardo Etcheverry (24.858)
Titel: Liga Argentina (2x): 1982, 1984

GIMNASIA JUJUY
Nama Resmi: Club Atletico Gimnasia y Esgrima de Jujuy
Berdiri: 1931
Lokasi: San Salvador de Jujuy, Jujuy
Stadion: 23 de Agosto (23.000)

GODOY CRUZ
Nama Resmi: Club Deportivo Godoy Cruz Antonio Tomba
Berdiri: 1921
Lokasi: Godoy Cruz, Mendoza
Stadion: Feliciano Gambarte (14.000)

ATLETICO HURACAN
Nama Resmi: Club Atletico Huracan
Berdiri: 1908
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Tomas Adolfo Duco (48.314)
Titel: Liga Argentina (4x): 1921, 1922, 1925, 1928

JUVENTUD ANTONIANA
Nama Resmi: Club Juventud Antoniana
Berdiri: 1915
Lokasi: Salta, Salta
Stadion: Fray Honorato Pistoia (8.000)

NUEVA CHICAGO
Nama Resmi: Club Atletico Nueva Chicago
Berdiri: 1911
Lokasi: Buenos Aires, D.F.
Stadion: Nueva Chicago (28.500)

RACING CORDOBA
Nama Resmi: Club Atletico Racing de Cordoba
Berdiri: 1924
Lokasi: Cordoba, Cordoba
Stadion: Miguel Sancho (20.966)

SAN MARTIN DE MENDOZA
Nama Resmi: Club Atletico San Martin de Mendoza
Berdiri: 1927
Lokasi: Mendoza, Mendoza
Stadion: General San Martin (9.000)

SAN MARTIN DE SAN JUAN
Nama Resmi: Club Atletico San Martin de San Juan
Berdiri: 1907
Lokasi: San Juan, San Juan
Stadion: 27 de Septiembre (13.000)

SARMIENTO
Nama Resmi: Club Atletico Sarmiento de Junin
Berdiri: 1911
Lokasi: Junin, Buenos Aires
Stadion: Eva Peron (16.000)

TALLERES
Nama Resmi: Club Atletico Talleres
Berdiri: 1913
Lokasi: Cordoba, Cordoba
Stadion: Negro Alvarez (25.000)
Titel: Copa Conmebol 1999

TITO FEDERAL
Nama Resmi: Club Atletico Tiro Federal Argentino
Berdiri: 1905
Lokasi: Rosario, Santa Fe
Stadion: Tiro Federal Argentino (18.000)

UNION DE SANTA FE
Nama Resmi: Club Atletico Union
Berdiri: 1907
Lokasi: Santa Fe, Santa Fe
Stadion: 15 de Abril (22.852)

(foto: futbolargentino/emaze/triviaslocas/experienceproject/buenosairesherald/piuraciudad)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini