Pada Kamis 22 Juni 2006, jadwal lengkap kompetisi Liga Primer Inggris (The English Barclay Premier League) telah dirilis FA. Jadwal itu berisi 380 laga yang telah disepakati dan disesuaikan untuk 20 klub divisi utama. Agenda penting ini akan berlangsung mulai 19 Agustus 2006 sampai 13 Mei 2007.
Pengumuman tahunan itu dilakukan di Soho Square, London, yang adalah kantor pusat The FA (Football Association). FA adalah organisasi sepak bola tertua sejagat yang punya hak veto terkuat soal sepak bola dunia di samping FIFA dan UEFA. Rilis jadwal dihadiri pejabat teras FA, The Premier League Association (operator kompetisi Premier League), dan The Football League Association (operator kompetisi Championship, League One, dan League Two).
Seperti yang sudah-sudah, delegasi Football Supporter Federation (FSF) dan Kepolisian Britania Raya, ikut datang melengkapi. Acara undiandisiarkan langsung ke seluruh Britania Raya oleh jaringan televisi BSkyB. Hampir semua media massa mengirim perwakilannya termasuk para sponsor, pengiklan, dan partner dan tentunya barisan pemegang hak siar.
Tatkala dunia dan juga Inggris sedang dilanda demam Piala Dunia 2006, keempat organisasi di atas tetap sibuk bekerja untuk mencari titik temu pertandingan demi pertandingan, terutama untuk menggelar duel-duel yang berpotensi menimbulkan konflik, misalnya laga derby (bentrok sekota).
Di bawah koordinasi FA, mereka harus menyepakati dulu jadwal-jadwal tertentu yang menyangkut kegiatan atau jadwal tim nasional seperti partai-partai persahabatan, penyisihan Piala Eropa 2008, kualifikasi Piala Afrika 2008, Piala Asia 2007, Piala Dunia Antarklub termasuk laga-laga internasional lainnya. Ini masih ditambah rutinitas reguler sepak bola di Eropa dan domestik seperti Liga Champion, Piala UEFA, Piala Intertoto, Piala FA atau Piala Liga.
Selesai semua? Oh belum, karena FAPL harus segera mengirim jadwal 'setengah matang' dulu ke 20 klub divisi utama untuk mendapatkan feed-back atau revisi. Waktunya bisa sebelum jadwal resmi diumumkan atau saat kompetisi sudah berjalan. Di sini terbuka kesempatan bagi klub untuk bernegosiasi hari atau waktu, terutama pada laga-laga midweek.
Hasilnya memang efektif, meski bikin pusing tujuh keliling pihak operator pembuat jadwal dan pemegang hak siar. Mereka harus menyunting lagi hitungan algoritma sebelumnya. Pasalnya koreksian dan penyelarasan bakal mencapai ratusan laga. Menggeser jam kick-off satu laga, misalnya, berbuntut panjang ke belakang. Pada akhirnya, pengaruh pemegang rights dan positioning televisi lebih berkuasa dibanding klub atau tim operator jadwal.
Faktor-faktor perubahan jadwal kerap disebabkan oleh hal-hal di luar dugaan seperti konser musik, kematian tokoh besar, karnaval keagamaan, peristiwa seni, kongres partai, pemilihan umum sampai sebuah balapan kuda atau kontes anjing berskala besar. Bahkan konten dadakan seperti Breaking News ikut diantisipasi!
Sudah barang tentu big-match di kompetisi La Liga, Serie A, Bundesliga dan sebagainya pasti jadi perhitungan tersendiri. Namun ini lebih mudah diatur. Tapi kalau kematian tokoh atau Breaking News yang ditakutkan bisa mengubur gaung kompetisi?
Kemudian setelah dimasukkan untuk dibuat alternatif dan alokasinya, revisi data yang berisi list and request dari seluruh 92 klub profesional (Premier League, Championship, League One, dan League Two) akan digiling secara otomatis oleh super komputer berbekal software khusus buatan Atos Origin, perusahaan operator pembuat jadwal yang telah menjadi partnership FA selama bertahun-tahun.
Kompilasi diawali dengan memilah klub-klub yang wilayahnya berdekatan atau bertetangga di setiap divisi untuk mencegah agar masing-masing tidak menjadi tuan rumah. Milsanya, amat mustahil Everton dan Liverpool akan menjadi tuan rumah. Begitu juga antara Manchester City dan Manchester United atau Arsenal dan Tottenham Hotspur serta Fulham dan Chelsea. Kompilasi model begini juga dilakukan standar di Liga Utama Eropa lainnya.
Di London, sudah pasti tekanan difokuskan terutama pada empat klub terbesar: Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan West Ham United. Namun daerah jajahan Chelsea dan Fulham yang sewilayah juga jadi perhatian. Jarak Stadion Emirates dan White Hart Lane hanya berjarak 4 kilometer.
Di Liverpool, jarak stadion Goodison Park dengan Anfield pun hanya beberapa blok. Untungnya jarak kandang Manchester City dan Manchester United terbilang jauh. Old Trafford berada di luar kota Manchester, sementara City of Manchester Stadium berada di tengah kota.
Kota-kota kecil lain seperti Bolton dan Blackburn serta Newcastle dan Middlebrough punya persoalan sama, namun tensi persaingannya tidak seperti klub-klub London, Manchester, dan Liverpool. Khusus di musim ini, pihak kepolisian bisa bernafas lebih lega lantaran tidak lagi mengawasi kota Birmingham habis-habisan begitu Aston Villa dan Birmingham City dipastikan terpisah lantaran terdegradasinya The Blues.
Hasil kompilasi lainnya akan menjamin bahwa setiap klub di seluruh divisi tidak mungkin menjadi tuan rumah tiga kali berturut-turut. Namun meski sudah didukung software canggih, FA dan pihak kepolisian tetap dilanda kekhawatiran sebelum kompetisi sudah benar-benar usai. Lintasan kekhawatiran tertinggi mereka ada di periode Boxing Day (26 Desember hingga 2 Januari). Maklum di sinilah buruknya kondisi alam, berkurangnya transportasi namun di satu sisi banyak berkumpulnya manusia. Semua itu bisa berpotensi melahirkan bencana.
(foto: talksports)
Pengumuman tahunan itu dilakukan di Soho Square, London, yang adalah kantor pusat The FA (Football Association). FA adalah organisasi sepak bola tertua sejagat yang punya hak veto terkuat soal sepak bola dunia di samping FIFA dan UEFA. Rilis jadwal dihadiri pejabat teras FA, The Premier League Association (operator kompetisi Premier League), dan The Football League Association (operator kompetisi Championship, League One, dan League Two).
Seperti yang sudah-sudah, delegasi Football Supporter Federation (FSF) dan Kepolisian Britania Raya, ikut datang melengkapi. Acara undiandisiarkan langsung ke seluruh Britania Raya oleh jaringan televisi BSkyB. Hampir semua media massa mengirim perwakilannya termasuk para sponsor, pengiklan, dan partner dan tentunya barisan pemegang hak siar.
Tatkala dunia dan juga Inggris sedang dilanda demam Piala Dunia 2006, keempat organisasi di atas tetap sibuk bekerja untuk mencari titik temu pertandingan demi pertandingan, terutama untuk menggelar duel-duel yang berpotensi menimbulkan konflik, misalnya laga derby (bentrok sekota).
Di bawah koordinasi FA, mereka harus menyepakati dulu jadwal-jadwal tertentu yang menyangkut kegiatan atau jadwal tim nasional seperti partai-partai persahabatan, penyisihan Piala Eropa 2008, kualifikasi Piala Afrika 2008, Piala Asia 2007, Piala Dunia Antarklub termasuk laga-laga internasional lainnya. Ini masih ditambah rutinitas reguler sepak bola di Eropa dan domestik seperti Liga Champion, Piala UEFA, Piala Intertoto, Piala FA atau Piala Liga.
Selesai semua? Oh belum, karena FAPL harus segera mengirim jadwal 'setengah matang' dulu ke 20 klub divisi utama untuk mendapatkan feed-back atau revisi. Waktunya bisa sebelum jadwal resmi diumumkan atau saat kompetisi sudah berjalan. Di sini terbuka kesempatan bagi klub untuk bernegosiasi hari atau waktu, terutama pada laga-laga midweek.
Hasilnya memang efektif, meski bikin pusing tujuh keliling pihak operator pembuat jadwal dan pemegang hak siar. Mereka harus menyunting lagi hitungan algoritma sebelumnya. Pasalnya koreksian dan penyelarasan bakal mencapai ratusan laga. Menggeser jam kick-off satu laga, misalnya, berbuntut panjang ke belakang. Pada akhirnya, pengaruh pemegang rights dan positioning televisi lebih berkuasa dibanding klub atau tim operator jadwal.
Faktor-faktor perubahan jadwal kerap disebabkan oleh hal-hal di luar dugaan seperti konser musik, kematian tokoh besar, karnaval keagamaan, peristiwa seni, kongres partai, pemilihan umum sampai sebuah balapan kuda atau kontes anjing berskala besar. Bahkan konten dadakan seperti Breaking News ikut diantisipasi!
Sudah barang tentu big-match di kompetisi La Liga, Serie A, Bundesliga dan sebagainya pasti jadi perhitungan tersendiri. Namun ini lebih mudah diatur. Tapi kalau kematian tokoh atau Breaking News yang ditakutkan bisa mengubur gaung kompetisi?
Kemudian setelah dimasukkan untuk dibuat alternatif dan alokasinya, revisi data yang berisi list and request dari seluruh 92 klub profesional (Premier League, Championship, League One, dan League Two) akan digiling secara otomatis oleh super komputer berbekal software khusus buatan Atos Origin, perusahaan operator pembuat jadwal yang telah menjadi partnership FA selama bertahun-tahun.
Kompilasi diawali dengan memilah klub-klub yang wilayahnya berdekatan atau bertetangga di setiap divisi untuk mencegah agar masing-masing tidak menjadi tuan rumah. Milsanya, amat mustahil Everton dan Liverpool akan menjadi tuan rumah. Begitu juga antara Manchester City dan Manchester United atau Arsenal dan Tottenham Hotspur serta Fulham dan Chelsea. Kompilasi model begini juga dilakukan standar di Liga Utama Eropa lainnya.
Di London, sudah pasti tekanan difokuskan terutama pada empat klub terbesar: Arsenal, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan West Ham United. Namun daerah jajahan Chelsea dan Fulham yang sewilayah juga jadi perhatian. Jarak Stadion Emirates dan White Hart Lane hanya berjarak 4 kilometer.
Di Liverpool, jarak stadion Goodison Park dengan Anfield pun hanya beberapa blok. Untungnya jarak kandang Manchester City dan Manchester United terbilang jauh. Old Trafford berada di luar kota Manchester, sementara City of Manchester Stadium berada di tengah kota.
Kota-kota kecil lain seperti Bolton dan Blackburn serta Newcastle dan Middlebrough punya persoalan sama, namun tensi persaingannya tidak seperti klub-klub London, Manchester, dan Liverpool. Khusus di musim ini, pihak kepolisian bisa bernafas lebih lega lantaran tidak lagi mengawasi kota Birmingham habis-habisan begitu Aston Villa dan Birmingham City dipastikan terpisah lantaran terdegradasinya The Blues.
Hasil kompilasi lainnya akan menjamin bahwa setiap klub di seluruh divisi tidak mungkin menjadi tuan rumah tiga kali berturut-turut. Namun meski sudah didukung software canggih, FA dan pihak kepolisian tetap dilanda kekhawatiran sebelum kompetisi sudah benar-benar usai. Lintasan kekhawatiran tertinggi mereka ada di periode Boxing Day (26 Desember hingga 2 Januari). Maklum di sinilah buruknya kondisi alam, berkurangnya transportasi namun di satu sisi banyak berkumpulnya manusia. Semua itu bisa berpotensi melahirkan bencana.
(foto: talksports)