Benar, bagi Inggris, tak ada kata lain kecuali jadi juara. Soalnya mereka sudah habis-habisan mengeluarkan modal demi menjadi tuan rumah Piala Eropa 1996. So, kompensasi yang paling setimpal memang tunggal: juara Eropa untuk pertamakalinya.
Football Comes Home, demikian mereka memberi tema kejuaraan akbar antarbangsa se-Eropa ini. Sekaligus menunjukkan kebesaran mereka atas sepak bola. Berkat jejak sejarah sebagai pencetus sistem permainan, bangsa Inggris meyakini sebagai pemilik sah sepak bola. Namun hal ini juga akan jadi beban spesial sekaligus pertanyaan kongkrit: bisakah mereka merebut juara? Jika ditanyakan pada pelatihnya, Terry Venables, akan didapat jawaban klise, diplomatis, atau malah menjurus skeptis. “Lihat lawannya dulu,” katanya. Ocehan ini tentunya bermuatan teknis. Rasa takut rupanya telah menyelimuti pasukan St. George Cross.
Maklum, undian malah merugikan tuan rumah. Inggris bergabung dengan Belanda dan Skotlandia, dua musuh yang secara historis sulit dikalahkan. Oke, lawan Swiss mereka bisa saja menang, seperti yang pernah dilakukan 15 November lalu ketika menang 3-1.
Tapi, bagaimana dengan Tim Oranye dan Pasukan Tartan? Puas dengan seri? Berat, mengingat jadi juara grup amat penting. Itu kalau mereka terus ingin tampil di lapangan keramat, Wembley. Bobby Charlton, Geoff Hurst, Alan Ball, dan Gordon Banks telah memberi kejayaan di Wembley. Bagaimana dengan David Platt, Alan Shearer, Gazza, dan David Seaman? Berharap baik-baiklah dengan mereka, semoga everything is allright.
Bagaimana dengan sang lawan? Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun kebangkitan lagi bagi Swiss. Bagaimana tidak, sudah 32 tahun tim merah putih itu tidak menikmati kerasnya perseteruan di putaran final Piala Eropa. Jika ada orang yang patut menerima ucapan terima kasih atas keberhasilan Swiss tahun ini justru orang Inggris.
Dialah Roy Hodgson. Pelatih asal Inggris inilah yang mengangkatnya. Berkat Hodgson, Swiss bisa tampil di Piala Dunia 1994. Kemudian, pelatih ini pulalah yang meloloskan Alain Sutter dkk, ke putaran final Inggris. Mulai tahun ini, tongkat kepelatihan beralih dari tangan Hodgson ke tangan Artur Jorge, pelatih berkebangsaan Portugal. Penyebabnya Hodgson menerima pinangan klub top Italia, FC Internazionale Milano.
Sebuah tugas yang tidak ringan bagi Jorge. Tapi ia berharap, para pemainnya yang tersebar di berbagai klub Eropa bisa menolong timnya. “Jika semua pemain yang kami inginkan bisa tampil, maka kami akan menjadi tim yang kuat,” ujar Jorge.
Ironisnya, masyarakat Swiss sendiri tidak berharap terlalu banyak pada tim kebanggaannya ini. Apalagi mereka harus menghadapi tuan rumah Inggris pada pertandingan pembuka di Wembley. Enam hari kemudian, merekapun harus melawan favorit juara Belanda di Birmingham. Rasanya memang sulit bagi pasukan Jorge untuk lolos ke babak kedua.
Nama Asli: ENGLAND
Luas: 130.439 km2
Populasi: 47.254.000
Federasi: THE FOOTBALL ASSOCIATION (FA)
Berdiri: 1863
Jumlah Klub: 41.750
Jumlah Pemain: 3.258.000
Kostum: Putih-Biru-Putih
Prestasi: Juara Dunia 1966, peringkat tiga Piala Eropa 1968
Pelatih: Terry Venables (53 tahun), kontrak Juli 1994 -Juli 1996
TERRY VENABLES
Lahir 6 Januari 1943, Terry El Tel' Venables hanya sekali memperkuat tim nasional Inggris ketika dia bermain untuk Chelsea. Semasa jayanya, dia adalah jenderal lapangan tengah yang terus dipegangnya hingga memperkuat Tottenham Hotspur, Queens Park Rangers, dan Crystal Palace. Karier kepelatihannya dimulai di klub terakhir Palace. Tak lama kemudian Venables menggarap klub besar: Barcelona sekaligus juga memboyong pesepak bola kesukaannya sekaligus pemain tersopan di dunia, Gary Lineker, dari Tottenham. Di usianya yang ke-51, El Tel dinobatkan FA menjadi pelatih tim nasional menggantikan Graham Taylor yang gagal. Namun kisahnya juga tak lama. Akibat masalah pribadi, ia akan mengundurkan diri 30 Juni nanti. Lalu posisinya diisi oleh pejuang asal Chelsea lainnya, Glenn Hoddle.
SKUAD LENGKAP
Kiper: David Seaman (Arsenal/usia 32 tahun/ 23 kali main), Tim Flowers (Blackburn Rovers/29/7), Ian Walker (Tottenham Hotspur/24/0).
Belakang: Tony Adams (Arsenal/29/39), Gary Pallister (Manchester United/30/20), Stuart Pearce (Nottingham Forest/34/64), Gary Neville (Manchester United/21/8), Philip Neville (Manchester United/19/0), Gareth Southgate (Aston Villa/25/2), Rob Jones (Liverpool/24/8), Mark Wright (Liverpool-/32/44).
Tengah: Paul Gascoigne (Glasgow Rangers/28/37), Paul Ince (Internazionale/28/18), Steve McManaman (Liverpool/24/9), David Platt (Arsenal/29/57), Darren Anderton (Tottenham Hotspur/24/9), Dennis Wise (Chelsea/29/11), Robert Lee (Newcastle United/29/5).
Depan: Steve Stone (Nottingham Forest/24/5), Alan Shearer (Blackburn Rovers/25/22), Les Ferdinand (Newcastle United/29/9), Teddy Sheringham (Tottenham Hotspur/30/14), Robbie Fowler (Liverpool/21/2).
SWISS
Nama Asli: HELVETICA
Luas: 41.293 km2
Populasi: 6.955.000
Federasi: SCHWEIZERISCHER FUSSBALLVERBAND (SPV)
Berdiri: 1895
Jumlah Klub: 473
Jumlah Pemain: 182.369
Kostum: Merah-Putih-Merah
Prestasi: Perempatfinalis Piala Dunia 1954
Pelatih: Artur Jorge (50 tahun), Per 1 Januari 1996
ARTUR JORGE
Sebagai pemain, pria berkumis berkebangsaan Portugal yang dilahirkan ibunya pada 13 Februari 1946 ini pernah membela klub elite FC Porto, Academica Coimbra, Benfica, dan Belenenses, Akan tetapi, ia terpaksa gantung sepatu mendadak di usia produktif karena mengalaml patah kaki. Sebagai pelatih, ia pernah sukses membawa FC Porto menggondol Piala Champion 1987, dan Paris SG menjuarai Liga Prancis dua tahun silam. la pun pernah menangani tim nasional Portugal 1989-91, serta Benfica 1994-95. Jorge mulai memegang kendali tim Swiss 1 Januari 1996. la menggantikan posisi pelatih Inggris, Roy Hodgson, yang kini menangani raksasa Serie A, Internazionale Milano.
SKUAD LENGKAP
Kiper: Marco Pascolo (Servette/usia 29 tahun/35 kali main), Stephane Lehmann (Sion/32/8), Pascal Zuberbuehler (Grasshopper/25/3).
Belakang: Alain Geiger (Grasshopper/35/110), Stephane Henchoz (Hamburg/21/15), Marc Hottiger (Everton/28/59), Dominique Herr (Sion/30/51), Yvan Quentin (Sion/26/25), Roman Vega (Grasshoper/25/7).
Tengah: Ciriaco Sforza (Bayem Muenchen/26/39), Johann Vogel (Grasshopper/19/3), Thomas Bickel (Vissel Kobe/32/52), Christophe Bonvin (Sion/31/41), Alain Sutter (Freiburg/29/61), Marcel Koller (Grasshopper/35/51), Christophe Ohrel (St. Etienne/28/46), Murat Yakin (Grasshopper/21/2), Sebastien Fournier (Sion/24/11).
Penyerang: Stephane Chapuisat (Borussia Dortmund/26/45), Kubilay Turkyilmaz (Grasshopper/29/47), Adriarn Knup (Karlsruhe/27/45), Marco Grassi (Rennes/27/22).
(foto: soccernostalgia.blogspot)
Football Comes Home, demikian mereka memberi tema kejuaraan akbar antarbangsa se-Eropa ini. Sekaligus menunjukkan kebesaran mereka atas sepak bola. Berkat jejak sejarah sebagai pencetus sistem permainan, bangsa Inggris meyakini sebagai pemilik sah sepak bola. Namun hal ini juga akan jadi beban spesial sekaligus pertanyaan kongkrit: bisakah mereka merebut juara? Jika ditanyakan pada pelatihnya, Terry Venables, akan didapat jawaban klise, diplomatis, atau malah menjurus skeptis. “Lihat lawannya dulu,” katanya. Ocehan ini tentunya bermuatan teknis. Rasa takut rupanya telah menyelimuti pasukan St. George Cross.
Maklum, undian malah merugikan tuan rumah. Inggris bergabung dengan Belanda dan Skotlandia, dua musuh yang secara historis sulit dikalahkan. Oke, lawan Swiss mereka bisa saja menang, seperti yang pernah dilakukan 15 November lalu ketika menang 3-1.
Tapi, bagaimana dengan Tim Oranye dan Pasukan Tartan? Puas dengan seri? Berat, mengingat jadi juara grup amat penting. Itu kalau mereka terus ingin tampil di lapangan keramat, Wembley. Bobby Charlton, Geoff Hurst, Alan Ball, dan Gordon Banks telah memberi kejayaan di Wembley. Bagaimana dengan David Platt, Alan Shearer, Gazza, dan David Seaman? Berharap baik-baiklah dengan mereka, semoga everything is allright.
Bagaimana dengan sang lawan? Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun kebangkitan lagi bagi Swiss. Bagaimana tidak, sudah 32 tahun tim merah putih itu tidak menikmati kerasnya perseteruan di putaran final Piala Eropa. Jika ada orang yang patut menerima ucapan terima kasih atas keberhasilan Swiss tahun ini justru orang Inggris.
Dialah Roy Hodgson. Pelatih asal Inggris inilah yang mengangkatnya. Berkat Hodgson, Swiss bisa tampil di Piala Dunia 1994. Kemudian, pelatih ini pulalah yang meloloskan Alain Sutter dkk, ke putaran final Inggris. Mulai tahun ini, tongkat kepelatihan beralih dari tangan Hodgson ke tangan Artur Jorge, pelatih berkebangsaan Portugal. Penyebabnya Hodgson menerima pinangan klub top Italia, FC Internazionale Milano.
Sebuah tugas yang tidak ringan bagi Jorge. Tapi ia berharap, para pemainnya yang tersebar di berbagai klub Eropa bisa menolong timnya. “Jika semua pemain yang kami inginkan bisa tampil, maka kami akan menjadi tim yang kuat,” ujar Jorge.
Ironisnya, masyarakat Swiss sendiri tidak berharap terlalu banyak pada tim kebanggaannya ini. Apalagi mereka harus menghadapi tuan rumah Inggris pada pertandingan pembuka di Wembley. Enam hari kemudian, merekapun harus melawan favorit juara Belanda di Birmingham. Rasanya memang sulit bagi pasukan Jorge untuk lolos ke babak kedua.
DATA-FAKTA
INGGRISNama Asli: ENGLAND
Luas: 130.439 km2
Populasi: 47.254.000
Federasi: THE FOOTBALL ASSOCIATION (FA)
Berdiri: 1863
Jumlah Klub: 41.750
Jumlah Pemain: 3.258.000
Kostum: Putih-Biru-Putih
Prestasi: Juara Dunia 1966, peringkat tiga Piala Eropa 1968
Pelatih: Terry Venables (53 tahun), kontrak Juli 1994 -Juli 1996
TERRY VENABLES
Lahir 6 Januari 1943, Terry El Tel' Venables hanya sekali memperkuat tim nasional Inggris ketika dia bermain untuk Chelsea. Semasa jayanya, dia adalah jenderal lapangan tengah yang terus dipegangnya hingga memperkuat Tottenham Hotspur, Queens Park Rangers, dan Crystal Palace. Karier kepelatihannya dimulai di klub terakhir Palace. Tak lama kemudian Venables menggarap klub besar: Barcelona sekaligus juga memboyong pesepak bola kesukaannya sekaligus pemain tersopan di dunia, Gary Lineker, dari Tottenham. Di usianya yang ke-51, El Tel dinobatkan FA menjadi pelatih tim nasional menggantikan Graham Taylor yang gagal. Namun kisahnya juga tak lama. Akibat masalah pribadi, ia akan mengundurkan diri 30 Juni nanti. Lalu posisinya diisi oleh pejuang asal Chelsea lainnya, Glenn Hoddle.
SKUAD LENGKAP
Kiper: David Seaman (Arsenal/usia 32 tahun/ 23 kali main), Tim Flowers (Blackburn Rovers/29/7), Ian Walker (Tottenham Hotspur/24/0).
Belakang: Tony Adams (Arsenal/29/39), Gary Pallister (Manchester United/30/20), Stuart Pearce (Nottingham Forest/34/64), Gary Neville (Manchester United/21/8), Philip Neville (Manchester United/19/0), Gareth Southgate (Aston Villa/25/2), Rob Jones (Liverpool/24/8), Mark Wright (Liverpool-/32/44).
Tengah: Paul Gascoigne (Glasgow Rangers/28/37), Paul Ince (Internazionale/28/18), Steve McManaman (Liverpool/24/9), David Platt (Arsenal/29/57), Darren Anderton (Tottenham Hotspur/24/9), Dennis Wise (Chelsea/29/11), Robert Lee (Newcastle United/29/5).
Depan: Steve Stone (Nottingham Forest/24/5), Alan Shearer (Blackburn Rovers/25/22), Les Ferdinand (Newcastle United/29/9), Teddy Sheringham (Tottenham Hotspur/30/14), Robbie Fowler (Liverpool/21/2).
SWISS
Nama Asli: HELVETICA
Luas: 41.293 km2
Populasi: 6.955.000
Federasi: SCHWEIZERISCHER FUSSBALLVERBAND (SPV)
Berdiri: 1895
Jumlah Klub: 473
Jumlah Pemain: 182.369
Kostum: Merah-Putih-Merah
Prestasi: Perempatfinalis Piala Dunia 1954
Pelatih: Artur Jorge (50 tahun), Per 1 Januari 1996
ARTUR JORGE
Sebagai pemain, pria berkumis berkebangsaan Portugal yang dilahirkan ibunya pada 13 Februari 1946 ini pernah membela klub elite FC Porto, Academica Coimbra, Benfica, dan Belenenses, Akan tetapi, ia terpaksa gantung sepatu mendadak di usia produktif karena mengalaml patah kaki. Sebagai pelatih, ia pernah sukses membawa FC Porto menggondol Piala Champion 1987, dan Paris SG menjuarai Liga Prancis dua tahun silam. la pun pernah menangani tim nasional Portugal 1989-91, serta Benfica 1994-95. Jorge mulai memegang kendali tim Swiss 1 Januari 1996. la menggantikan posisi pelatih Inggris, Roy Hodgson, yang kini menangani raksasa Serie A, Internazionale Milano.
SKUAD LENGKAP
Kiper: Marco Pascolo (Servette/usia 29 tahun/35 kali main), Stephane Lehmann (Sion/32/8), Pascal Zuberbuehler (Grasshopper/25/3).
Belakang: Alain Geiger (Grasshopper/35/110), Stephane Henchoz (Hamburg/21/15), Marc Hottiger (Everton/28/59), Dominique Herr (Sion/30/51), Yvan Quentin (Sion/26/25), Roman Vega (Grasshoper/25/7).
Tengah: Ciriaco Sforza (Bayem Muenchen/26/39), Johann Vogel (Grasshopper/19/3), Thomas Bickel (Vissel Kobe/32/52), Christophe Bonvin (Sion/31/41), Alain Sutter (Freiburg/29/61), Marcel Koller (Grasshopper/35/51), Christophe Ohrel (St. Etienne/28/46), Murat Yakin (Grasshopper/21/2), Sebastien Fournier (Sion/24/11).
Penyerang: Stephane Chapuisat (Borussia Dortmund/26/45), Kubilay Turkyilmaz (Grasshopper/29/47), Adriarn Knup (Karlsruhe/27/45), Marco Grassi (Rennes/27/22).
(foto: soccernostalgia.blogspot)