Kemenangan Juventus ke-23 kali sebagai juara liga diabadikan oleh Ufficio Postale/Poste Telegrafi Italiana alias Kantor Pos Giro dan Telegraf Italia dalam bentuk perangko. Rancangannya dibuat oleh Ugo Nespolo, seorang pelukis. Berapa jenis? Satu macam, bernilai 750 lira dan mulai beredar Senin (12/6) lalu. Tapi ada yang aneh.
Seperti halnya iklan rokok dan sepak bola di Indonesia yang sering salah pasang gambar pemain, nomor punggung atau namanya, berikut pula yang terjadi pada perangko tersebut. Maksud gambarnya Roberto Baggio, tapi nomor punggungnya 9! Nomor yang selalu dipakai Gianluca Vialli. Banyak yang bilang, itu sebagai sinyal untuk Baggio bahwa dia sudah tidak disukai lagi di Juventus.
Sebab, ada harapan mereka bisa merebut trofi UEFA, satu-satunya gelar yang belum ada di lemari kaca AC Milan! Sepanjang sejarahnya, Milan telah tampil 14 kali di Piala Champion, 4 kali di Piala Winner, dan 9 kali di Piala UEFA.Musim depan adalah penampilan kesepuluh Milan di Piala UEFA. Terakhir kali mereka berlaga di sana pada musim 1987/88. Waktu itu tim asuhan Arrigo Sacchi tersungkur di perempatfinal oleh Espanyol, klub papan tengah Liga Spanyol, dengan skor 0-0 dan 0-2.
Ada dua penyebabnya. Pertama, banyak pendukung dan juga pengamat menduga Milan selalu gagal di Piala UEFA lantaran kekurangan motivasi sebab Piala UEFA dianggap kurang bergengsi. Lalu yang kedua? Nah ini yang diguyonkan tifosinya. Katanya, ajang itu dianggap juga sebagai Piala Juventus! Maklum, selama delapan tahun terus menerus, lantaran tidak pernah menjuarai Serie A atau masuk papan atas klasemen akhir, Juve selalu berpartisipasi di Piala UEFA. Hmmm, ngledek nih yee...
Dengan karya ini, berarti khazanah lagu-lagu yang dibuat untuk sepak bola di Italia makin marak. Yang pertama Grazie, Roma! atau Terima Kasih (AS) Roma karya Antonella Venditti. Sedang lagu untuk AC Milan pernah diciptakan oleh Dario Baldan Bembo, begitu juga tim nasional Italia pada Piala Dunia 1990 yang dibuatkan oleh musisi Italia yang berdomisili di AS, Giorgio Moroder.
Tekad itu telah disampaikan oleh Zola sebelum final melawan Juventus, akhir Mei lalu. "Saya ingin sekali memenangkannya dan piala itu didedikasikan untuk Vinci. Dia sebaya dengan saya. Secara pribadi saya tidak tahu harus berbuat apa," kata Zola. Entahlah, apakah para penculik itu mendengar imbauan Zola. Yang pasti di Cagliari, saat pertandingan tuan rumah melawan Sampdoria, publik setempat menggelar beberapa spanduk yang berbunyi. "Kembalikan Giuseppe Vinci kepada kami."
(foto: pickclik.fr/zmnapoli)
Seperti halnya iklan rokok dan sepak bola di Indonesia yang sering salah pasang gambar pemain, nomor punggung atau namanya, berikut pula yang terjadi pada perangko tersebut. Maksud gambarnya Roberto Baggio, tapi nomor punggungnya 9! Nomor yang selalu dipakai Gianluca Vialli. Banyak yang bilang, itu sebagai sinyal untuk Baggio bahwa dia sudah tidak disukai lagi di Juventus.
Juve Diledek Milan
Kegagalan Milan ke Piala Champion 1995/96 berarti menguapnya duit 15 miliar lira atau setara dengan Rp 22 miliar. Namun itu ternyata ada hikmahnya, hikmah yang bisa dibilang jauh lebih menantang dari sekedar kerugian uang. Apakah itu? Milan, yang keluar dari empat besar Serie A musim 1994/95, hanya akan tampil di Piala UEFA. Hasil ini rupanya banyak yang juga disyukuri tifosinya.Sebab, ada harapan mereka bisa merebut trofi UEFA, satu-satunya gelar yang belum ada di lemari kaca AC Milan! Sepanjang sejarahnya, Milan telah tampil 14 kali di Piala Champion, 4 kali di Piala Winner, dan 9 kali di Piala UEFA.Musim depan adalah penampilan kesepuluh Milan di Piala UEFA. Terakhir kali mereka berlaga di sana pada musim 1987/88. Waktu itu tim asuhan Arrigo Sacchi tersungkur di perempatfinal oleh Espanyol, klub papan tengah Liga Spanyol, dengan skor 0-0 dan 0-2.
Ada dua penyebabnya. Pertama, banyak pendukung dan juga pengamat menduga Milan selalu gagal di Piala UEFA lantaran kekurangan motivasi sebab Piala UEFA dianggap kurang bergengsi. Lalu yang kedua? Nah ini yang diguyonkan tifosinya. Katanya, ajang itu dianggap juga sebagai Piala Juventus! Maklum, selama delapan tahun terus menerus, lantaran tidak pernah menjuarai Serie A atau masuk papan atas klasemen akhir, Juve selalu berpartisipasi di Piala UEFA. Hmmm, ngledek nih yee...
Lagu Untuk Juventus
Juventus lagi. Mereka bukan cuma diabadikan di perangko saja, tapi juga dalam bentuk lagu. Cristiana Malglioglio, penyanyi dan pengarang lagu cukup kondang, mempersembahkan dengan judul Signora Juve alias Si Nyonya Juve. "Syair itu lahir bukan karena sayembara, tapi dari sanubari saya sendiri. Karena sejak kecil saya sudah jadi tifosi Juve," jelas seniman kelahiran Sicilia itu pada Corriere dello Sport-Stadio.Dengan karya ini, berarti khazanah lagu-lagu yang dibuat untuk sepak bola di Italia makin marak. Yang pertama Grazie, Roma! atau Terima Kasih (AS) Roma karya Antonella Venditti. Sedang lagu untuk AC Milan pernah diciptakan oleh Dario Baldan Bembo, begitu juga tim nasional Italia pada Piala Dunia 1990 yang dibuatkan oleh musisi Italia yang berdomisili di AS, Giorgio Moroder.
Dedikasi Zola
Kepada siapa Gianfranco Zola secara khusus mempersembahkan Piala UEFA? Keluarga? Pacar? Atau masyarakat Parma? Bukan, sama sekali bukan semuanya. Dia mempersembahkan (secara simbolis tentunya) trofi itu untuk sahabatnya, Giuseppe Vinci, yang sejak enam bulan lalu masih disandera para penculik di Sardegna atau Sardinia, sebuah pulau di selatan Italia yang menjadi sarang salah satu klan mafia paling menakutkan.Tekad itu telah disampaikan oleh Zola sebelum final melawan Juventus, akhir Mei lalu. "Saya ingin sekali memenangkannya dan piala itu didedikasikan untuk Vinci. Dia sebaya dengan saya. Secara pribadi saya tidak tahu harus berbuat apa," kata Zola. Entahlah, apakah para penculik itu mendengar imbauan Zola. Yang pasti di Cagliari, saat pertandingan tuan rumah melawan Sampdoria, publik setempat menggelar beberapa spanduk yang berbunyi. "Kembalikan Giuseppe Vinci kepada kami."
(foto: pickclik.fr/zmnapoli)