Luar biasa memang kecintaan tifosi di Italia pada bintangnya. Kalau tahun 1990, pendukung Fiorentina marah besar dengan berdemonstrasi serta bikin kerusuhan di pelosok kota Firenze karena bintang pujaan mereka, Roberto Baggio, dijual ke Juventus, kini giliran tifosi Lazio melakukan unjuk rasa dan turun ke jalan.
Para Laziale garis keras, memang bisa ditakar, memprotes keras rencana penjualan pujaan hati dan idola nomor satu mereka, Giuseppe Signori, ke Parma. Pengumuman transfer atau penjualan sang bintang itu dilakukan pukul 15.00 waktu Roma, Senin lalu. Hanya tiga jam kemudian, kerusuhan merebak di beberapa titik di ibukota Italia tersebut.
Sekitar 2.000 Laziale golongan ultras langsung berdemo sembari mendatangi markas Lazio di pusat kota. Bukan hanya demo atau protes tapi juga melakukan caci maki, berteriak-teriak bahkan merusak suasana kehidupan di ibukota pada hari itu. Mereka mengutuk rencana transfer sang idola.
Akhirnya polizia turun tangan. Mereka menghadang para Laziale kelotokan itu yang tampak tidak mau menyerah, malahan semakin beringas. Beberapa polisi mulai jadi korban, terkena sambitan batu atau pukulan benda tumpul dari perusuh yang terus mengamuk. Ada juga seorang wartawan terkena pukulan.
Sampai beberapa jam suasana kacau benar-benar mengunci pusat kota pada jam sibuk. Mau tidak mau polisi anti-huru hara Carabinieri diturunkan. Takut dengan tongkrongan polisi militer yang seperti pasukan tempur serius, nyali para perusuh akhirnya mengkeret juga. Lalu terjadilah dialog dan diskusi jalanan.
Syarat para Laziale fanatik itu hanya satu: hentikan transfer Signori ke Parma atau kami akan berperang sampai tidak ada batasnya! Itu dikatakan dengan penuh kemarahan saat bernegosiasi dengan Carabinieri. Wuih, gawat.
Entah kenapa, tiba-tiba pada tengah malam, muncul sebuah keputusan yang mencengangkan dari pengurus Lazio: Signori tidak jadi dijual!! Bahkan Signori, yang saat itu sedang berlibur ke Argentina dengan keluarganya, belum tahu menahu kabar terbaru tentang dirinya itu.
Buat Lazio sendiri tentunya kabar ini akan berdampak buruk buat keuangan mereka. Satu-satunya solusi untuk mengatasinya telah gagal dan dengan sangat terpaksa, rencana B dijalankan. Apa Plan B Lazio? Bos dan sang pemilik klub, Sergio Cragnotti, akan menjual semua sahamnya yang ada di Lazio!
Untuk kabar lanjutan ini justru tidak ada protes dari Laziale. Padahal kalau dipikir-pikir keputusan terbaru itu bakal membahayakan masa depan Lazio. Selama ini Cragnotti mengurus, menjalani, dan mengelola Lazio dengan passion, dengan sepenuh hati. Dia cinta mati Lazio. Bila sahamnya dijual, lali yang membeli tidak cinta Lazio atau hanya ingin cari duit tanpa cinta, bagaimana?
Suporter Lazio mempunyai alasan kenapa mereka menahan kepergian Signori. Salah satunya adalah karena sang kapten dianggap sukses mempertahankan nilai-nilai klub lewat penampilan dan kepemimpinan. Hasil di klasemen akhir 1994/95 telah membuktikan itu. Lazio duduk menjadi runner up-nya Juventus. sedang Parma sendiri ada di peringkat ketiga.
Ada pun Parma memang sangat berminat pada Beppe. Selain lebih tajir dibanding Lazio, mereka juga sedang membidik masa depan dengan target menjuarai Serie A musim depan. Jika Signori ke Parma, maka klub ini akan punya dua sutradara di lapangan pada diri Gianfranzo Zola dan Signori.
Harga 25 miliar lira atau sekitar Rp 37,5 miliar sebenarnya telah disepakati Cragnotti dan bos Parma Stefano Tanzi. Menurut pelatih Parma Nevio Scala, klubnya melihat duet Zola-Signori sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan sepak terjang Juventus yang juga punya dua dirigen di sosok Roberto Baggio dan Alessandro Del Piero. Scala telah mempelajari betapa padunya duet Zola-Signori selama tampil di tim nasional Italia.
Meski bertipikal sebagai pemain sayap, namun Scala yakin Signori akan melengkapi kekuatan Parma yang selama ini juga sudah apik lewat imajinasi Zola. Ada kabar, jika Signori jadi datang maka mereka akan melepas Faustino Asprilla.
Untungnya, kegagalan janji Parma untuk menyenangkan tifosinya dengan mendatangkan Signori tidak membawa protes seperti di Lazio. Pendukung Parma melihat efek penjualan Signori yang bisa berujung negatif adalah salah satu sikap menghormati suporter Lazio. Setelah resmi dinyatakan Signori tidak jadi dijual ke Parma, tiba-tiba keesokan harinya kembali terjadi kerumunan massa di markas Lazio. Wah, ada apa lagi? Ternyata kali ini ribuan Laziale memasang wajah senyum.
Rupanya mereka ingin memborong karcis terusan di Olimpico untuk musim depan. Sebanyak 40.000 tiket terusan hingga akhir musim pun ludes. Ini menjadi rekor baru dalam sejarah Lazio! Beginilah kehidupan sepak bola di Italia. Buat para pengamat yang menyelami bisnis klub atau yang mengerti game fantasi sepak bola, kegagalan penjualan Signori hanya keputusan sesaat bahkan keputusan sesat, mengingat nilai Signori toh akan pudar di musim-musim mendatang.
Sekaranglah saatnya untuk melepas sang bintang dengan harga mahal. Kondisi di Lazio sekarang ini seperti judul lagu Damai Tapi Gersang, tenang tapi kering duitnya. Barangkali sekarang Lazio aman, tapi di musim-musim selanjutnya? Kita nantikan saja bagaimana kiprah Biancocelesti nanti.
(foto: rai/forumlazioultras)
Aksi Laziale menentang rencana klub. |
Sekitar 2.000 Laziale golongan ultras langsung berdemo sembari mendatangi markas Lazio di pusat kota. Bukan hanya demo atau protes tapi juga melakukan caci maki, berteriak-teriak bahkan merusak suasana kehidupan di ibukota pada hari itu. Mereka mengutuk rencana transfer sang idola.
Akhirnya polizia turun tangan. Mereka menghadang para Laziale kelotokan itu yang tampak tidak mau menyerah, malahan semakin beringas. Beberapa polisi mulai jadi korban, terkena sambitan batu atau pukulan benda tumpul dari perusuh yang terus mengamuk. Ada juga seorang wartawan terkena pukulan.
Sampai beberapa jam suasana kacau benar-benar mengunci pusat kota pada jam sibuk. Mau tidak mau polisi anti-huru hara Carabinieri diturunkan. Takut dengan tongkrongan polisi militer yang seperti pasukan tempur serius, nyali para perusuh akhirnya mengkeret juga. Lalu terjadilah dialog dan diskusi jalanan.
Syarat para Laziale fanatik itu hanya satu: hentikan transfer Signori ke Parma atau kami akan berperang sampai tidak ada batasnya! Itu dikatakan dengan penuh kemarahan saat bernegosiasi dengan Carabinieri. Wuih, gawat.
Entah kenapa, tiba-tiba pada tengah malam, muncul sebuah keputusan yang mencengangkan dari pengurus Lazio: Signori tidak jadi dijual!! Bahkan Signori, yang saat itu sedang berlibur ke Argentina dengan keluarganya, belum tahu menahu kabar terbaru tentang dirinya itu.
Buat Lazio sendiri tentunya kabar ini akan berdampak buruk buat keuangan mereka. Satu-satunya solusi untuk mengatasinya telah gagal dan dengan sangat terpaksa, rencana B dijalankan. Apa Plan B Lazio? Bos dan sang pemilik klub, Sergio Cragnotti, akan menjual semua sahamnya yang ada di Lazio!
Rencana Parma
Suporter Lazio mempunyai alasan kenapa mereka menahan kepergian Signori. Salah satunya adalah karena sang kapten dianggap sukses mempertahankan nilai-nilai klub lewat penampilan dan kepemimpinan. Hasil di klasemen akhir 1994/95 telah membuktikan itu. Lazio duduk menjadi runner up-nya Juventus. sedang Parma sendiri ada di peringkat ketiga.
Ada pun Parma memang sangat berminat pada Beppe. Selain lebih tajir dibanding Lazio, mereka juga sedang membidik masa depan dengan target menjuarai Serie A musim depan. Jika Signori ke Parma, maka klub ini akan punya dua sutradara di lapangan pada diri Gianfranzo Zola dan Signori.
Harga 25 miliar lira atau sekitar Rp 37,5 miliar sebenarnya telah disepakati Cragnotti dan bos Parma Stefano Tanzi. Menurut pelatih Parma Nevio Scala, klubnya melihat duet Zola-Signori sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan sepak terjang Juventus yang juga punya dua dirigen di sosok Roberto Baggio dan Alessandro Del Piero. Scala telah mempelajari betapa padunya duet Zola-Signori selama tampil di tim nasional Italia.
Meski bertipikal sebagai pemain sayap, namun Scala yakin Signori akan melengkapi kekuatan Parma yang selama ini juga sudah apik lewat imajinasi Zola. Ada kabar, jika Signori jadi datang maka mereka akan melepas Faustino Asprilla.
Giuseppe Signori, diincar Parma. |
Rupanya mereka ingin memborong karcis terusan di Olimpico untuk musim depan. Sebanyak 40.000 tiket terusan hingga akhir musim pun ludes. Ini menjadi rekor baru dalam sejarah Lazio! Beginilah kehidupan sepak bola di Italia. Buat para pengamat yang menyelami bisnis klub atau yang mengerti game fantasi sepak bola, kegagalan penjualan Signori hanya keputusan sesaat bahkan keputusan sesat, mengingat nilai Signori toh akan pudar di musim-musim mendatang.
Sekaranglah saatnya untuk melepas sang bintang dengan harga mahal. Kondisi di Lazio sekarang ini seperti judul lagu Damai Tapi Gersang, tenang tapi kering duitnya. Barangkali sekarang Lazio aman, tapi di musim-musim selanjutnya? Kita nantikan saja bagaimana kiprah Biancocelesti nanti.
(foto: rai/forumlazioultras)