Tak banyak perbedaan antara apa yang pernah dipuji media Inggris dan kenyataan di lapangan. Ia tetap ramah, penuh perhatian, dan akrab. Sederet kesan itulah yang tampak dari Joe Royle (46), manajer Everton - klub yang baru saja menjuarai Piala FA 1994/95. Kedatangannya yang pertama kali ke Jakarta adalah dalam rangka pembukaan kompleks baru British International School Jakarta (BISJ) di Pondok Aren, Tangerang, yang juga diramaikan oleh turnamen sepak bola internasional antar sekolah asing se-Jakarta edisi yang kelima.
"Hai, apa kabar," sapanya lebih dulu ketika saya menemuinya, Ahad, 4 Juni 1995. "Ini kedatangan saya yang pertama ke sini. Jadi, maaf kalau banyak yang tidak saya ketahui tentang Indonesia," lanjut mantan striker yang pernah enam kali dan dua golnya membela tim nasional Inggris sepanjang 1971-1977 itu dengan jujur, sambil tersenyum tentunya.
Namun Royle bisa juga jadi serius atau bahkan lucu. Serius jika digiring bicara bola. Ketika membalik-balikkan Mingguan BOLA yang saya bawa khusus untuknya, tiba-tiba dia memekik, "Aha, ini 'kan Amokachie dan ini saya!" serunya dengan mimik lucu bin takjub yang membuat saya tertawa senang. Waktu saya bersiasat "licik" dengan "menghajarnya" dengan kamera pocket saat membaca koran tersebut, dia baru menyadari apa yang terjadi, lantas sontak berujar: "Nice, nice, it's brilliant publication!" Kami semua tertawa dibuatnya.
Sebagai tamu istimewa yang "diimpor" langsung dari Inggris, Royle terus didampingi oleh kepala sekolah BISJ, Richard Birchall, dan direktur litbang Jill McLean ke mana pun dia melangkah di kompleks sekolah asing tersebut. Bahkan saat wawancara, kedua tokoh BISJ itu ikut mendengarkan dengan seksama. Walau di negeri jauh, namun nama Joe Royle rupanya masih sakti mandraguna di kalangan warga Inggris Tangerang. Tak jarang, langkah atau gerakkannya terhenti tiba-tiba mana kala beberapa dari mereka meminta foto bersama atau tanda tangannya. Baik tua maupun muda, atau besar maupun kecil.
Sementara banyak masyarakat Indonesia, kebanyakan orang tua murid, hanya menyaksikan sambil melongo dan terus menebak kira-kira siapa Mister Joe Royle ini. Didera aktivitas dan situasi yang mendadak, toh senyum khasnya tetap tidak hilang dari wajahnya yang ramah. Sepanjang koridor dia menyapa siapa saja yang dilaluinya. "Siapa namamu? Teruslah berlatih ya," ucap Royle dengan wajah kocak saat menanyakan dan menyalami seorang bocah bule ketika diminta mengalungi medali pemenang turnamen sepak bola anak-anak. Biar terlihat amat kegerahan dengan udara sekitar dan sedikit letih, pria kelahiran 8 April 1949 itu terus berusaha semangat dan ceria.
"Kami mendapat kehormatan besar kedatangan manajer tim yang barusan meraih FA Cup. Anda lihat sendiri 'kan, anak-anak pun tahu siapa dirinya dan mereka menyukainya," ucap Miss Jill McLean dengan bangga pada saya. "Ia pelatih yang luar biasa karena bisa mengangkat Everton ke tempat terhormat di Inggris," tambah Birchall menimpali.
Ada banyak hikmah yang didapat dari sosok Royle. Rupanya kisah sukses seseorang selaras atau seiring sejalan dengan sifat dan sikap yang ada di dalam kepribadiannya yang hangat dan penuh perhatian. Kesan ini pula yang barangkali dirasakan oleh pemain Everton. Semua menyukainya. Dalam taraf khusus buat pencinta Everton, Royle meraih dua sukses sekaligus, yaitu menyelamatkan The Toffees dari degradasi dan merebut Piala FA.
(foto: Arief Natakusumah)
"Hai, apa kabar," sapanya lebih dulu ketika saya menemuinya, Ahad, 4 Juni 1995. "Ini kedatangan saya yang pertama ke sini. Jadi, maaf kalau banyak yang tidak saya ketahui tentang Indonesia," lanjut mantan striker yang pernah enam kali dan dua golnya membela tim nasional Inggris sepanjang 1971-1977 itu dengan jujur, sambil tersenyum tentunya.
Namun Royle bisa juga jadi serius atau bahkan lucu. Serius jika digiring bicara bola. Ketika membalik-balikkan Mingguan BOLA yang saya bawa khusus untuknya, tiba-tiba dia memekik, "Aha, ini 'kan Amokachie dan ini saya!" serunya dengan mimik lucu bin takjub yang membuat saya tertawa senang. Waktu saya bersiasat "licik" dengan "menghajarnya" dengan kamera pocket saat membaca koran tersebut, dia baru menyadari apa yang terjadi, lantas sontak berujar: "Nice, nice, it's brilliant publication!" Kami semua tertawa dibuatnya.
Sebagai tamu istimewa yang "diimpor" langsung dari Inggris, Royle terus didampingi oleh kepala sekolah BISJ, Richard Birchall, dan direktur litbang Jill McLean ke mana pun dia melangkah di kompleks sekolah asing tersebut. Bahkan saat wawancara, kedua tokoh BISJ itu ikut mendengarkan dengan seksama. Walau di negeri jauh, namun nama Joe Royle rupanya masih sakti mandraguna di kalangan warga Inggris Tangerang. Tak jarang, langkah atau gerakkannya terhenti tiba-tiba mana kala beberapa dari mereka meminta foto bersama atau tanda tangannya. Baik tua maupun muda, atau besar maupun kecil.
Sementara banyak masyarakat Indonesia, kebanyakan orang tua murid, hanya menyaksikan sambil melongo dan terus menebak kira-kira siapa Mister Joe Royle ini. Didera aktivitas dan situasi yang mendadak, toh senyum khasnya tetap tidak hilang dari wajahnya yang ramah. Sepanjang koridor dia menyapa siapa saja yang dilaluinya. "Siapa namamu? Teruslah berlatih ya," ucap Royle dengan wajah kocak saat menanyakan dan menyalami seorang bocah bule ketika diminta mengalungi medali pemenang turnamen sepak bola anak-anak. Biar terlihat amat kegerahan dengan udara sekitar dan sedikit letih, pria kelahiran 8 April 1949 itu terus berusaha semangat dan ceria.
"Kami mendapat kehormatan besar kedatangan manajer tim yang barusan meraih FA Cup. Anda lihat sendiri 'kan, anak-anak pun tahu siapa dirinya dan mereka menyukainya," ucap Miss Jill McLean dengan bangga pada saya. "Ia pelatih yang luar biasa karena bisa mengangkat Everton ke tempat terhormat di Inggris," tambah Birchall menimpali.
Ada banyak hikmah yang didapat dari sosok Royle. Rupanya kisah sukses seseorang selaras atau seiring sejalan dengan sifat dan sikap yang ada di dalam kepribadiannya yang hangat dan penuh perhatian. Kesan ini pula yang barangkali dirasakan oleh pemain Everton. Semua menyukainya. Dalam taraf khusus buat pencinta Everton, Royle meraih dua sukses sekaligus, yaitu menyelamatkan The Toffees dari degradasi dan merebut Piala FA.
(foto: Arief Natakusumah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar