Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Christian Panucci: Produk Baru Pertahanan Milan

Associazione Calcio Milano alias AC Milan, selain dikenal sebagai klub tangguh Eropa di era 1990-an, juga memiliki prestasi khusus yang menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi kalau bukan sebagai klub pencetak pemain bertahan yang andal.

Kalau pada periode 1980-an sektor pertahanan tim nasional Italia didominasi Juventus, maka di era 1990-an, tak pelak lagi, Milan mengambil alih posisi ini. Bayangkan, dengan materi seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Mauro Tassotti, Alessandro Costacurta, dan masih banyak lagi, yang pernah dan masih menjadi andalan zona difensore tim Azzurri.

Christian Panucci: Produk Baru Pertahanan MilanHebatnya lagi, kebanggaan masih berlanjut. Produk baru bermunculan. Satu di antaranya yang paling menonjol adalah Christian Panucci. Meski baru pada taraf berkembang tapi sulit memungkiri bahwa Panucci dicap sebagai penerus para seniornya, terutama Tassotti sebagai suksesor bek kanan Rossoneri.

Apa kelebihan Panucci? Yang kentara adalah ngotot, lugas, dan serius dengan posisinya. Hanya itu? Tentu masih ada. Ia juga disiplin, piawai dalam menyerang, lumayan bagus dalam bola atas dan naluri gol yang cukup tinggi. Ini pun belum cukup. Karena ia pun masih muda, 22 tahun, dan memiliki fisik yang tangguh. Dengan sederet data fakta seperti itu, klub atau pelatih mana yang tidak kesengsem dengannya?

Maka tak berlebihan, jika ia kini semakin mendapat tempat di benak sang pelatih, Fabio Capello. Tak mengherankan jika pemain bertahan seperti Enzo Gambaro dan Alessandro Orlandini kalah bersaing dan akhirnya dijual. Bahkan kini Panucci juga lebih memikat ketimbang Stefano Nava, Filippo Galli, termasuk Tassotti yang memang sebentar lagi kavlingnya akan diisi oleh Panucci.

Produk Asli Genoa

Prestasi Panucci di Milan bisa disebut meroket cepat. Sejak ditransfer dari Genoa dengan harga yang cukup spektakuler, 15 miliar lebih pada musim lalu, kini ia menjadi salah satu komponen penting Rossoneri. Genoa? Ya, dia adalah putra asli Genova dan dari Genoa ia mengawali karier. Seperti biasa, selain bakat, faktor lingkungan juga keluarga, terutama ayah, memegang peranan penting dalam membentuk diri para pesepak bola di Italia. Dan ini juga berlaku buat Panucci.

Ayahnya, Vittorio, adalah tifosi fanatik AC Genoa sejak muda. Gagal menjadi giacatori, ia tak pernah putus asa untuk selalu dekat dengan hasratnya. Darah sepak bolanya jelas menurun pada anaknya. Tiba waktunya dia serius membina anak laki-laki satu-satunya untuk mewujudkan impiannya sejak muda. Begitu juga ibu Panucci, Hana, selalu mendukungnya. Malah oleh kedua orang tuanya, Panucci sudah dimasukkan ke klub junior Genoa di usia 12 tahun, dan bertahan hingga masa Primavera.

Tepat pada usianya yang ke-18, Panucci mulai dicoba oleh pelatih Genoa saat itu, Osvaldo Bagnoli. Sayangnya, penilaian yang diberikan kepadanya buruk. Musim 1991/92 itu, ia hanya sekali tampil. Baru di musim berikutnya, Panucci berkiprah lebih baik. Tiga gol dari 30 pertandingan untuk Genoa ternyata sudah cukup membuka mata Fabio Capello untuk segera menariknya ke Milan.

“Ada satu yang memberi pengaruh terbesar bagi dirinya saat itu. Ia selalu bermain ngotot dan tak mau kalah, serta bermain stabil sepanjang pertandingan,” ucap Capello yang dikenal jarang memuji pemainnya. Sesuai teori, Capello tak ragu menurunkan Panucci pada partai vital, final Piala Toyota vs Sao Paulo di Tokyo, 12 Desember 1993. Meski kalah 2-3, tapi Capello merasa berhasil, paling tidak ia telah sukses mencetak satu lagi pemain berbakat bagi timnya.

Kurang Cepat

Andil Panucci bagi Milan juga luar biasa. Sayap kiri yang juga bintang Paris Saint-Germain, David Ginola, nyaris tidak berkutik akibat marking ketat Panucci yang bercita rasa khas Italia, saat berlangsung laga semifinal di Stadion Giuseppe Meazza, Milano, April lalu.

Panucci adalah pencetak dua gol saat Milan menggebuk AEK Athena 2-1 di penyisihan grup Liga Champion musim ini. Meski belum menjadi pilihan utama, pelatih tim nasional Italia Arrigo Sacchi pun pernah tiga kali mencoba Panucci tampil dalam ujicoba. Sebelumnya, ia pernah bermain di tim nasional junior.

“Panucci merupakan gabungan tipikal Paolo Maldini dan Beppe Bergomi di masa jayanya,” puji Cesare Maldini, legenda Milan yang juga ayah Paolo Maldini. Untuk diketahui, Cesare adalah pelatih Azzurrini alias tim nasional Italia junior.

Walau pujian banyak bertebaran, Panucci tetap pada sifat aslinya: pendiam, tidak akan banyak bicara. “Yang saya inginkan hanya satu, bermain baik dan bisa bekerja sama dengan rekan di lapangan,” tuturnya singkat.

Ia sepertinya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, seperti yang dikatakan oleh Capello berikut ini. “Dia masih kurang cepat untuk kembali ke posisinya jika ada serangan lawan. Juga dalam membaca pergerakan lawan. Masih jauh jika harus dibandingkan dengan Maldini. Pengalaman yang akan menempanya kemudian,” ungkap pelatih yang jarang tertawa ini. Tenang, itu berarti pada suatu saat nama Panucci akan menjadi besar.


DATA DIRI

Christian Panucci: Produk Baru Pertahanan MilanNama: Christian Panucci
Lahir: Genova, 12 April 1973
Tinggi/Berat: 180 cm/73 kg
Posisi: Bek Kanan
Nomor Punggung: 2
Klub Sebelumnya: Genoa (1991-1993)
Debut Liga: 24 Mei 1992 (Genoa vs Napoli 0-1)
Prestasi: Juara Serie A 1993/94, Juara Liga Champion 1993/94, Juara Piala Super Eropa 1994, Pemain Berbakat Italia 1994
Rekor 1993/94: 15 pertandingan (1.114 menit) dan tiga gol   

(foto: tifomilan/bbc)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini