Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish

Blackburn Rovers 89, Manchester United 88. Drama pun berakhir. Ya, akhirnya Blackburn Rovers menggapai impian yang terpendam selama 81 tahun, menjadi juara Liga Inggris! Sangat disayangkan kesempatan besar tidak dimanfaatkan Manchester United. Pasukan Alex Ferguson justru ditahan 1-1 oleh tuan rumah West Ham United. Padahal di Anfield, Blackburn kalah 1-2 dari Liverpool.
Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish
Kenny Dalglish dan Tim Sherwood berbinar-binar di Anfield. Kalah tapi juara.
Musim 1994/95 mencapai klimaksnya tatkala Manchester United, satu-satunya pesaing The Rovers menuju tangga juara, terpaksa menyerahkan mahkota yang telah dua musim digenggamnya setelah ditahan imbang 1-1 di Upton Park, dalam laga pamungkas FA Premiership, Ahad lalu. Meski Blackburn kalah 1-2 dari Liverpool pada saat yang sama, hasil di London itu sama sekali tidak menolong United.

Atas prestasi ini, Blackburn resmi tiga kali menjuarai Liga Inggris sejak 1911/12 dan 1913/14, sekaligus menggagalkan ambisi Setan Merah sebagai klub keempat sepanjang sejarah yang sanggup melalukan hattrick juara. Tiga klub yang sukses mempertahankan juara tiga kali berturut-turut adalah Huddersfield Town (1924, 1925, 1926), Arsenal (1933, 1934, 1935), dan Liverpool (1982, 1983, 1984).

Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish
Klasemen Akhir 1994/95.
Kesuksesan yang ditentukan di partai akhir itu, bisa jadi lebih pantas disebut sebagai keberkahan dari Upton Park, stadion yang menjadi tempat kegagalan United. Namun publik The Rovers menganggap bahwa semua itu merupakan adi karya Kenny Dalglish, sang manajer klub berlogo mawar tersebut.

Dalglish, legenda Liverpool, terpilih sebagai manajer terbaik Liga Inggris musim ini. Dia membangun tim yang punya tagline cukup populer: Arte Et Labore tersebut mulai Oktober 1991, di saat mereka masih bercokol di divisi satu yang dihuni sejak 1981.

Setelah 10 tahun, impian menembus ke kasta tertinggi sepak bola Inggris tercapai dengan hasil promosi pada akhir musim 1990/91. Empat tahun kemudian impian berubah menjadi kenyataan dengan raihan titel juara Premiership musim 1994/95.

Blackburn dan Dalglish nyaris membuat prestasi spektakuler di musim 1992/93 dan 1993/94. Namun Manchester United dan Alex Ferguson menggagalkannya. Di musim ini, Dalglish lebih mawas diri. Kompetisi berjalan secara maraton sebab ditentukan di pekan terakhir. Ketika menghadapi Liverpool, Minggu (14/5) lalu di Anfield, mimpi buruk ketiga nyaris datang lagi.

Jantung Walker
Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish
Satu gol Shearer di Anfield. Walau akhirnya kalah 1-2, The Rovers tetap juara.
Pertandingan kelihatannya mudah buat Blackburn. Baru 20 menit, Alan Shearer sudah menceploskan bola ke gawang David James. Namun di babak kedua, nasib sang tamu mulai berubah. Pertama John Barnes bikin gol di menit 64. Saat itu orang jadi teringat dan 'mulai percaya' dengan kesaktian Alex Ferguson dan Manchester United-nya.

Tiba-tiba saja di menit akhir, gelandang The Reds Jamie Redknapp mencetak gol fantastis lewat tendangan bebas. Seketika itu, runtuhlah semangat semua pemain Blackburn termasuk Dalglish sendiri. Semua yang membenci Manchester United pasrah tota, tinggal ditambah kabar gol kemenangan dari laga di London Timur Laut. Para suporter The Rovers tampak frustrasi dan banyak yang menangis. Bisa dibayangkan jika United menang di Upton Park, kegagalan luar biasa bakal mereka telan.

Drama menjadi menarik karena selang beberapa detik kemudian dikabarkan dari Upton Park, laga West Ham vs United berakhir imbang! Kegembiraan langsung meledak di kubu Blackburn. Kesedihan, putus asa, dan tangisan berubah suka cita dan kebahagiaan luar biasa. Anfield, yang saat itu dijejali 40.014 penonton, menjadi saksi sejarah sukses Blackburn. Bayangkan, mereka baru merasakan lagi kebahagiaan setelah 81 tahun!
Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish
Goal-getter Alan Shearer sukses menenangkan jantung Jack Walker.
“Waktu gol Redknapp tercipta, jantung saya tiba-tiba berhenti. Saya tak percaya apa yang saya lihat. Namun, dalam sekejap duka itu berubah ketika wartawan mengabarkan hasil di Upton Park,” aku Jack Walker, bos Blackburn yang terus larut dengan suka citanya. “Tak seorang pun menyukai bermain dengan kondisi seperti ini. Saya hanya berharap West Ham dapat menolong kami. Sungguh, kami begitu tertekan,” kata Alan Shearer sebelum pertandingan.

Kini semua telah berlalu. Blackburn pantas berpesta atas usaha keras mereka. Di Anfield, kapten Tim Sherwood, kiper Tim Flowers, Shearer, Chris Sutton, Graeme Le Saux dkk sontak melakukan selebrasi dan victory laps mengelilingi stadion yang disambut hangat kubu Liverpool. “Selamat sang juara!” terdengar sayup-sayup di Anfield.

“Tak ada yang lebih menggembirakan selain saat-saat sekarang ini. Saya berterima kasih pada suporter Liverpool, respons mereka luar biasa,” cetus Dalglish, sang legenda The Reds yang tampaknya menjadi faktor utama kenapa pendukung Liverpool ikut larut dalam pesta juara Blackburn.

Pada eranya, Dalglish adalah pemain top The Reds yang melambungkan Liverpool ke singgasana Inggris dan Eropa. Dia juga sempat melatih klub yang bermarkas di wilayah Merseyside tersebut. Namun hasilnya kurang baik. Blackburn memang berbeda dengan Liverpool. Namun di matanya klub ini punya arti khusus sebab dia merintis sukses sejak dari divisi satu. Barangkali inilah usaha terbesar yang paling memuaskan dirinya.

The Rovers, yang berdiri pada 1875, memulai kompetisi liga sejak pertama kali digelar pada 1888/89. Mereka bertahan di divisi utama hingga 1935/36. Sejak 1936/1937 hingga 1957/58 The Rovers berkeliaran di divisi satu. Kembali lagi ke divisi utama pada 1958/59 hingga 1964/65. Namun di musim 1970/71 mereka sempat terlempar ke divisi tiga! Setelah melakoni beberapa petualangan di divisi bawah, baru di musim 1991/92, setelah dipegang Dalglish, The Rovers kembali lagi ke divisi utama.

Ajang Eropa

Sisi menarik atas keberhasilan mereka menjuarai Premier League 1994/95 adalah keikut-sertaan pertama kali seumur hidupnya ke Liga Champion! Sejak zaman keemasan Liverpool di era 1980-an, diselingi kejutan Aston Villa dan Nottingham Forest, sampai sekarang belum ada lagi klub yang bisa survive di Liga Champion. Everton, Arsenal, Leeds United, bahkan kekuatan baru Manchester United pernah mencoba, namun gagal.

Mengapa pada gagal? Salah satu faktor penyebabnya adalah perbedaan mazhab antara UEFA (Uni Sepak Bola Eropa) dengan FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris Raya), khususnya soal peraturan pemain asing. FA yang berotoritas mutlak di Inggris, Skotlandia, Irlandia, Wales, dan Irlandia Utara mempunyai kebijakan khusus soal pemain yang berasal dari lingkungannya sendiri.

Jadi, jika sebuah klub memiliki sebelas pemain dari negara-negara tersebut (Britania Raya + Irlandia), tidaklah disebut pemain asing. Ini bertentangan dengan aturan UEFA yang hanya mengizinkan klub punya tiga pemain asing. Maka tidaklah mengherankan jika di Manchester United, setengah dari jumlah pemainnya adalah ‘pemain asing’ menurut UEFA. Padahal menurut FA hanya ada tiga, yaitu Andrei Kanchelskis (Rusia), Eric Cantona (Prancis), dan Peter Schmeichel (Denmark).

Tentu saja hal ini menjadikan kekuatan tim Setan Merah timpang jika bermain di ajang Eropa. Pemain seperti Ryan Giggs (Wales), Mark Hughes (Wales), Brian McClair (Skotlandia), Denis Irwin (Irlandia), Roy Keane (Irlandia), dan lainnya merupakan tulang punggung klub kebanggaan kota kedua terbesar di Inggris tersebut.

Memang Beda

Berbicara aturan UEFA dan kesempatan tampil di Liga Champion musim depan, di sinilah barangkali letak keunggulan Blackburn Rovers dibanding Manchester United sebelumnya. Di tim utama Blackburn, pemain asing non-Inggris Raya tercatat hanya tiga. Mereka adalah Robbie Slatter (Australia), Henning Berg (Norwegia), dan Richard Witschge (Belanda).

Ini pun hanya Berg yang sering dimainkan. Sedangkan skuad non-Inggris hanya Colin Hendry (Skotlandia) yang menjadi pemain inti. Kekuatan Blackburn terasa lengkap karena hampir semua pemain bintangnya berasal dari Inggris sendiri.
Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish
Duet maut 1994/95 di Inggris: SAS, alias Alan Shearer dan Chris Sutton.
Sebut saja Alan Shearer, Tim Sherwood, Tim Flowers, Chris Sutton, Graeme Le Saux yang kesemuanya adalah pemain nasional Inggris. Blackburn juga punya duet mematikan di Inggris dan di Eropa dalam diri Shearer-Sutton (SAS – Shearer and Sutton).

Sekarang Blackburn mau tidak mau harus siap berpetualang dan bersaing di Liga Champion, yang di dalamnya berisi klub-klub kuat Eropa seperti Ajax Amsterdam, FC Porto, Bayern Muenchen, Nantes, dan Real Madrid serta Juventus yang juga menjadi juara liga di negaranya.

Pengalaman Blackburn di Eropa yang sangat minim bakal menjadi kendala terbesar. Mereka pertama kali, dan hanya sekali-kalinya, tampil di ajang Eropa pada musim ini, yakni di Piala UEFA. Blackburn kandas di babak ketiga oleh klub Denmark, Odense BK. Kurangnya kontak bertarung dengan klub luar Inggris memang menjadi masalah yang harus dibenahi Kenny Dalglish secepat mungkin.

Bagi Dalglish sendiri, Blackburn merupakan klub kedua yang dibelanya di ajang Liga Champion setelah Liverpool. Bersama The Reds, ia pernah berkiprah sebagai pemain dan pelatih di kejuaraan antarklub paling bergengsi di Eropa itu. Selamat menjadi juara baru Liga Inggris, dan selamat datang pula di Liga Champion, Blackburn!


FORMASI UTAMA & SKUAD BLACKBURN ROVERS 1994/95

Blackburn Rovers Kampiun Inggris 1994/95: Adikarya Terbesar Dalglish

Penjaga Gawang: 1-Tim Flowers, 13-Bobby Mimms, 26-Frank Talia, 31-Shay Given.
Belakang: 2-Tony Gale, 3-Jeff Kenna, 5-Colin Hendry, 6-Graeme Le Saux, 12-Nicky Marker, 14-Lee Makel, 20-Henning Berg, 25-Ian Pearce.
Gelandang: 4-Tim Sherwood (c), 7-Stuart Ripley, 11-Jason Wilcox, 15-Richard Witschge, 17-Robbie Slatter, 21-Paul Harford, 22-Mark Atkins, 23-David Batty, 24-Paul Warhurst.
Penyerang: 8-Kevin Gallacher, 9-Alan Shearer, 10-Mike Newell, 16-Chris Sutton

(foto: thetimes/bbc/thesun/mirror/wiki)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini