Susah tidur memang masalah. Ini juga dialami pelatih Arrigo Sacchi yang terkenal susah tidur cepat alias insomnia. Kesuksesan membawa tim nasional Italia mengalahkan tuan rumah Ukraina 2-0 justru tidak membuatnya tidur nyenyak. Begitu juga wawancara panjang via telepon oleh TV Italia Uno, tak menjadikannya mengantuk. Setelah wawancara ia malah duduk sendirian di lobi sebuah hotel di Kyiv, ibukota Ukraina.
Daripada bengong terus akhirnya ia mengajak kedua asistennya, Carlo Ancelotti dan Pietro Carmignani, untuk cari angin. Namun, Sacchi lupa bahwa saat itu waktu sudah tengah malam nyaris dinihari. Ketiganya lalu berjalan-jalan malam melewati gerbang hotel menuju pusat kota Kyiv. Apa yang terjadi kemudian?
Tiba-tiba saja, sebuah mobil berhenti di samping mereka. Tak lama turunlah dua orang bersenjata otomatis menghampiri Sacchi. Yang ada di benak Sacchi saat itu adalah perampokan. Tapi kedua orang itu malah menanyakan identitas sambil bersiap menggeledah mereka. Rupanya orang-orang bersenjata itu adalah polisi Ukraina yang berpakaian preman.
Untungnya salah satu polisi mengenal wajah Sacchi, yang kemudian menasehati agar jangan keluyuran malam karena di Kyiv sering diadakan razia malam hari. Sacchi menurut dan kali ini ia tak mau berkeras kepala. Lalu dia ngloyor balik ke hotel bersama Ancelotti dan Carmignani. Nah.
Namun ada yang aneh. Saat tifosi Torino mengumandangkan lagu baru, yakni Gam-Gam dengan irama disko gubahan dua DJ, Mauro Pilato dan Max Monti. Lagu ini jadi masalah dan menimbulkan reaksi keras dari ketua komunitas Yahudi di Italia, Tullio Zevi.
Jelas dong diprotes sebab irama lagu tersebut mirip dengan nyanyian puji-pujian dari kita suci mereka, Zabur, surat 23 ayat 4. Dasar Yahudi, lewat protesnya di berbagai media, Zevi berhasil mendapat simpati. Akhirnya kedua DJ itu minta maaf seraya mengimbau para tifosi untuk tidak membawakan lagu tersebut.
Namun para tifosi rupanya tidak mau ambil pusing. Lagu itu tetap saja mereka kumandangkan, bahkan kini meluas pada tifosi klub-klub lainnya. Irama lagu tersebut, dan bukan teksnya, memang cocok untuk membangkitkan semangat para pemain. Entahlah apa yang akan dilakukan si Yahudi itu mengingat tak ada peraturan yang melarang para penonton sepak bola bernyanyi-nyanyi bahkan berteriak sekalipun.
Tifosi Roma percaya bahwa Balbo bukan sekadar stranieri (pemain asing) yang hebat, melainkan juga jaminan mutu kepuasan mereka jika datang ke Olimpico. Dari kaki atau kepala pemain bernama kecil Eduardo ini suka cita mereka terlampiaskan. Kubu Lazio pun percaya bahwa jika ingin mengalahkan Roma, matikan saja Balbo!
Minggu (23/4) lalu, tifosi Biancoceleste (putih-biru muda) ini benar-benar berpesta besar ketika “teorinya” terbukti. Roma kalah 0-2 dari Lazio. Tapi, aneh, mengapa Balbo beneran melempem? Tak syak lagi, penyebabnya tak lain karena tidak adanya duo mantan pemain Napoli, terutama tandem dia, Daniel Fonseca, striker Uruguay.
Fonseca masih dirundung cedera. Sementara Jonas Thern, gelandang tengah asal Swedia, sedang dipanggil pelatih nasional Swedia, Tommy Svensson, untuk persiapan di Pra-Piala Eropa. Balbo amat nyetel dengan Fonseca di depan. Begitu juga Fonseca sangat klop dengan Thern, yang terbukti sejak di Napoli.
Maka jika ketiganya tampil bersama, apalagi ditambah dengan pasangan Thern di tengah, il capitano Giuseppe Giannini, ketangguhan dan produktivitas klub berjuluk Il Lupo (serigala) selama ini terjamin. Tanpa keempat pemain penting ini Roma seperti bukan Roma. Di mata tifoso dan jurnalista, merekalah sumber kekuatan Roma yang sesungguhnya. Sialnya, Giannini terkena kartu merah saat melakoni Derby della Capitale itu. Lengkap sudah penderitaan Roma.
(foto: lultimaribattuta/zmnapoli)
Arrigo Sacchi dan Carlo Ancelotti. |
Tiba-tiba saja, sebuah mobil berhenti di samping mereka. Tak lama turunlah dua orang bersenjata otomatis menghampiri Sacchi. Yang ada di benak Sacchi saat itu adalah perampokan. Tapi kedua orang itu malah menanyakan identitas sambil bersiap menggeledah mereka. Rupanya orang-orang bersenjata itu adalah polisi Ukraina yang berpakaian preman.
Untungnya salah satu polisi mengenal wajah Sacchi, yang kemudian menasehati agar jangan keluyuran malam karena di Kyiv sering diadakan razia malam hari. Sacchi menurut dan kali ini ia tak mau berkeras kepala. Lalu dia ngloyor balik ke hotel bersama Ancelotti dan Carmignani. Nah.
Lagunya Yahudi
Lagu-lagu apa saja yang sering dinyanyikan suporter jika timnya bertarung? Yang ngetop adalah Guan Tanamera, himne patriotik dari daerah Marsigliese, lalu Aida, dan sebuah lagu The Beatles, The Yellow Submarine. Ketiga lagu inilah yang favorit didendangkan.Namun ada yang aneh. Saat tifosi Torino mengumandangkan lagu baru, yakni Gam-Gam dengan irama disko gubahan dua DJ, Mauro Pilato dan Max Monti. Lagu ini jadi masalah dan menimbulkan reaksi keras dari ketua komunitas Yahudi di Italia, Tullio Zevi.
Jelas dong diprotes sebab irama lagu tersebut mirip dengan nyanyian puji-pujian dari kita suci mereka, Zabur, surat 23 ayat 4. Dasar Yahudi, lewat protesnya di berbagai media, Zevi berhasil mendapat simpati. Akhirnya kedua DJ itu minta maaf seraya mengimbau para tifosi untuk tidak membawakan lagu tersebut.
Namun para tifosi rupanya tidak mau ambil pusing. Lagu itu tetap saja mereka kumandangkan, bahkan kini meluas pada tifosi klub-klub lainnya. Irama lagu tersebut, dan bukan teksnya, memang cocok untuk membangkitkan semangat para pemain. Entahlah apa yang akan dilakukan si Yahudi itu mengingat tak ada peraturan yang melarang para penonton sepak bola bernyanyi-nyanyi bahkan berteriak sekalipun.
Balbo Tuah Roma
Jika berada di Roma, sebutlah nama Abel Balbo, niscaya Anda akan disenangi, paling tidak dalam hal sepak bola. Tapi jangan salah, Anda harus berbicara pada seorang tifosi AS Roma, bukan Lazio!Tifosi Roma percaya bahwa Balbo bukan sekadar stranieri (pemain asing) yang hebat, melainkan juga jaminan mutu kepuasan mereka jika datang ke Olimpico. Dari kaki atau kepala pemain bernama kecil Eduardo ini suka cita mereka terlampiaskan. Kubu Lazio pun percaya bahwa jika ingin mengalahkan Roma, matikan saja Balbo!
Minggu (23/4) lalu, tifosi Biancoceleste (putih-biru muda) ini benar-benar berpesta besar ketika “teorinya” terbukti. Roma kalah 0-2 dari Lazio. Tapi, aneh, mengapa Balbo beneran melempem? Tak syak lagi, penyebabnya tak lain karena tidak adanya duo mantan pemain Napoli, terutama tandem dia, Daniel Fonseca, striker Uruguay.
Fonseca masih dirundung cedera. Sementara Jonas Thern, gelandang tengah asal Swedia, sedang dipanggil pelatih nasional Swedia, Tommy Svensson, untuk persiapan di Pra-Piala Eropa. Balbo amat nyetel dengan Fonseca di depan. Begitu juga Fonseca sangat klop dengan Thern, yang terbukti sejak di Napoli.
Maka jika ketiganya tampil bersama, apalagi ditambah dengan pasangan Thern di tengah, il capitano Giuseppe Giannini, ketangguhan dan produktivitas klub berjuluk Il Lupo (serigala) selama ini terjamin. Tanpa keempat pemain penting ini Roma seperti bukan Roma. Di mata tifoso dan jurnalista, merekalah sumber kekuatan Roma yang sesungguhnya. Sialnya, Giannini terkena kartu merah saat melakoni Derby della Capitale itu. Lengkap sudah penderitaan Roma.
(foto: lultimaribattuta/zmnapoli)