Juventus memang luar biasa. Kalau mereka mampu merengkuh tiga gelar juara – Piala UEFA, Liga Italia, dan Piala Italia – pada tahun ini sekaligus, julukan Super Juve amat pantas diberikan pada klub yang bermarkas di Piazza Crimea, di kota Torino itu.
Tapi, sekali lagi, itu kalau mampu. Padatnya jadwal (pada 3 Mei mereka akan tampil di final pertama Piala UEFA), konsentrasi, dan recovery (pemulihan stamina) para pemain tentu jadi perhatian utama pelatih Marcello Lippi. Dan itulah sebenarnya musuh paling utama Juventus.
Kalau di Piala UEFA, dan Piala Italia mereka belum dipastikan juara karena akan menemui Parma, lawan berat yang juga saingan utamanya di liga, maka dalam lanjutan Liga Serie A pekan ini, cerita getir atau manis hampir pasti akan didapat Roberto Baggio dkk.
Minggu (30/4) ini mereka akan bertandang ke Stadion Comunale Artemio Franchi di kota Firenze untuk menemui salah satu lawan agungnya, Fiorentina, dalam laga bertajuk grande partita atau big-match alias laga akbar pada akhir pekan Ini. Jika Juve menang, maka gelar ke-23 sebagai scudetto (juara liga) bisa dibilang tinggal setengah langkah lagi. Apalagi saat bersamaan, Parma akan menemui tuan rumah Brescia, yang diperkirakan bermain tanpa beban lagi karena sudah terkena degradasi.
Namun, masalahnya, mampukah Juve merebut kemenangan? Sangat tipis. Dalam sejarahnya, Fiorentina adalah tim yang paling ditakuti Juve. Memang pada pertemuan pertama Serie A di Stadion Delle Alpi, Juve sukses menumbangkan Gabriel Batistuta dkk. dengan 3-2 lewat pertarungan seru dan ketat.
Tapi rekor Juve jika bermain di Firenze seringkali amat buruk. Secara tradisi, Bianconeri tidak pernah menang dalam beberapa tahun terakhir. Ini fakta yang tak dapat dibantah dan telah menjadi ‘sejarah’ tersendiri baginya. Juventus yang mempunyai jukukan La Vecchia Signora atau Si Nyonya Besar adalah musuh abadi La Viola.
Sejak dulu, dua tim ini memang rival bebuyutan yang saling membenci bukan saja di dalam, tapi juga di luar lapangan. Suasana terus-terusan panas. Kebencian tujuh turunan publik Firenze pada Juve makin memuncak tatkala bintang kesayangan mereka, Roberto Baggio, malah pindah ke seteru abadinya itu pada musim 1990/91.
Maka, lihat saja penampilan Baggio nanti jika dimainkan Lippi. Dia sering serba salah menghadapi publik Comunale dan klub yang membesarkannya itu. Untungnya Juve mempunyai stok pemain bagus yang banyak, mulai dari belakang, tengah, hingga depan. Inilah kunci keberhasilan mereka untuk menciptakan peluang merebut tiga gelar juara sekaligus. baiknya kita tunggu saja tayangannya.
(foto: youtube)
Tapi, sekali lagi, itu kalau mampu. Padatnya jadwal (pada 3 Mei mereka akan tampil di final pertama Piala UEFA), konsentrasi, dan recovery (pemulihan stamina) para pemain tentu jadi perhatian utama pelatih Marcello Lippi. Dan itulah sebenarnya musuh paling utama Juventus.
Kalau di Piala UEFA, dan Piala Italia mereka belum dipastikan juara karena akan menemui Parma, lawan berat yang juga saingan utamanya di liga, maka dalam lanjutan Liga Serie A pekan ini, cerita getir atau manis hampir pasti akan didapat Roberto Baggio dkk.
Minggu (30/4) ini mereka akan bertandang ke Stadion Comunale Artemio Franchi di kota Firenze untuk menemui salah satu lawan agungnya, Fiorentina, dalam laga bertajuk grande partita atau big-match alias laga akbar pada akhir pekan Ini. Jika Juve menang, maka gelar ke-23 sebagai scudetto (juara liga) bisa dibilang tinggal setengah langkah lagi. Apalagi saat bersamaan, Parma akan menemui tuan rumah Brescia, yang diperkirakan bermain tanpa beban lagi karena sudah terkena degradasi.
Namun, masalahnya, mampukah Juve merebut kemenangan? Sangat tipis. Dalam sejarahnya, Fiorentina adalah tim yang paling ditakuti Juve. Memang pada pertemuan pertama Serie A di Stadion Delle Alpi, Juve sukses menumbangkan Gabriel Batistuta dkk. dengan 3-2 lewat pertarungan seru dan ketat.
Tapi rekor Juve jika bermain di Firenze seringkali amat buruk. Secara tradisi, Bianconeri tidak pernah menang dalam beberapa tahun terakhir. Ini fakta yang tak dapat dibantah dan telah menjadi ‘sejarah’ tersendiri baginya. Juventus yang mempunyai jukukan La Vecchia Signora atau Si Nyonya Besar adalah musuh abadi La Viola.
Sejak dulu, dua tim ini memang rival bebuyutan yang saling membenci bukan saja di dalam, tapi juga di luar lapangan. Suasana terus-terusan panas. Kebencian tujuh turunan publik Firenze pada Juve makin memuncak tatkala bintang kesayangan mereka, Roberto Baggio, malah pindah ke seteru abadinya itu pada musim 1990/91.
Maka, lihat saja penampilan Baggio nanti jika dimainkan Lippi. Dia sering serba salah menghadapi publik Comunale dan klub yang membesarkannya itu. Untungnya Juve mempunyai stok pemain bagus yang banyak, mulai dari belakang, tengah, hingga depan. Inilah kunci keberhasilan mereka untuk menciptakan peluang merebut tiga gelar juara sekaligus. baiknya kita tunggu saja tayangannya.