Akhirnya kesampaian juga keinginan Kurniawan Dwi Yulianto untuk bermain penuh 90 menit di FC Luzern. Meski hanya diturunkan pada ujicoba melawan tim divisi satu FC Solothurn, Sabtu (25/3) lalu, namun hikmah penting dari situ ia peroleh. Ia kini mempunyai rasa percaya diri yang semakin tinggi.
“Ya, benar saya diturunkan 90 menit untuk pertama kali dan ditaruh pada posisi kesukaan saya, striker, berpasangan dengan Agent Sawu. Meski kalah 1-2, tapi saya merasa telah diberi kesempatan oleh pelatih meski tampaknya pertandingan itu dijadikan tempat penilaian kemampuan saya,” katanya. Menurut Kurniawan, pelatihnya puas. Hasil ujicoba itu belum jadi patokan bahwa dirinya akan menjadi penyerang utama di FC Luzern. “Yang penting permainan saya makin menyatu dengan rekan lain,” tambahnya.
Ketika ditanyakan tentang peluang Indonesia pada penyisihan Pra-Olimpiade yang akan berlangsung Mei mendatang, Kurniawan merasa masih yakin bersama rekan-rekannya nanti akan mampu mengatasi Korea Selatan dan Hong Kong, yang satu grup dengan Indonesia. Yang penting, katanya, lolos dulu dari hadangan mereka.
“Saya yakin, bersama dengan teman-teman akan mampu membalas kekecewaan masyarakat waktu di Piala Asia lalu. Hal itu banyak memberikan pelajaran bagi kami,” tandasnya. Tambahan, kekompakan yang terbina selama dua tahun dapat dijadikan dasar. Keinginan mereka, kata Kurniawan, amat menggebu-gebu untuk membalas kegagalan di Piala Asia tahun lalu.
“Apalagi jika mengingat dukungan penonton Senayan waktu itu, rasanya menyesal membuat mereka kecewa, sungguh,” tambah Kurniawan, yang ketika ditelepon sedang mempersiapkan perlengkapan latihannya.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Kurniawan menyampaikan permintaan maaf tidak bisa menghadiri “Malam Syukuran 11 Tahun Mingguan Olah Raga BOLA” akhir bulan. Ya penyebabnya jadwal yang padat di Liga Swiss. Sebenarnya dalam acara yang dilanjutkan dengan penganugerahan Penghargaan BOLA 1994 kepada pelatih dan atlet terbaik, Kurniawan terpilih sebagai Atlet Harapan Putra terbaik.
“Saya nitip salam saja Mas, untuk ayah dan ibu jika mereka datang menghadiri acara itu. Tolong bilangin dong Mas, agar sering-sering menelepon gitu,” ujar Kurniawan sambil berpamitan mau pergi berlatih. Insya Allah, Kur.
(foto: Tjandra)
“Ya, benar saya diturunkan 90 menit untuk pertama kali dan ditaruh pada posisi kesukaan saya, striker, berpasangan dengan Agent Sawu. Meski kalah 1-2, tapi saya merasa telah diberi kesempatan oleh pelatih meski tampaknya pertandingan itu dijadikan tempat penilaian kemampuan saya,” katanya. Menurut Kurniawan, pelatihnya puas. Hasil ujicoba itu belum jadi patokan bahwa dirinya akan menjadi penyerang utama di FC Luzern. “Yang penting permainan saya makin menyatu dengan rekan lain,” tambahnya.
Ketika ditanyakan tentang peluang Indonesia pada penyisihan Pra-Olimpiade yang akan berlangsung Mei mendatang, Kurniawan merasa masih yakin bersama rekan-rekannya nanti akan mampu mengatasi Korea Selatan dan Hong Kong, yang satu grup dengan Indonesia. Yang penting, katanya, lolos dulu dari hadangan mereka.
“Saya yakin, bersama dengan teman-teman akan mampu membalas kekecewaan masyarakat waktu di Piala Asia lalu. Hal itu banyak memberikan pelajaran bagi kami,” tandasnya. Tambahan, kekompakan yang terbina selama dua tahun dapat dijadikan dasar. Keinginan mereka, kata Kurniawan, amat menggebu-gebu untuk membalas kegagalan di Piala Asia tahun lalu.
“Apalagi jika mengingat dukungan penonton Senayan waktu itu, rasanya menyesal membuat mereka kecewa, sungguh,” tambah Kurniawan, yang ketika ditelepon sedang mempersiapkan perlengkapan latihannya.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Kurniawan menyampaikan permintaan maaf tidak bisa menghadiri “Malam Syukuran 11 Tahun Mingguan Olah Raga BOLA” akhir bulan. Ya penyebabnya jadwal yang padat di Liga Swiss. Sebenarnya dalam acara yang dilanjutkan dengan penganugerahan Penghargaan BOLA 1994 kepada pelatih dan atlet terbaik, Kurniawan terpilih sebagai Atlet Harapan Putra terbaik.
“Saya nitip salam saja Mas, untuk ayah dan ibu jika mereka datang menghadiri acara itu. Tolong bilangin dong Mas, agar sering-sering menelepon gitu,” ujar Kurniawan sambil berpamitan mau pergi berlatih. Insya Allah, Kur.
(foto: Tjandra)