Prestasi Persiba Balikpapan yang mengecewakan di Liga Indonesia tidak harus membuat suporternya merasa kecewa. Ini terbukti jika tampil di kandang sendiri, para pencinta tim kota minyak itu begitu garang. Akibat grogi dengan fanatisme penonton di Stadion Persiba, Gelora Dewata, Tim papan atas wilayah Timur, pun tak kuasa melumat mereka dalam pertandingan yang ternyata berjalan seimbang itu.
Namun jangan salah sangka. Garangnya penonton di sini dalam arti memberi dukungan, tidak dengan ulah atau tindakan. Berteriak atau mencemooh ‘kan sah-sah saja saat menonton sepak bola sebatas tidak mengganggu pertandingan.
Promosi dan upaya meyakinkan berbagai pihak lewat imbauan di media, juga sering dilakukan. Hasilnya prestasi mereka “bermain di kandang tanpa kerusuhan” tetap terjaga. “Hal ini sudah berlangsung sejak kami berada di divisi satu, utama, dan Liga Indonesia sekarang ini. Alhamdulillah, hal yang memalukan itu tidak pernah terjadi,” ucap Ali Sofyan Noor, Ketua Umum Persiba.
Memang, biar bagaimanapun, pengurus harus aktif, terutama melakukan pendekatan dengan pendukung serta pemain. Jangan hanya pemain saja yang diurus, seperti yang banyak dilakukan tim lain. “Sejak dulu kami sangat aktif menjalin kerjasama dengan para suporter, terutama melakukan pendekatan pada mereka, baik turun langsung ke lapangan maupun imbauan melalui media. Mengurus suporter itu lebih berat dibanding dengan mengurus pemain,” tambahnya.
Tidak Dendam
Untuk itu yang paling dijaga adalah kedekatan antara pengurus dan suporter supaya akrab. Kalau terjadi ketidakpuasan, tak jarang mereka mengajak dialog. Alhasil, pengurus hampir dikenali akrab oleh mereka. Inilah kuncinya.
Perlu diingat, Persiba juga punya fans club. Mereka yang merasa dekat dengan Persiba, orang mana pun akan merasakannya sendiri. Ini sudah berlangsung lama. Padahal kalau main di kandang lawan, Persiba biasanya selalu dimusuhi dan diteror oleh pendukung lawan. Namun, yang lebih istimewa, para pendukung Persiba tidak pernah mengenal balas dendam. Buat mereka siapapun yang bermain baik itulah yang didukung. Bisa-bisa tim tamu malah mendapat dukungan karena mainnya lebih bagus. Ini sudah pernah terjadi.
Meski begitu, sebagai syarat dari suatu pertandingan dan antisipasi lebih lanjut, petugas keamanan tetap diperlukan. “Tapi biasanya petugas keamanan yang bertugas hanya puluhan orang saja. Kami menempatkan dua orang di setiap sudut lapangan. Dan itu sudah cukup. Pokoknya, tim mana pun yang bermain di sini akan aman. Dan ini kami jamin,” lanjutnya. Maka, Persiba memang layak ditiru.
(foto: wiki/dekama94.wordpress.com)
Namun jangan salah sangka. Garangnya penonton di sini dalam arti memberi dukungan, tidak dengan ulah atau tindakan. Berteriak atau mencemooh ‘kan sah-sah saja saat menonton sepak bola sebatas tidak mengganggu pertandingan.
Promosi dan upaya meyakinkan berbagai pihak lewat imbauan di media, juga sering dilakukan. Hasilnya prestasi mereka “bermain di kandang tanpa kerusuhan” tetap terjaga. “Hal ini sudah berlangsung sejak kami berada di divisi satu, utama, dan Liga Indonesia sekarang ini. Alhamdulillah, hal yang memalukan itu tidak pernah terjadi,” ucap Ali Sofyan Noor, Ketua Umum Persiba.
Memang, biar bagaimanapun, pengurus harus aktif, terutama melakukan pendekatan dengan pendukung serta pemain. Jangan hanya pemain saja yang diurus, seperti yang banyak dilakukan tim lain. “Sejak dulu kami sangat aktif menjalin kerjasama dengan para suporter, terutama melakukan pendekatan pada mereka, baik turun langsung ke lapangan maupun imbauan melalui media. Mengurus suporter itu lebih berat dibanding dengan mengurus pemain,” tambahnya.
Tidak Dendam
Untuk itu yang paling dijaga adalah kedekatan antara pengurus dan suporter supaya akrab. Kalau terjadi ketidakpuasan, tak jarang mereka mengajak dialog. Alhasil, pengurus hampir dikenali akrab oleh mereka. Inilah kuncinya.
Perlu diingat, Persiba juga punya fans club. Mereka yang merasa dekat dengan Persiba, orang mana pun akan merasakannya sendiri. Ini sudah berlangsung lama. Padahal kalau main di kandang lawan, Persiba biasanya selalu dimusuhi dan diteror oleh pendukung lawan. Namun, yang lebih istimewa, para pendukung Persiba tidak pernah mengenal balas dendam. Buat mereka siapapun yang bermain baik itulah yang didukung. Bisa-bisa tim tamu malah mendapat dukungan karena mainnya lebih bagus. Ini sudah pernah terjadi.
Meski begitu, sebagai syarat dari suatu pertandingan dan antisipasi lebih lanjut, petugas keamanan tetap diperlukan. “Tapi biasanya petugas keamanan yang bertugas hanya puluhan orang saja. Kami menempatkan dua orang di setiap sudut lapangan. Dan itu sudah cukup. Pokoknya, tim mana pun yang bermain di sini akan aman. Dan ini kami jamin,” lanjutnya. Maka, Persiba memang layak ditiru.
(foto: wiki/dekama94.wordpress.com)