Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka Sendirian

Kenikmatan Dejan Gluscevic menghadirkan anak dan istrinya di Indonesia, tentu tidak ternilai. Apakah itu karena dia tinggal di Bandung, di Tanah Jawa? Bagaimana keadaan ekspatriat lapangan bola lainnya, terutama yang di luar Jawa? Enam pemain asing yang ditemui ternyata tidak semua membawa keluarganya. Ada banyak faktor.

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka Sendirian
Ada yang masih bujangan, ada pula yang merasa belum merasa kariernya belum settle di kancah sepak bola Indonesia, yang masih taraf semi profesional. Namun ada pula yang uniknya menganggap bakalan repot, atau ingin sendirian. Berikut komentar atau alasan-alasan mereka.

Alfonso Abel Campos (Angola, Gelora Dewata)

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka SendirianPenyerang asal Angola kelahiran 4 Mei 1967 ini paling terkenal dibandingkan dengan kedua rekannya. “Teman-teman di sini sudah cukup menghibur saya. Saya tak terlalu memaksakan keluarga saya harus berada di Bali. Kalau mereka disuruh datang ya saya terima. Jika tidak no problem,” ucapnya. Ia juga mengakui bahwa kedatangan keluarganya akan merepotkan dirinya, karena harus mengurusi mereka. “Belum lagi masalah visa,” tambah ayah dari dua anak ini. Baginya, cukup Jeremie dan Vata Matanu yang membuatnya bergairah di Gelora. “Dengan mereka saya bisa melupakan keluarga dan kekalahan,” timpal Campos jujur.

Jeremie Mboh Nyetam (Angola, Gelora Dewata)

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka Sendirian“Keluarga? Saya hanya mempunyai ayah, ibu, dan adik-adik,” jawabnya disusul dengan tertawa lepas. Merekalah yang memberi dukungan saya dari jauh. Kalau kangen sama mereka, saya tinggal angkat telepon,” ujar Jeremie yang di Bali tinggal bersama Campos.

Entah bercanda, niat atau serius, bahkan Jeremie ingin mencari jodoh di Bali. “Wanita di Bali cantik-cantik, saya ingin mendapatkannya meski sebagai teman dekat saja,” tambah pemain kelahiran 22 Agustus 1975 ini sambil mengumbar tawa.

Tidak kesepian? “Sama sekali tidak, karena suasana di klub amat familiar. Hiburan lain adalah memperhatikan sepak bola Eropa dan klub idola kami, Benfica,” ujar Jeremie sambil memperlihatkan majalah France Football.

Vata Matanu Garcia (Angola, Gelora Dewata)

Lelaki asli Angola yang akan berusia 30 tahun ini, pada 30 April nanti, baru bergabung dengan timnya saat menghafapi PKT Bontang, 15 Maret. Keterlambatannya diakibatkan oleh karena mengurusi visa kedua anaknya, Edson (8) dan Edmar (5) yang kini diboyongnya ke Bali. “Saya sempat tertahan empat hari di Paris,” katanya. Satu anaknya lagi masih bersama istrinya yang tinggal di Paris. Lho tidak diajak?

“Biar, kapan-kapan saja. Dua sudah cukup menghibur,” tutur Vata. Dan Vata juga yang dianggap obat pelipur lara saat timnya kalah. “Ada saja yang bikin kita jadi tertawa,” kata kapten tim Kadek Suwartama.

Iulian Pomuhaci (Rumania, PKT Bontang)

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka SendirianKehadiran sang istri, bagi penyerang bernomor punggung 10 ini tentu membuatnya tambah betah berada di kota yang berhadapan dengan Selat Makassar itu. “Ya, keberadaan Anca ikut membantu penampilan saya secara keseluruhan. Tapi yang lebih penting adalah dia sebagai pengisi hidup saya di sini. Apa jadinya saya tanpa dia di sini?” kata pria asal Rumania.

Di waktu senggang, bersama Minea dan Dana, pasangan ini juga sering berkumpul untuk sekadar bermain kartu atau ngrumpi. “Jika bosan, biasanya kami ke pantai atau berbelanja di Bontang Plaza,” ucap Pomuhaci, penyerang kelahiran 26 Juni 1968.

Iulian Minea (Rumania, PKT Bontang)

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka SendirianHampir senada dengan rekan senegaranya, striker kelahiran 6 Desember 1969 ini juga menyebutkan kehadiran istri menjadi salah satu sumber ketenangannya bermain di Bontang. “Memang enak bekerja dekat dengan keluarga. Kebetulan istri saya cocok dengan suasana di sini,” tutur Minea yang telah mencetak empat gol. Maka baginya tak ada lagi alasan untuk tidak tampil bagus bersama PKT. “Rasa rindu saya telah terobati dengan kehadiran Dana Silvia dan Bogdan,” lanjut Minea sambil menyebut nama sang istri dan anaknya itu.

Francisco Jose Soares (Brasil, PKT Bontang)

Kelakuan Pemain Asing: Yang Afrika Lebih Suka SendirianDia adalah pemain asing ketiga di klub kaya yang dimiliki BUMN ini. Dilahirkan 16 April 1970, pria Brasil ini mengaku masih bujangan. Gayanya yang enerjik, terbuka, dan ramah menandakan dia orang yang pandai bergaul dengan siapa saja, terlebih lagi dengan rekan-rekan setimnya.

Mungkin gara-gara pembawaannya yang periang, dia merasa tak begitu kesulitan mengatasi kesepian di negeri orang. Soares, yang punya stamina paling oke, mengisi hari-harinya dengan bepergian atau belanja selepas latihan atau bertanding. “Sejak berangkat ke sini saya sudah diberi tahu oleh Mr. Ionita (agen pemain asing), soal kondisi Bontang. Makanya saya sudah siap dengan yang namanya kesepian, rasa rindu, dan lain-lain. Jadi harus ada obatnya,” ucapnya terburu-buru karena akan diajak pergi oleh Minea dan Pomuhaci.

(foto-foto: arief natakusumah)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini