“Saya telah kehilangan Inter dan ini tidak bercanda,” ungkap Presiden FC Internazionale Milano, Ernesto Pellegrini, dengan memelas di markas latihan Pinetina, Sabtu lalu. Hal itu diungkapkan sendiri di hadapan para wartawan yang berkumpul di sana pada waktu makan siang sebelum mereka berangkat bersama-sama dengan bus menuju Padova. Wartawan hanya cengengesan mendengar ucapannya.
Apakah ini joke baru gaya Pellegrini? Para jurnalista kian terkesima mengingat ia memang sudah tidak disukai dan kiranya akan mengundurkan diri. Maklum klub berjuluk Nerazzurri ini sedang mengalami krisis prestasi dan keuangan.
Pikiran wartawan lain lagi. Ini bisa menjadi berita besar yang diucapkan oleh orangnya sendiri. Selama ini mereka menunggu pernyataan resmi. “Saya amat sedih, tolonglah saya.” Tapi sebelum para wartawan bertanya lebih lanjut, Pellegrini malah melanjutkan, “Jadi kalian tidak mengerti? Saya benar-benar kehilangan Inter! Sejak tiga hari lalu ia kabur dari rumah saya.”
Deretan wartawan pun melongo. “Inter yang saya maksud adalah anjing saya,” jelas Pellegrini sambil tersenyum deras. Jelas saja mereka dongkol. Entah kualat pada mereka, sehari kemudian secara mengejutkan Inter kalah 0-1 dari Padova. Wah bisa dipastikan Pellegrini sekarang ikut-ikutan dongkol.
Celakanya, kejadian itu baru diketahui ketika dia baru pulang dari Arab Saudi. Menurutnya, ketika melapor pada polisi setempat, para pencuri itu masuk melalui jendela, merusak lubang kunci, lalu langsung naik ke kamar tidur. Di sana mereka menggasak harta Bati senilai 30 juta lira atau sekitar Rp 45 juta.
“Tapi aneh, mereka sama sekali tidak menyentuh hadiah-hadiah Natal dan mainan anak saya, Thiago, yang berserakan di lantai bawah. Padahal itu barang-barang mahal lho,” lanjutnya. Bak orang Jawa, Bati kemudian berujar.
“Untungnya lagi mereka tidak mengutak-atik piala dan medali saya. Tapi saya juga yang salah. Sebelum meninggalkan rumah, saya tidak memasang alarm pengaman dan istri saya tidak menyimpan perhiasannya di brankas,” tutur Bati. Sudahlah, anggap saja itu sedekah yang dipaksakan. Betul Bat, rezeki lain nanti juga datang.
Pada musim 1993/94, total gol 354 (211 di kandang dan 143 tandang). Kemenangan di kandang 71, seri 49, dan tandang 33. Total penalti 51 (40 sukses dan 11 gagal). Seri 0-0 sebanyak 22, bunuh diri 14, dan kartu merah 54 buah.
Perubahan yang terjadi pada nilai kemenangan mengangkat produktivitas gol sedemikian tingginya. Lihat data berikut: total gol 372 (235 di kandang dan 137 tandang). Kemenangan di kandang 78, seri 46, dan menang tandang 29. Total penalti 45 (35 sukses dan 10 gagal). Seri 0-0 sebanyak 16 kali, bunuh diri (11) dan kartu merah 60).
Jadi perbandingan keduanya adalah sebagai berikut jumlah gol bertambah 18 (padahal baru setengah musim), menang di kandang naik 7, dan kartu merah 6 buah. Lainnya, penalti berkurang 6, bunuh diri 3, menang di luar 4 kali dan seri 0-0 berkurang 6 kali.
(foto: gruppopellegrini/zmnapoli)
Apakah ini joke baru gaya Pellegrini? Para jurnalista kian terkesima mengingat ia memang sudah tidak disukai dan kiranya akan mengundurkan diri. Maklum klub berjuluk Nerazzurri ini sedang mengalami krisis prestasi dan keuangan.
Pikiran wartawan lain lagi. Ini bisa menjadi berita besar yang diucapkan oleh orangnya sendiri. Selama ini mereka menunggu pernyataan resmi. “Saya amat sedih, tolonglah saya.” Tapi sebelum para wartawan bertanya lebih lanjut, Pellegrini malah melanjutkan, “Jadi kalian tidak mengerti? Saya benar-benar kehilangan Inter! Sejak tiga hari lalu ia kabur dari rumah saya.”
Deretan wartawan pun melongo. “Inter yang saya maksud adalah anjing saya,” jelas Pellegrini sambil tersenyum deras. Jelas saja mereka dongkol. Entah kualat pada mereka, sehari kemudian secara mengejutkan Inter kalah 0-1 dari Padova. Wah bisa dipastikan Pellegrini sekarang ikut-ikutan dongkol.
Rumah Batistuta Dijebol
Biasa menjebol, sekarang malah dijebol. Gabriel Batistuta ternyata mengalami nasib yang sama dengan Paul Gascoigne dan Daniel Fonseca. Sama-sama korban penggarongan. Sama-sama korban penggerayangan dan penjebolan rumah. Padahal tempat tinggal Bati di Fiesola, pinggiran Firenze, yang diketahui tidak sepi karena dekat dengan markas latihan Fiorentina.Celakanya, kejadian itu baru diketahui ketika dia baru pulang dari Arab Saudi. Menurutnya, ketika melapor pada polisi setempat, para pencuri itu masuk melalui jendela, merusak lubang kunci, lalu langsung naik ke kamar tidur. Di sana mereka menggasak harta Bati senilai 30 juta lira atau sekitar Rp 45 juta.
“Tapi aneh, mereka sama sekali tidak menyentuh hadiah-hadiah Natal dan mainan anak saya, Thiago, yang berserakan di lantai bawah. Padahal itu barang-barang mahal lho,” lanjutnya. Bak orang Jawa, Bati kemudian berujar.
“Untungnya lagi mereka tidak mengutak-atik piala dan medali saya. Tapi saya juga yang salah. Sebelum meninggalkan rumah, saya tidak memasang alarm pengaman dan istri saya tidak menyimpan perhiasannya di brankas,” tutur Bati. Sudahlah, anggap saja itu sedekah yang dipaksakan. Betul Bat, rezeki lain nanti juga datang.
Rekor Baru Serie A
Setengah putaran kompetisi Serie A telah berakhir Rabu pekan lalu dengan partai tunda Torino vs Juventus. Pemberlakuan aturan baru, nilai tiga untuk kemenangan ternyata sangat berpengaruh. Bandingkan saja data berikut ini.Pada musim 1993/94, total gol 354 (211 di kandang dan 143 tandang). Kemenangan di kandang 71, seri 49, dan tandang 33. Total penalti 51 (40 sukses dan 11 gagal). Seri 0-0 sebanyak 22, bunuh diri 14, dan kartu merah 54 buah.
Perubahan yang terjadi pada nilai kemenangan mengangkat produktivitas gol sedemikian tingginya. Lihat data berikut: total gol 372 (235 di kandang dan 137 tandang). Kemenangan di kandang 78, seri 46, dan menang tandang 29. Total penalti 45 (35 sukses dan 10 gagal). Seri 0-0 sebanyak 16 kali, bunuh diri (11) dan kartu merah 60).
Jadi perbandingan keduanya adalah sebagai berikut jumlah gol bertambah 18 (padahal baru setengah musim), menang di kandang naik 7, dan kartu merah 6 buah. Lainnya, penalti berkurang 6, bunuh diri 3, menang di luar 4 kali dan seri 0-0 berkurang 6 kali.
(foto: gruppopellegrini/zmnapoli)