Sekitar 79.000 pasang mata di Stadion Camp Nou, Ahad lalu, menjadi saksi aksi kegemilangannya. Pemain bernomor 10 ini jelas menjadi bintang pekan ini saat Barcelona menggulung tamunya, Sporting Gijon dengan 3-1 pada laga ke-20 Divisi Satu Liga Spanyol. Saat itu pula Gheorghe Hagi merasakan harinya begitu indah, karena hadirin sebanyak itu memberi tepukan panjang.
Ada apa? Apakah hanya ia yang bermain gemilang? Sebenarnya tidak, karena upaya pemain lain tentu tak bisa dikesampingkan begitu saja. Namun bukti terlihat. Irama permainan Barcelona murni berada di tangannya, walau masih ada Ronald Koeman dan Hristo Stoichkov.
Tampaknya Hagi memang sedang menemukan bintangnya. Apalagi begitu laga usai, penonton sontak melakukan standing ovation dan aplaus panjang untuk Hagi. Usut punya usut, ternyata di hari itu, 5 Februari, adalah hari ulang tahunnya yang ke-30. Wow, sungguh berkesan.
Bukan kebetulan pula kalau Hagi malah memberi hadiah kepada Barcelona, bukannya diberi hadiah, dengan mencetak gol pertama, gol penyama kedudukan setelah Barca tertinggal 0-1. Penyerang bertinggi badan 174 cm ini juga berinspirasi besar bagi terciptanya kedua gol yang buat Javier Eschaich (71) dan Ivan Iglesias (85).
Apakah karena ber-ultah ia bermain apik? Tidak juga. Malah kabarnya dia tidak mengingat hari spesial itu. Yang diingat legenda hidup terbaik bangsa Rumania di lapangan bola ini justru selalu teringat terus nasihat rutin Johan Cruijff seperti selalu bermain lugas, kontributif, dan tajam. Sebisa mungkin dia menjalaninya dengan baik.
Yang patut disayangkan dari Hagi hanya satu, dia terbilang terlambat untuk bertemu langsung dengan sang maestro Belanda tersebut. Namun hidup terus berjalan. Hagi kini menikmati sisa kariernya di Barcelona, yang sekarang masih bertengger di posisi ketiga. Di atasnya masih bertengger dua pesaing terbesarnya, Deportivo La Coruna dan Real Madrid.
Setelah Romario Faria menghilang, tampaknya Cruijff akan menjadikan Hagi sebagai penerusnya, sebagai mesin gol kedua Barcelona, selain penjamin pasokan gol untuk sang finisher utama Hristo Stoichkov.
(foto: pinterst/sport.ro)
Ada apa? Apakah hanya ia yang bermain gemilang? Sebenarnya tidak, karena upaya pemain lain tentu tak bisa dikesampingkan begitu saja. Namun bukti terlihat. Irama permainan Barcelona murni berada di tangannya, walau masih ada Ronald Koeman dan Hristo Stoichkov.
Tampaknya Hagi memang sedang menemukan bintangnya. Apalagi begitu laga usai, penonton sontak melakukan standing ovation dan aplaus panjang untuk Hagi. Usut punya usut, ternyata di hari itu, 5 Februari, adalah hari ulang tahunnya yang ke-30. Wow, sungguh berkesan.
Bukan kebetulan pula kalau Hagi malah memberi hadiah kepada Barcelona, bukannya diberi hadiah, dengan mencetak gol pertama, gol penyama kedudukan setelah Barca tertinggal 0-1. Penyerang bertinggi badan 174 cm ini juga berinspirasi besar bagi terciptanya kedua gol yang buat Javier Eschaich (71) dan Ivan Iglesias (85).
Apakah karena ber-ultah ia bermain apik? Tidak juga. Malah kabarnya dia tidak mengingat hari spesial itu. Yang diingat legenda hidup terbaik bangsa Rumania di lapangan bola ini justru selalu teringat terus nasihat rutin Johan Cruijff seperti selalu bermain lugas, kontributif, dan tajam. Sebisa mungkin dia menjalaninya dengan baik.
Yang patut disayangkan dari Hagi hanya satu, dia terbilang terlambat untuk bertemu langsung dengan sang maestro Belanda tersebut. Namun hidup terus berjalan. Hagi kini menikmati sisa kariernya di Barcelona, yang sekarang masih bertengger di posisi ketiga. Di atasnya masih bertengger dua pesaing terbesarnya, Deportivo La Coruna dan Real Madrid.
Setelah Romario Faria menghilang, tampaknya Cruijff akan menjadikan Hagi sebagai penerusnya, sebagai mesin gol kedua Barcelona, selain penjamin pasokan gol untuk sang finisher utama Hristo Stoichkov.
(foto: pinterst/sport.ro)