Pertandingan baru saja berlangsung lima menit, ketika serangan mendadak tuan rumah lewat seorang penyerang sayapnya telat diantisipasi barisan belakang Juventus. Di kala badan belum ‘panas’, mereka langsung pontang-panting mengejar pemain tersebut.
Namun seseorang bek Juventus memberi harapan. Dengan sigap dan akselerasi yang tinggi, Ciro Ferrara memburunya. Namun celaka, pemain Cagliari itu terguling kena seruduk Ferrara. Tak ayal, priiitt, wasit menunjuk titik putih penalti!
Gol cepat dari rigore, tendangan penalti, yang dilakukan oleh penyerang nasional Belgia, Luis Oliviera, membuat kaget kubu Bianconeri sekaligus menjatuhkan mentalnya. Padahal selama ini Juventus dikenal punya mental baja.
Namun kali ini telah berubah menjadi mental papan yang getas. Di hadapan 45.000 penonton yang memadati Stadion Sant’ Elia, Juventus – yang tidak terkalahkan di sembilan laga terakhirnya – remuk redam dengan kekalahan memalukan 0-3 dari Cagliari.
Bukan Oliviera yang jadi bintang di laga itu, melainkan pemain lokal asli Italia bernama Roberto Muzzi. Orang ini, sekaligus yang tadi ditebas Ferrara, membuat sebiji gol lagi untuk mencatatkan kemenangan sempurna dan mengejutkan itu. Gol ketiga dari Muzzi, lagi-lagi dikreasi dengan cara yang sama.
Namun kali ini tanpa kena tebasan duet Ferrara dan Luca Fusi, atau sepasang bek sayap Sergio Porrini (kanan) dan Moreno Torricelli (kiri). Dengan gerakan yang sama, Muzzi juga memberi assist kepada rekannya Julio Cesar Dely Valdez untuk menciptakan gol kedua untuk Cagliari, klub yang sesekalinya menjuarai Serie A pada edisi 1969/70.
Siapakah Roberto Muzzi? Jangan salah sebut. Nama Muzzi (dilafalkan Mutsi) sama sekali berbeda orang dan potongan juga posisi dengan Roberto Mussi si gelandang Parma. Muzzi lebih gempal dan dinamis, walaupun kalah reputasi sebab Mussi tercatat ikut memperkuat tim nasional Italia di Piala Dunia 1994. Setelah gol ke gawang Juventus, dia mendapat julukan “Bomber Muzzi”.
Muzzi dari Cagliari dilahirkan 21 September 1971 dan kariernya justru dimulai di AS Roma, yang mencatat namanya sebagai pemain akademinya. Namun karena klub ibukota itu selalu terobsesi mencari bomber asing yang ngetop, masa depannya jadi terbengkalai. Setelah tiga musim hanya jadi pemain figuran yang keseringan ngendon di bangku cadangan, dia pun dilepas ke klub Serie B, Pisa.
Baru di musim inilah, Muzzi kembali ke Serie A namun kali ini telah berbaju I Rossoblu, klub yang sekarang digarap oleh pelatih bagus asal Uruguay, Oscar Washington Tabarez. Di Cagliari, yang dulu punya legenda Italia striker Luigi ‘Giga’ Riva dan kiper Enrico Albertosi, potongan tubuh dan tipikal permainan Muzzi jelas-jelas berguna dan modal kuat buat Tabarez, yang dikenal sangat menyukai gaya fisik nan cepat dalam strategi permainannya.
Oliviera, tandem Muzzi, juga memiliki kuda-kuda kuat, tubuh yang sekel, namun amat bertenaga serta sanggup berlari cepat. Nah, berbekal dua penyerang gempal, kuat, dan cepat itulah Juventus jadi terjengkang mendadak. Maklumlah, melihat potongan badan Ferrara dan Fusi yang sama-sama ‘tipis’, rasanya tidak masuk akal juga mereka bisa menghentikan duet Muzzi-Oliviera jika sudah masuk kotak 16 besar. Celaka.
(foto: cagliaricalcio)
Namun seseorang bek Juventus memberi harapan. Dengan sigap dan akselerasi yang tinggi, Ciro Ferrara memburunya. Namun celaka, pemain Cagliari itu terguling kena seruduk Ferrara. Tak ayal, priiitt, wasit menunjuk titik putih penalti!
Gol cepat dari rigore, tendangan penalti, yang dilakukan oleh penyerang nasional Belgia, Luis Oliviera, membuat kaget kubu Bianconeri sekaligus menjatuhkan mentalnya. Padahal selama ini Juventus dikenal punya mental baja.
Namun kali ini telah berubah menjadi mental papan yang getas. Di hadapan 45.000 penonton yang memadati Stadion Sant’ Elia, Juventus – yang tidak terkalahkan di sembilan laga terakhirnya – remuk redam dengan kekalahan memalukan 0-3 dari Cagliari.
Bukan Oliviera yang jadi bintang di laga itu, melainkan pemain lokal asli Italia bernama Roberto Muzzi. Orang ini, sekaligus yang tadi ditebas Ferrara, membuat sebiji gol lagi untuk mencatatkan kemenangan sempurna dan mengejutkan itu. Gol ketiga dari Muzzi, lagi-lagi dikreasi dengan cara yang sama.
Namun kali ini tanpa kena tebasan duet Ferrara dan Luca Fusi, atau sepasang bek sayap Sergio Porrini (kanan) dan Moreno Torricelli (kiri). Dengan gerakan yang sama, Muzzi juga memberi assist kepada rekannya Julio Cesar Dely Valdez untuk menciptakan gol kedua untuk Cagliari, klub yang sesekalinya menjuarai Serie A pada edisi 1969/70.
Siapakah Roberto Muzzi? Jangan salah sebut. Nama Muzzi (dilafalkan Mutsi) sama sekali berbeda orang dan potongan juga posisi dengan Roberto Mussi si gelandang Parma. Muzzi lebih gempal dan dinamis, walaupun kalah reputasi sebab Mussi tercatat ikut memperkuat tim nasional Italia di Piala Dunia 1994. Setelah gol ke gawang Juventus, dia mendapat julukan “Bomber Muzzi”.
Muzzi dari Cagliari dilahirkan 21 September 1971 dan kariernya justru dimulai di AS Roma, yang mencatat namanya sebagai pemain akademinya. Namun karena klub ibukota itu selalu terobsesi mencari bomber asing yang ngetop, masa depannya jadi terbengkalai. Setelah tiga musim hanya jadi pemain figuran yang keseringan ngendon di bangku cadangan, dia pun dilepas ke klub Serie B, Pisa.
Baru di musim inilah, Muzzi kembali ke Serie A namun kali ini telah berbaju I Rossoblu, klub yang sekarang digarap oleh pelatih bagus asal Uruguay, Oscar Washington Tabarez. Di Cagliari, yang dulu punya legenda Italia striker Luigi ‘Giga’ Riva dan kiper Enrico Albertosi, potongan tubuh dan tipikal permainan Muzzi jelas-jelas berguna dan modal kuat buat Tabarez, yang dikenal sangat menyukai gaya fisik nan cepat dalam strategi permainannya.
Oliviera, tandem Muzzi, juga memiliki kuda-kuda kuat, tubuh yang sekel, namun amat bertenaga serta sanggup berlari cepat. Nah, berbekal dua penyerang gempal, kuat, dan cepat itulah Juventus jadi terjengkang mendadak. Maklumlah, melihat potongan badan Ferrara dan Fusi yang sama-sama ‘tipis’, rasanya tidak masuk akal juga mereka bisa menghentikan duet Muzzi-Oliviera jika sudah masuk kotak 16 besar. Celaka.
(foto: cagliaricalcio)