Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Fenomena Super Juve: Puasa Juara Delapan Tahun Akan Berakhir?

Begitu Parma pada Ahad lalu dipukul 3-1, keyakinan orang semakin besar bahwa Juventus bakal menjuarai Serie A tahun ini. Benarkah? Keyakinan itu bisa jadi akan terbukti melihat performa Bianconeri sedang on fire. Terlebih lagi makin bersinarnya bintang lokal mereka, Alessandro Del Piero dan Fabrizio Ravanelli, serta bangkitnya kembali Gianluca Vialli pantas menjadi jaminan untuk mencapai obsesi itu.


Fenomena Super Juve: Puasa Juara Delapan Tahun Akan Berakhir?

Di satu sisi Juve mulai melupakan aksi kreator utama permainan, Roberto Baggio, yang masih bergulat dengan cedera. Tampaknya mereka mulai melupakan bahkan menganggap Baggio lebih besar nama daripada prestasinya. Tanpa kontribusi Baggio, permainan Juve tetap menawan.

Wajar jika bos Giovanni Agnelli mulai mempertanyakan Baggio. Ia mengatakan Baggio belum selevel Michel Platini. Namun hadirnya trisula Del Piero–Ravanelli–Vialli patut disyukuri untuk menjaga harapan pada scudetto yang telah delapan tahun tidak pernah dirasakan lagi!

Sekarang angin segar menghampiri mereka sehingga imajinasi pesta scudetto terakhir di 1985/86 makin santer terasa. Puasa juara selama sewindu harusnya berakhir. Musim ini Bianconeri mengandalkan kekompakkan trio Platini–Boniek–Laudrup. Bahkan musim lalu Zbiegniew Boniek dan Michael Laudrup menemani Platini saat mengangkat trofi Liga Champion serta Piala Toyota.

Tetap Terbesar

Lepas dari itu semua sebenarnya Juventus tetap yang terbesar di bumi Italia. Pencapaiannya 22 kali titel juara, dihitung dari kompetisi pertama yang digelar 1897. Dua pesaing terdekat soal trofi Serie A tiada lain AC Milan yang merengkuh 14 titel, serta musuh tradisional, FC Internazionale Milano, yang menggondol 13 kali juara.

Hingga di era 1980-an Juventus selalu memiliki tokoh protagonis dari negeri seberang sebagai pemanis kejayaan. Sebelum Platini (Prancis) ada Liam Brady (Irlandia) yang direkrut dari Arsenal. Musim lalu Juve mengandalkan Andreas Moeller sebagai playmaker yang bersama il trequartista Baggio diplot untuk mendominasi lini tengah.

Namun irama Moeller–Baggio kurang harmonis sehingga di musim lalu gelar juara kembali melayang. Setelah Moeller dipulangkan, Juve agaknya ingin kembali ke khittah-nya: memakai kekuatan pemain bangsa sendiri. Bercerita soal ini bak menguak singkat kisah klasik. Kisah di mana para pendiri ingin menjadikan Juventus sebagai klub kebanggaan Italia yang serba Italia, mulai nama, tradisi, kultur, sampai ke para pemain.

Sebelum didirikan 1 November 1897, Bianconeri adalah klub bernuansa religius. Namanya saja Juventus, yang diilhami dari idiom Latin, Dio Juvenia, yang bermakna pertolongan Tuhan. Entah karena merasa ‘keberatan’ menanggung aroma Illahi atau beraura kecewek-cewekan, mereka menggantinya menjadi Juventine, yang rasa-rasanya masih beraroma wanita. Apalagi kostum awal mereka berwarna merah jambu alias fuschia.


Fenomena Super Juve: Puasa Juara Delapan Tahun Akan Berakhir?
Aslinya bernama Juvenia lalu Juventine yang bernuansa wanita pada 1897.
Barulah pada 1903 nama Juventus jadi pilihan sebab dirasa lebih maskulin alias macho meskipun masih mengandung sifat feminin gara-gara julukan Si Nyonya Besar atau La Vecchia Signora. Untung seragam berwarna fuschia ditanggalkan dan diganti dengan replika kostum pesanan kesebelasan Inggris, Nottingham County (Notts County).

Dalam perjalanannya kemudian, Juventus juga mulai dimodernisasi seiring dengan pengembangan Serie A secara profesional penuh mulai musim 1929/30. Salah satunya adalah penggunaan stranieri, pemain asing, yang amat marak dilakukan 18 klub divisi utama. Berikut daftar pemain asing di Juventus sejak musim pertama Serie A era baru di 1929/30 hingga musim 1994/95 ini.

Tahun
Pemain Asing
Negara
Gol
1929
Raymundo Orsi
Argentina
78
1930
Renato Cesarini
Argentina     
42
1931
Jose Maglio
Argentina     
6
1931
Luis Monti
Argentina     
21
1932
Pedro Sernagiotto
Brasil
1940
Riza Lushta
Albania
55
1941
Raul Banfi
Uruguay       
1946
Julius Korostelev
Cekoslowakia  
15
1946
Cestmir Vycpalek
Cekoslowakia  
1947
Jan Arpas
Cekoslowakia  
1948
Mihaly Kincses
Hongaria      
6  
1948
John Hansen
Denmark       
124
1948
John Jordan
Inggris
5  
1949
Johannes Ploeger
Denmark
1  
1949
Rinaldo Martino
Argentina
18 
1949
Karl Aage Praest
Denmark       
51 
1950
Karl Aage Hansen
Denmark
37 
1953
Eduardo Ricagni
Argentina     
17 
1954
Helge Bronee
Denmark       
11 
1955
Leonardo Collela
Brasil        
7  
1955
Juan Vairo
Argentina     
3  
1956
Raul Conti
Argentina     
7  
1956
Kurt Hamrin
Swedia
8  
1957
John Charles
Wales
105
1957
Karl Erik Palmer
Swedia
1957
Omar Sivori
Argentina     
159
1961
Fernando Fuglia
Brasil
-
1961
Humberto Sosa
Argentina     
3
1962
Luis Del Sol
Spanyol
26
1962
Armando Miranda
Brasil
12
1962
Bruno Siciliano
Brasil
4
1963
Dino Da Costa
Brasil
11
1963
Nene De Carvalho
Brasil
11
1964
Nestor Combin
Prancis
7
1965
Cinesinho
Brasil
8
1967
Roger Magnusson
Swedia
-
1968
Helmut Haller
Jerman
25
1972
Jose Altafini
Brasil
28
1980
Liam Brady
Irlandia
14
1982
Zbigniew Boniek
Polandia
32
1982
Michel Platini
Prancis
84
1985
Michael Laudrup       
Denmark
23
1987
Ian Rush
Wales
12
1988
Rui Barros
Portugal      
15
1988
Alexander Zavarov    
Uni Soviet    
12
1988
Sergei Aleinikov
Uni Soviet    
3
1990
Thomas Haessler      
Jerman
2
1990
Julio Cesar
Brasil
1
1991
Juergen Kohler
Jerman
5
1991
Stefan Reuter
Jerman
1
1992
Andreas Moeller
Jerman
27
1993
David Platt
Inggris
3
1994
Didier Deschamps
Prancis
-
1994
Robert Jarni
Kroasia
-
1994
Paulo Sousa
Portugal      
Rahasia Lippi

Di tangan Lippi sekarang, tujuan awal Juventus hampir tercapai. Pemain asing hanya pendukung, bukan penentu. Pendek kata, mereka mengidamkan poros Baggio–Del Piero–Ravanelli–Vialli dapat berjalan sempurna. Mengandalkan kekuatan konten lokal untuk permainannya bukan barang baru bagi Juve. 

Fenomena Super Juve: Puasa Juara Delapan Tahun Akan Berakhir?
Juventus era 1970-80-an. Berkuasa penuh di bumi Italia.
Di akhir 1970-an hingga awal 1980-an, Juve punya Stefano Tacconi–Gaetano Scirea–Marco Tardelli–Antonio Cabrini–Roberto Bettega–Paolo Rossi sebagai poros permainannya. Enam pemain ini juga menjadi andalan tim nasional Italia di Piala Dunia 1978 dan 1982.

Sejak ditangani Marcello Lippi, pelatih yang direkrut dari Napoli tahun lalu, sepertinya Juve mengulangi masa-masa kejayaan pemain lokalnya. Ini dibuktikan setelah mereka sanggup mempertahankan posisi puncak di klasemen sementara Serie A hingga giornata 16, dua pekan setelah mengambil alih posisi Parma yang menjadi juara paruh musim.

Kini dengan 36 poin, Juve unggul empat angka atas Parma, Lazio (28) serta Fiorentina dan Roma (27). Lippi, pria kelahiran Viareggio 12 April 1948, diakui sukses menghembuskan angin segar ke tubuh klub yang menjadi perempatfinalis Piala UEFA musim ini. Keberaniannnya memasukkan dua pemain muda, Del Piero dan Alessio Tacchinardi merupakan salah satu kreasi terbaik Lippi dalam debutnya di Juventus.

Poros Tacchinardi–Del Piero berhasil mengimbangi kinerja palang pintu lini tengah Juventus: Paulo Sousa dan Didier Deschamps. Bahkan dengan Antonio Conte atau Giancarlo Marocchi pun tidak masalah. Del Piero disulap Lippi sebagai trequartista  sepeninggal cederanya Baggio. Ia juga menjadi juru suplai bagi tombak kembar Vialli–Ravanelli.

Kekuatan utama skema Lippi ada di jantung pertahanannya. Duet Ciro Ferrara–Juergen Kohler/Luca Fusi/Massimo Carrera. Tanpa Ferrara, barangkali Lippi tidak berani menangani Bianconeri. Itulah mengapa dia membawa Ferrara, kapten Napoli, saat dirinya hijrah ke Juventus.

Di kiri Lippi punya Moreno Torricelli atau Robert Jarni yang sama baiknya untuk kondisi berbeda. Di kanan, dia punya Alessandro Orlando dan Luigi Sartor sebagai cadangannya Sergio Porrini. Dengan barisan bek seperti ini, tampaknya gawang Angelo Peruzzi makin susah saja ditembus.
Fenomena Super Juve: Puasa Juara Delapan Tahun Akan Berakhir?
Bangunan asli Super Juventus rancangan Marcello Lippi.
Akhirul kalam, hanya faktor nasib buruk saja yang menggagalkan Juventus menjuarai Serie A musim ini. Selebihnya, dilihat dari kaca mata apa pun, sulit untuk menyaingi komposisi dan formula pasukan Lippi. Tak salah jika media massa di Italia menyebut tim ini dengan Super-Juve.


Data & Rekor Klub

Berdiri: 1 November 1897
Masuk Pro: 1903
Stadion: Delle Alpi (71.012)
Presiden: Giovanni Agnelli
Pelatih: Marcello Lippi
Kostum: Hitam–Putih, Biru–Kuning–Hitam
Alamat: Piazza Crimea 7, Torino 10131
Rekor Gol: 103 (1950/51, 20 klub); 75 (1942/43, 16 klub)
Menang Tandang: vs Inter 9-1 (1960/61), vs Fiorentina 8-0 (1952/53)
Kalah Kandang: vs Pro Patria 0-7 (1949/50)
Rekor Main: Dino Zoff (903 kali), Giampiero Boniperti (444)
Rekor Gol: Giampiero Boniperti (178)
Rekor Pembelian: Gianluca Vialli (Sampdoria, 28 miliar Lira, 1992)
Rekor Penjualan: Eugenio Corini (Sampdoria, 10 miliar Lira, 1992)
Gelar Juara: Serie A (22 kali), Piala Italia (8 kali), Piala Super Italia (1), Piala Super Eropa (1), Piala UEFA (3 kali), Piala Winner (1), Piala Champion (1)


(foto: it.wiki/wikiwand/seriea.sportboard)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini