Belakangan ini kegiatan catur di Tanah Air sedang marak. Belum lagi usai Turnamen Catur Bulanan Enerpac yang digelar di Gedung Sekolah Catur Enerpac, Roxy, Jakarta, di kampus Kelapa Dua, Depok, STMIK Gunadarma akan mengadakan turnamen catur berskala internasional, 17 Oktober – 2 November mendatang.
Sebanyak 14 pecatur dari lima negara: Indonesia, Cina, Singapura, Filipina, dan Australia turut serta dalam turnamen kedua kalinya di tahun ini yang dikreasi Gunadarma. Ajang pertama digelar di Hotel Daichi, kawasan Senen, Jakarta, 13 – 27 April lalu.
Turnamen Gunadarma, yang diakui sebagai ajang FIDE, memakai sistem Swiss 13 babak yang dibagi dalam dua babak. Putaran pertama berakhir 24 Oktober. Selanjutnya hingga 2 November memasuki putaran kedua. Siapa yang tampil di ajang ini cukup punya nama. Dari Indonesia ada GM Ardiansyah, lalu GM Herman Suradiredja, MI Andi Suhendra, FM Ruben Gunawan, MI Salor Sitanggang, FM Danny Yuswanto, FM Nathanael Situru, MN Dede Liu, dan MN Kiu Sen.
Sementara peserta dari luar negeri antara lain FM Lin Wenliang, FM Tong Yuanming (Cina); FM Terry Toh (Singapura); FM Ronald Bancod (Filipina), serta FM Leonid Sandler (Australia). Ke-14 pecatur ini akan terus berkutat di ruangan untuk memutar otak sampai Rabu mendatang.
Menurut ketua penyelenggara, Drs. Bunawan, yang juga Ketua Komite Catur Junior PB Percasi, maksud dan tujuan diadakannya turnamen ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menciptakan master-master catur sebanyak mungkin dari Indonesia seraya memberi jam terbang secara internasional. "Sayang sekali jika mereka hanya mentok pada level Master Nasional (MN) atau FIDE Master (FM). Makanya kita menciptakan peluang untuk meningkatkan prestasi mereka," ujarnya berharap.
Bagaimana hasilnya? Lumayan. Dari tujuh pecatur tuan rumah yang diharapkan, dua di antaranya telah mencapai hasil maksimal. Salor Sitanggang berhasil meraih gelar Master Internasional (MI). Ia berhasil mengumpulkan nilai 9 MP dari 13 babak putaran pertama yang diikuti, melebihi batas poin minimal untuk mencapai persyaratan MI yang ditetapkan FIDE.
Satu lagi diraih Nathanael Situru yang mengumpulkan nilai 8,5 MP. Bagaimana dengan yang lain? Keikutsertaan Grandmaster pertama yang dimiliki Indonesia, GM Herman Suradiredja, cukup menarik perhatian pencinta catur di Tanah Air. Herman meski bergelar GM namun elo ratingnya cuma 2.300. Ini jelas prestasi mengkhawatirkan. Padahal Salor sendiri, yang baru berstatus Master Internasional (MI) elo ratingnya lebih tinggi, 2.410.
Catur adalah permainan individual, baik secara teknis maupun bisnisnya. Keringnya ajang dan seretnya sponsor untuk membiayai pecatur dalam negeri bertanding internasional ke mancanegara menjadi kendala terbesar. Itulah kenapa GM Herman absen dalam event resmi internasional sehingga elo ratingnya menurun drastis.
Komputer Catur
Lepas dari sasaran turnamen utama itu sendiri, eksistensi dan kepedulian terhadap perkembangan catur di Indonesia, ada hal lain yang ingin ditunjukkan Gunadarma. Tidak lain adalah dibukanya Computer Chess Center Gunadarma (CCCG) oleh Ketua Umum PB Percasi, AkbarTanjung. Diletakkan dalam ruangan fully-computerized, CCCG yang diresmikan 17 Oktober lalu, dilengkapi oleh komputer catur Chess Machine Madrid yang mempunyai elo rating 2.525 dan telah mengikuti beberapa turnamen internasional yang berbobot.
Selain itu terdapat pula software pemikir lain seperti Chess Machine Task 30, Chess Base 4.0, Computer Chess Software Fritz 2, Chess Master 3000, dan Computer Chess Board. Bukan itu saja. dua klub catur yang ada, Gunadarma Lotus dan Gunadarma Paradox ikut tergabung dalam kompetisi Percaja (Persatuan Catur Jakarta).
Dua klub ini pula yang menjadi tulang punggung kota Depok meraih juara kedua dalam kejuaraan Intercity 1993 di Kuala Lumpur. Hubungan catur, matematika, dan komputer memang amat berdekatan. Paling tidak dalam solusi dan pola kerangka berpikir: bagaimana memecahkan masalah secepat dan seakurat mungkin. Inilah salah satu dari misi Gunadarma pada permainan catur. Anda setuju?
(foto: hastingchess.club)
Sebanyak 14 pecatur dari lima negara: Indonesia, Cina, Singapura, Filipina, dan Australia turut serta dalam turnamen kedua kalinya di tahun ini yang dikreasi Gunadarma. Ajang pertama digelar di Hotel Daichi, kawasan Senen, Jakarta, 13 – 27 April lalu.
Turnamen Gunadarma, yang diakui sebagai ajang FIDE, memakai sistem Swiss 13 babak yang dibagi dalam dua babak. Putaran pertama berakhir 24 Oktober. Selanjutnya hingga 2 November memasuki putaran kedua. Siapa yang tampil di ajang ini cukup punya nama. Dari Indonesia ada GM Ardiansyah, lalu GM Herman Suradiredja, MI Andi Suhendra, FM Ruben Gunawan, MI Salor Sitanggang, FM Danny Yuswanto, FM Nathanael Situru, MN Dede Liu, dan MN Kiu Sen.
Sementara peserta dari luar negeri antara lain FM Lin Wenliang, FM Tong Yuanming (Cina); FM Terry Toh (Singapura); FM Ronald Bancod (Filipina), serta FM Leonid Sandler (Australia). Ke-14 pecatur ini akan terus berkutat di ruangan untuk memutar otak sampai Rabu mendatang.
Menurut ketua penyelenggara, Drs. Bunawan, yang juga Ketua Komite Catur Junior PB Percasi, maksud dan tujuan diadakannya turnamen ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menciptakan master-master catur sebanyak mungkin dari Indonesia seraya memberi jam terbang secara internasional. "Sayang sekali jika mereka hanya mentok pada level Master Nasional (MN) atau FIDE Master (FM). Makanya kita menciptakan peluang untuk meningkatkan prestasi mereka," ujarnya berharap.
Bagaimana hasilnya? Lumayan. Dari tujuh pecatur tuan rumah yang diharapkan, dua di antaranya telah mencapai hasil maksimal. Salor Sitanggang berhasil meraih gelar Master Internasional (MI). Ia berhasil mengumpulkan nilai 9 MP dari 13 babak putaran pertama yang diikuti, melebihi batas poin minimal untuk mencapai persyaratan MI yang ditetapkan FIDE.
Satu lagi diraih Nathanael Situru yang mengumpulkan nilai 8,5 MP. Bagaimana dengan yang lain? Keikutsertaan Grandmaster pertama yang dimiliki Indonesia, GM Herman Suradiredja, cukup menarik perhatian pencinta catur di Tanah Air. Herman meski bergelar GM namun elo ratingnya cuma 2.300. Ini jelas prestasi mengkhawatirkan. Padahal Salor sendiri, yang baru berstatus Master Internasional (MI) elo ratingnya lebih tinggi, 2.410.
Catur adalah permainan individual, baik secara teknis maupun bisnisnya. Keringnya ajang dan seretnya sponsor untuk membiayai pecatur dalam negeri bertanding internasional ke mancanegara menjadi kendala terbesar. Itulah kenapa GM Herman absen dalam event resmi internasional sehingga elo ratingnya menurun drastis.
Komputer Catur
Lepas dari sasaran turnamen utama itu sendiri, eksistensi dan kepedulian terhadap perkembangan catur di Indonesia, ada hal lain yang ingin ditunjukkan Gunadarma. Tidak lain adalah dibukanya Computer Chess Center Gunadarma (CCCG) oleh Ketua Umum PB Percasi, AkbarTanjung. Diletakkan dalam ruangan fully-computerized, CCCG yang diresmikan 17 Oktober lalu, dilengkapi oleh komputer catur Chess Machine Madrid yang mempunyai elo rating 2.525 dan telah mengikuti beberapa turnamen internasional yang berbobot.
Selain itu terdapat pula software pemikir lain seperti Chess Machine Task 30, Chess Base 4.0, Computer Chess Software Fritz 2, Chess Master 3000, dan Computer Chess Board. Bukan itu saja. dua klub catur yang ada, Gunadarma Lotus dan Gunadarma Paradox ikut tergabung dalam kompetisi Percaja (Persatuan Catur Jakarta).
Dua klub ini pula yang menjadi tulang punggung kota Depok meraih juara kedua dalam kejuaraan Intercity 1993 di Kuala Lumpur. Hubungan catur, matematika, dan komputer memang amat berdekatan. Paling tidak dalam solusi dan pola kerangka berpikir: bagaimana memecahkan masalah secepat dan seakurat mungkin. Inilah salah satu dari misi Gunadarma pada permainan catur. Anda setuju?
(foto: hastingchess.club)