Dilihat dari segi ekonomi, barangkali Italia termasuk Kompetisi Serie B atau Divisi Dua. Begitu penilaian, tepatnya sindiran Jerman atas perekonomian Italia di antara negara-negara Eropa. Pernyataan Jerman itu ternyata berbuntut panjang. Maklum saja, buat orang Italia sindiran adalah hinaan yang merisaukan hati, oleh karenanya, biasanya Anda harus siap-siap menanti balasannya.
Kejadian ini muncul pada suatu pertemuan yang membicarakan tentang ekonomi dan keuangan yang dinamakan Cernobbio (bursa persepak bolaan). Seseorang segera bertanya kepada Giovanni Agnelli, bos besar klub Juventus yang juga pemilik pabrik mobil FIAT, mengenai penilaian itu.
Apa jawab Agnelli? “Saya cuma mau bilang bahwa Juventus belum pernah turun ke Serie B. Sedangkan Milan 'kan pernah,” katanya santai. Banyak yang mengira, capo di cappi tutti Juventus dan FIAT itu akan melakukan serangan balik ke kubu Jerman. Tumben kali ini tidak.
Jawaban Agnelli malah menyimpang dari kebiasaan, dan mengejutkannya lagi, dia mengarahkannya secara berantai kepada Perdana Menteri Italia! Semua orang tahu siapa orang yang dimaksud. Dia adalah Silvio Berlusconi, yang juga pemilik AC Milan. Dengan kalimat lain, beliau inilah dianggap sebagai orang yang paling bertanggung-jawab terhadap maju mundurnya perekonomian Italia.
Jadi memang pantas penilaian Jerman itu? Agnelli hanya angkat bahu sambil berucap, “Tanyalah kepada Berlusconi sendiri.” Seumur-umur ikut kompetisi di Italia, Juve memang salah satu klub yang belum pernah degradasi ke Serie B selain FC Internazionale Milano. Sedangkan Milan pernah dua kali, yaitu pada musim 1980/81 dan 1982/83.
Bahkan kalau dilihat prestasi menjadi scudetto, apalagi yang secara berturut-turut, klub berjuluk Bianconeri itu pun masih menang dari Milan. Juve lima kali, sedangkan Milan hanya tiga kali. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi maupun jawaban secara personal dari Berlusconi.
Untuk kali ini Pellegrini merasa tidak membutuhkan pemain yang haus mencetak gol atau memberi umpan, melainkan seseorang yang berperan untuk mempromosikan citra klub. Bekerja sama dengan perancang mode Dolce & Gabbana, citra Inter akan selalu ditampilkan oleh Schiffer.
Kayaknya orang Jerman ya? Betul, siapa lagi kalau bukan Claudia Schiffer, top model cantik asal Jerman itu. Kostum klub Nerazzurri dalam kompetisi tahun ini pun dirancang oleh Dolce & Gabbana, yang belum lama ini produknya juga dipakai oleh penyanyi kondang Madonna. Dasar pebisnis, memang tidak harus melulu memikirkan permainan, tapi bagaimana caranya dapat uang dari pencitraan.
Ketika Lazio berhasil menahan imbang Milan di San Siro, medio Oktober lalu, Zeman sempat diwawancara oleh stasiun televisi RAI Uno. Pada satu saat sang pembawa acara, Massimo De Luca, bertanya kepada Zeman. “Apakah Anda mendengar bahwa Perdana Menteri Berlusconi yang juga bos Milan itu menyatakan bahwa pertandingan antara Milan dan Lazio begitu spektakuler, dan memuji kepelatihan Anda?”
Dengan wajah tak berubah Zeman menjawab: “Tidak, tidak. Saya cuma membaca dari beberapa surat-kabar.” Bagaimana reaksi Massimo? Dia pun jadi tertawa, kemudian berucap: “Lho maksudnya sama kali. Mendengar atau membaca, yang jelas Anda ya tahu.” Zeman terperanjat kelu, tapi langsung ngeles. “Kalau yang Anda maksud begitu, ya memang,” balasnya enteng. Tentu dengan wajah yang dingin bin serius pula. Ah, dasar Zeman!
(foto: vogue.it /zmnapoli)
Kejadian ini muncul pada suatu pertemuan yang membicarakan tentang ekonomi dan keuangan yang dinamakan Cernobbio (bursa persepak bolaan). Seseorang segera bertanya kepada Giovanni Agnelli, bos besar klub Juventus yang juga pemilik pabrik mobil FIAT, mengenai penilaian itu.
Apa jawab Agnelli? “Saya cuma mau bilang bahwa Juventus belum pernah turun ke Serie B. Sedangkan Milan 'kan pernah,” katanya santai. Banyak yang mengira, capo di cappi tutti Juventus dan FIAT itu akan melakukan serangan balik ke kubu Jerman. Tumben kali ini tidak.
Jawaban Agnelli malah menyimpang dari kebiasaan, dan mengejutkannya lagi, dia mengarahkannya secara berantai kepada Perdana Menteri Italia! Semua orang tahu siapa orang yang dimaksud. Dia adalah Silvio Berlusconi, yang juga pemilik AC Milan. Dengan kalimat lain, beliau inilah dianggap sebagai orang yang paling bertanggung-jawab terhadap maju mundurnya perekonomian Italia.
Jadi memang pantas penilaian Jerman itu? Agnelli hanya angkat bahu sambil berucap, “Tanyalah kepada Berlusconi sendiri.” Seumur-umur ikut kompetisi di Italia, Juve memang salah satu klub yang belum pernah degradasi ke Serie B selain FC Internazionale Milano. Sedangkan Milan pernah dua kali, yaitu pada musim 1980/81 dan 1982/83.
Bahkan kalau dilihat prestasi menjadi scudetto, apalagi yang secara berturut-turut, klub berjuluk Bianconeri itu pun masih menang dari Milan. Juve lima kali, sedangkan Milan hanya tiga kali. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi maupun jawaban secara personal dari Berlusconi.
Mengandalkan Claudia Schiffer
Lima bintang asing tampaknya masih belum cukup buat Ernesto Pellegrini, bos besar FC Internazionale Milano. Diam-diam dia masih berniat mengontrak pemain asing keenam. Tetapi ‘pemain’ yang satu ini ingin didatangkan tidak ada hubungannya dengan prestasi klub yang sampai kini belum memuaskan.Untuk kali ini Pellegrini merasa tidak membutuhkan pemain yang haus mencetak gol atau memberi umpan, melainkan seseorang yang berperan untuk mempromosikan citra klub. Bekerja sama dengan perancang mode Dolce & Gabbana, citra Inter akan selalu ditampilkan oleh Schiffer.
Kayaknya orang Jerman ya? Betul, siapa lagi kalau bukan Claudia Schiffer, top model cantik asal Jerman itu. Kostum klub Nerazzurri dalam kompetisi tahun ini pun dirancang oleh Dolce & Gabbana, yang belum lama ini produknya juga dipakai oleh penyanyi kondang Madonna. Dasar pebisnis, memang tidak harus melulu memikirkan permainan, tapi bagaimana caranya dapat uang dari pencitraan.
Dingin dan Jago Ngeles
Ini cerita soal Zdenek Zeman lagi, pelatih Lazio asal Republik Czek yang terkenal kaku dan dingin itu. Tak pernah senyum, apalagi tertawa, meski dalam suatu acara santai yang sebenarnya mampu membuatnya paling tidak tersenyum sedikitlah.Ketika Lazio berhasil menahan imbang Milan di San Siro, medio Oktober lalu, Zeman sempat diwawancara oleh stasiun televisi RAI Uno. Pada satu saat sang pembawa acara, Massimo De Luca, bertanya kepada Zeman. “Apakah Anda mendengar bahwa Perdana Menteri Berlusconi yang juga bos Milan itu menyatakan bahwa pertandingan antara Milan dan Lazio begitu spektakuler, dan memuji kepelatihan Anda?”
Dengan wajah tak berubah Zeman menjawab: “Tidak, tidak. Saya cuma membaca dari beberapa surat-kabar.” Bagaimana reaksi Massimo? Dia pun jadi tertawa, kemudian berucap: “Lho maksudnya sama kali. Mendengar atau membaca, yang jelas Anda ya tahu.” Zeman terperanjat kelu, tapi langsung ngeles. “Kalau yang Anda maksud begitu, ya memang,” balasnya enteng. Tentu dengan wajah yang dingin bin serius pula. Ah, dasar Zeman!
(foto: vogue.it /zmnapoli)
