Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Sejarah Kobatama: Semoga Tidak Seperti Galatama

Tahun 1994 ini, Kompetisi Liga Bola Basket Utama (Kobatama) sudah sembilan kali diselenggarakan. Tapi, bagaimana sejarah Kobatama pada awalnya? Itu berawal pada tahun 1982. Kobatama ternyata lahir karena ingin meniru kesuksesan Kompetisi Sepak Bola Liga Utama (Galatama), empat tahun selumnya.

Ceritanya begini. Pada tahun 1982, setelah memperhatikan sukses kompetisi sepak bola Galatama sedang marak-maraknya, di benak para petinggi PB Perbasi terbetik ide untuk memikirkan hal serupa. 

Kenapa tidak di bola basket? Antusiasme penonton Galatama saat itu dijadikan acuan dan muncul keyakinan, setelah mengenang sejarah basket di Tanah Air, bahwa di bola basket juga tidak akan kalah.

Sejarah Kobatama: Semoga Tidak Seperti Galatama

Kalau PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang pertama kali berani melakukan terobosan, maka Perbasi adalah organisasi keduanya. "Maka dibuatlah proyek percobaan PB Perbasi tahun 1982. Kompetisi pertama kali itu muncul dengan memakai nama 'kejurnas', dan memang asli mencontoh Galatama," cerita Harsuki MA, Wakil Ketua Umum KONI Jaya yang pada waktu itu menjabat Kepala Bidang Organisasi PB Perbasi.

Setelah menghitung semua persyaratan, kompetisi hanya layak diadakan di Pulau Jawa. Tapi dalam perjalanannya klub-klub di luar Jawa banyak juga yang ikut, seperti Flying Wheel yang bermarkas di Ujungpandang, Banjar Utama (Banjarmasin), sampai Golden Star (Bengkulu).

Sembilan Klub

Dari sebuah percobaan, maka pada tahun yang sama pula - tepatnya tanggal 3 April 1982 - digelarlah pertama kali Kobatama. Tercatat sebanyak 9 klub dari empat kota mengikuti kompetisi pertama itu, yang berakhir pada Juni 1982. Klub-klub yang berpartisipasi itu adalah Rajawali, Mingsen, Taman Harapan Indah, dan Indonesia Muda dari Jakarta: Mataram Utama, Union, dan Semangat Sinar Surya (Yogyakarta); Tarumatex (Bandung) dan Halim (Kediri).

Kejuaraan memakai sistem kompetisi penuh. Yang muncul sebagai juara pertama kali adalah Indonesia Muda (IM). Ini di luar perkiraan, sebab yang diperhitungkan menjadi juara ketika itu adalah Halim dan Rajawali. Dalam sejarahnya, sistem yang dipakai berulangkali tidaklah tetap mengingat banyak benturan dari sisi biaya, animo masyarakat, jumlah peserta, kesiapan peserta hingga penyelarasan dengan agenda non olah raga dan olah raga lain di Tanah Air.

Dua tahun pertama diberlakukan kompetisi penuh. Lalu menjadi sirkuit di berbagai kota, berikutnya penyisihan hingga putaran final. Kemudian memasuki tahun 1990-an dicoba sistem mirip NBA, yakni dari play-off hingga final. Setelah itu kembali lagi ke sistem penyisihan. Dan tahun ini kembali memakai sistem sirkuit dengan diakhiri memakai play-off. Mudah-mudahan saja gonta-ganti sistem itu tidak mengikuti kompetisi rujukan yang asli, Galatama, yang kini sudah bubar itu.

KOBATAMA 1982-1994

Periode 1982 (Kompetisi Penuh)
Klasemen Akhir: (1) Indonesia Muda (2) Halim (3) Rajawali (4) Mingsen (5) Taman Marapan Indah (6) Union (7) Mataram Utama (8) Tarumatex (9) Semangat Sinar Surya.

Periode 1983 (Kompetisi Penuh)
Klasemen Akhir: (1) Indonesia Muda (2) Halim (3) Tarumatex (4) Taman Harapan Indah (5) Union (6) Rajawali (7) Mataram Utama.

Periode 1984/85 (Sirkuit)
Klasemen Akhir: (1) Halim (2) Indonesia Muda (3) Golden Hand (4) Tarumatex (5) Cahaya Lestari (6) Rajawali (7) Flying Wheel (8) Pacific (9) Taman Harapan Indah (10) Union (11) Kumala Jaya (12) Mataram Utama.

Periode 1987/88 (Penyisihan-Final)
Klasemen Akhir: (1) Asaba (2) Halim (3) Kumala Jaya (4) Pelita Jaya (5) MuJti Abadi (6) Indonesia Muda (7) Pacific (8) Bangun Delima Indah.

Periode 1989 (Putaran Final)
Klasemen Akhir: (1) Asaba (2) Halim (3) Banjar Utama (4) Pelita Jaya (5) Cahaya Lestari (6) Union (7) Pacific (8) Kumala Jaya.

Periode 1990 (Putaran Final)
Klasemen Akhir: (1) Pelita Jaya (2) Asaba (3) Halim (4) Banjar Utama (5) Pacific (6} Kumala Jaya (7) Cahaya Lestari (8) Antasari Utama (9) Petrogres (10) Mulya Citra.

Periode 1991/92 (Penyisihan-Final)
Klasemen Akhir: (1) Pelita Jaya (2) Halim (3) Asaba (4) Kumala Jaya (5) Banjar Utama (6) Cahaya Lestari (7) Antasari Utama (8) Pacific (9) Petrogres (10) Mulya Citra.

Periode 1993 (Putaran Final)
Klasemen Akhir: (1) Asaba (2) Halim (3) Pacific (4) Pelita Jaya (5) Bima Sakti (6) Cahaya Lestari (7) Petrogres (8) Golden Star.

Periode 1994 (Sirkuit)
Klasemen Akhir: (1) Indonesia Muda (2) Halim (3) Cahaya Lestari (4) Pacific Glory (d/h Kumala Jaya) (5) Aspac (d/h Asaba) (6) Pelita Jaya (7) Petrogres (8) Bima Sakti (9) Hadtex (10) Siliwangi.


(foto: stefansihombing)

Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini