Nasrul Koto tak cuma beraksi. Ia juga memperpanjang napas Semen Padang dengan menahan langkah favorit juara Pelita Jaya, sekaligus makin memanaskan persaingan di grup Barat. Sebuah sundulannya pada menit ke-74, yang tajam sekali pada Kamis malam pekan lalu, telah membobol gawang Listiyanto Rahardjo.
Sontak saja kejadian itu membuat hampir 13 ribu partisan Semen Padang berjingkrak-jingkrak di Stadion Agus Salim. Gol Nasrul itu, kini, menjadikan teka-teki siapa perebut dua tiket jatah grup Barat ke putaran final kompetisi Galatama musim XIII, masih belum terjawab juga.
Siapakah satu di antara tiga tim yang terus memelihara peluangnya ini? Pelita Jaya, Medan Jaya atau Semen Padang, yang akan tersingkir dari persaingan?
Jawabannya baru muncul pekan depan, ketika putaran keempat kompetisi memainkan partai-partai terakhir. Pelita kini mengemas 41 angka, minimal harus memetik tiga angka dari dua sisa pertandingannya: vs Warna Agung (19/6), dan dijamu Bandung Raya (26/6), untuk memantapkan langkah.
"Saya tak mau bicara banyak. Tugas saya kini bagaimana membawa anak-anak lolos ke putaran final. Saya tidak ingin ada tragedi, misalnya Pelita yang terus memimpin dalam tiga putaran awal, tiba-tiba harus terjegal pada detik-detik terakhir," ujar Andrie Amin, manajer Pelita Jaya.
Semen Padang lebih berat. Tiga partai tandangnya di Jateng, melawan BPD Jateng (19/6), Mataram Putra (23/6), dan Arseto (26/6), harus dimenangkan semuanya. Beda dengan Medan Jaya, yang cukup meraih tiga angka minimal dari tiga sisa partai dalam tur Jateng mereka.
(foto: syaiful bahri)