Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Niac Mitra vs Arsenal: Pat Jennings Tak Gentar Surabaya

Pertandingan ketiga dan terakhir perlawatan Arsenal di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, sore itu (mulai pukul 15.00 WIB) dibayangi pertanyaan besar. Mampukah mereka tidak hanya kembali mencetak kemenangan tapi juga tetap tak kebobolan?

Dalam dua pertandingan sebelumnya, klub kenamaan dari Divisi I Inggris itu mencetak kemenangan telak 3-0 atas PSMS Plus di Medan dan mencukur PSSI Selection 5-0 di Stadion Senayan. Hari ini sebagai acara terakhir perlawatan mereka sebelum berlibur ke Bali, Arsenal menghadapi tuan rumah Niac Mitra, dua kali juara Galatama yang secara terbuka telah menyatakan tekadnya untuk mencetak gol.

“Boleh kalah tapi jangan terlalu menyolok,” kata bos klub kesayangan masyarakat Surabaya itu, A. Wenas. Lebih dari itu, menurut Wenas, berapa pun skor kekalahan timnya nanti harus ditebus dengan gol balasan. “Lebih baik kalah 2-10 daripada kalah kosong sama sekali,” tambahnya membandingkannya dengan kekalahan yang sudah ditelan PSMS Plus dan PSSI Selection.

Dengan sikap demikian sudah bisa diperkirakan Niac Mitra akan tampil dengan gaya permainan menyerang, atau setidaknya menyerang balik mengingat lawannya bukan klub sembarangan. Tapi Arsenal bukan Arsenal kalau gentar menghadapi tantangan Niac Mitra, kendati gaya permainan dan kekuatannya sama sekali belum mereka ketahui.

Niac Mitra vs Arsenal: Pat Jennings Tak Gentar Surabaya

Dan Pat Jennings, salah sorang kiper terbaik dunia yang sudah sepuluh tahun menjaga gawang klub-klub divisi I Inggris maupun kesebelasan nasional Irlandia Utara, hanya tersenyum ketika hal itu ditanyakan. 

No problem,” katanya singkat kepada Kompas di bandar udara Kemayoran kemarin ketika menunggu pesawat yang akan mengangkut rombongan Arsenal ke Surabaya. “Kita lihat saja,” katanya pula ketika diungkapkan bahwa Niac diperkuat Fandi Ahmad, pemain impor yang kehebatannya diakui klub kesohor Ajax Amsterdam.

Sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya yang kukuh, kiper pendiam dan simpatik itu seperti mengingatkan tidak satu pun tembakan maupun sundulan pemain Indonesia akan dibiarkannya memasuki gawang Arsenal.

Ia ada di depan saya,” katanya lagi ketika diingatkan pada tembakan penyerang muda PSSI Selection, Budi Tanoto, yang sempat menaklukan dirinya. “Karena itu saya tidak melakukan reaksi,” tambah Jennings, 38 tahun, ayah dari tiga putri dan satu putra.

Saat pertandingan nanti, kalau tak hujan, Surabaya sedang panas-panasnya ini nampaknya akan lebih menguntungkan Fandi Ahmad dan kawan-kawannya yang memang hidup di alam tropis.

Namun demikian manajer Terry Neill maupun pelatih Don Howe tidak terlalu merisaukannya. “Kami dulu juga pernah melawat ke Trinidad yang tak kalah panas. Klub seperti kami harus bisa main dalam kondisi bagaimana pun,” katanya.

Meski perlawatan ini dilakukan dalam masa istirahat setelah kompetisi berakhir, dan karena itu akan diteruskan dengan liburan di Bali, namun Arsenal nampak sekali tidak mau mengambil risiko. “Kami harus menjaga reputasi bagus Arsenal,” kata Neill mengulangi pernyataan di Jakarta minggu lalu.

Menurut J.B. Moningka, tokoh kawakan dari PSSI yang mendampingi Arsenal dalam perlawatan ini, Neill memang menjaga ketat sekali disiplin para pemainnya. “Sampai tawaran piknik ke Taman Mini dan berdisko dalam dua hari istirahat sehabis melawan PSSI, mereka tolak,” tuturnya.

Graham Rix, gelandang saingan utama Glenn Hoddle untuk tim nasional Inggris, sejak di Kemayoran maupun setiba di Surabaya kemarin nampak lebih lincah dan segar. Bersama Kenny Sansom, back kiri Inggris dalam Piala Dunia 1982, keduanya paling santai. 

Rix, pencetak 10 gol dalam kompetisi musim lalu, memang mengakui cedera di bagian belakang pahanya sudah makin pulih. Tapi ketika ditanya apakah ia akan main penuh dan tidak hanya di babak kedua seperti ketika melawan PSSI Selection, ia mengangkat bahu. “Anda tanya dia saja,” katanya menunjuk Neill.

Baik Neill maupun Howe mengatakan pasangan pemain tidak akan berubah banyak. “Tapi Anda bisa yakin, semuanya akan kami mainkan karena perlawatan ini sekaligus pemanasan utuk kompetisi mendatang,” tambah Howe.

Di lain pihak, manajer Niac Mohammad Basri maupun direktur teknik E.A Mangindaan juga belum mau mengumumkan pasangan pemainnya. “Yang pasti kita akan tampil dengan pasangan terbaik. Saya kira Anda sendiri juga sudah tahu,” tambah Basri.

Dengan Syamsul Arifin, top-scorer Galatama 1981/82, belum pulih betul dari cederanya, bisa diperkirakan sayap kanan akan ditempati Hamid Asnan. Tapi sudah pasti ia akan lebih banyak beroperasi dari gelandang apalagi mengingat yang akan menjaganya adalah back kaliber dunia, Kenny Sansom.

Kemungkinan susunan pemain. Niac Mitra: David Lee/Hendrik Montolalu; Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa, Yudi Suryata; Rudy Kelces, Rae Bawa, Hamid Asnan; Joko Malis, Fandi Ahmad, Dullah Rahim. Arsenal: 1-Pat Jennings; 2-Colin Hill, 5-David O'Leary, 6-Chris Whyte, 3-Kenny Sansom; 4-Brian Talbot, 8-Alan Sunderland, 7-Terry Lee; 10-Paul David, 9-Raphael Meade, 11-Brian McDermott. Cadangan: 16-Rhys Wilmott, 12-Lee Chapman, 13-Stewart Robson, 14-Graham Rix, 15-Terry Burton. (sm)




(Kompas Kamis, 16 Juni 1983). Foto: worldfootball.net
Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini