Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Bursa Juara Premier League 2016/17: Menantang Harapan Menentang Peluang

Dongeng yang dilakoni Leicester City musim lalu berdampak luar biasa. Bukannya malah enak, deretan bandar taruhan di Inggris kali ini jauh lebih pusing dalam mematok angka-angka kemungkinan dan juga tentunya, nilai taruhan. Siapa yang paling favorit menjuarai Premier League 2016/17 jawabannya adalah tidak bisa ditebak!


Bursa Juara Premier League 2016/17: Menantang Harapan Menentang Peluang
Patokan bursa taruhan juara Premier League 2016/17. Lebih dinamis.
Bayangkan, hanya untuk memfavoritkan saja sudah repot, kewalahan, bahkan cenderung tidak percaya diri lagi untuk menentukan probabilitasnya. Contohnya Sky Bet. Pada 2015/16, mereka mematok Leicester berada di peringkat terakhir dengan probabilitas 5000/1. Artinya, dari 5.000 orang atau katakanlah satu kampung atau satu kelurahan, hanya seorang saja yang yakin The Foxes bisa meraih juara!

Namun kenyataannya terbalik sehabis-habisnya, pasukan Claudio Ranieri malah memecahkan ‘rekor dunia’ sebagai tim paling gurem yang sanggup jadi juara. Saking kapoknya, Sky Bet kini menyatakan bahwa Premier League 2016/17 merupakan musim yang paling belum bisa ditebak.

Sinyal itu bisa dilihat dari enam klub yang dielus-elus menjadi juara dengan probabilitas tipis. Empat dari sembilan orang (9/4) diyakini Sky Bet mematok Manchester City sebagai kandidat juara paling serius. Di belakang The City adalah sang tetangga Manchester United (3/1), lalu Chelsea (5/1), Arsenal (6/1), Liverpool (8/1), dan Tottenham Hotspur (10/1).

Keenam klub ini masuk dalam kategori utama, calon juara paling serius. Lha terus ke mana sang juara bertahan Leicester City? Sebagai pemilik anomali juara, klub yang dimiliki orang Thailand itu terlempar di segmen khusus sebagai ‘kuda hitam’ calon juara dengan angka 25/1. Sejujurnya kepercayaan pasar pada The Foxes naik drastis. Jika setahun lalu setiap 5.000 orang yakin mereka juara, kini tinggal 25 orang saja.

Atas peran barunya yang menantang harapan dan menentang peluang, bursa taruhan untuk Leicester itu juga mencerminankan posisi uniknya. Apa itu? Mereka dipatok sebagai klub yang paling ‘diharapkan’ terhindar dari degradasi di musim ini. Pasalnya setelah mereka, probabilitas untuk klub-klub lainnya bisa dibilang terjun bebas.

Gerombolan biru yang jadi kebanggaan kota berpenghuni 330 ribu jiwa memang fenomenal. Mereka sanggup mengubah fakta dan realita, secara keseluruhan. Dengan julukan baru sebagai musim yang paling terbuka sepanjang sejarah, dari satu sisi citra Premier League kian terangkat. Kini banyak orang, terutama yang tidak ‘tahu bola’ lebih berani berinvestasi di bursa taruhan.

Fenomena Leicester jelas amat langka. Melihat konsistensi yang diperlihatkan The Foxes sepanjang 2015/16 lalu, kita seperti terhenyak dan terhentak oleh kinerja positif manajer Claudio Ranieri dan stafnya. Mereka mengkreasi sebuah tim ulet dengan unit spesial. Mulai dari kiper Kasper Schmeichel, kapten Wes Morgan, jangkar dobel N’Golo Kante dan Danny Drinkwater, hingga tandem maut Riyad Mahrez dan Jamie Vardy.

Manajer Baru
Men in debuts: Josep Guardiola dan Antonio Conte.
Apakah para petaruh kini memburu posisi Hull City atau Burnley yang dipatok 5.000/1 di musim ini? Tentu tidak semudah itu. Walau dibantu oleh dongeng, namun logika umum dan aspek teknis tetap dipakai untuk menentukan kiah sukses sebuah tim di kompetisi. Dongeng Leicester bukan salah masyarakat atau pengamat, tetapi bandar taruhan. Untuk kasus Hull boleh jadi para bandar benar jika melihat pelatih tidak jelas dan bujet transfer mereka.

Kecenderungan orang untuk menjagokan underdog memang selalu ada. Hebatnya itu kebanyakan dilakukan bukan oleh pasar, bandar, atau pengamat, tetapi masyarakat awam. Mereka nothing to lose dengan sikapnya karena tidak harus menanggung kredibilitas atau reputasi. “Kami menawarkan Burnley 5.000/1, namun volume yang datang mengejutkan sebab dengan menaruh 10 pound, mereka juga berharap Burnley akan menjadi juara,” ucap seorang juru bicara Sky Bet.

“Pencapaian luar biasa Leicester yang dipatok 5 pound di musim lalu, kini telah mengubah tarif paling dasar dan volume taruhan di musim ini. Satu hal lagi yang menggembirakan, dan jadi harapan konsumen adalah kedatangan manajer baru,” tambah orang itu lagi. Seperti dipahami, pemain dan bintang baru selalu lahir dari bursa transfer. Seperti halnya taktik dan strategi, bursa transfer juga lahir dari keputusan manajer klub.

Pasar menyepakati klub yang paling dijagokan menjuarai Premier League musim ini adalah Manchester City. Sedikit di bawah mereka, Manchester United. Dua manajer baru, dua strategi baru, dan sejumlah bintang segar yang muncul dari jendela transfer. Bahkan tidak sedikit yang dibalik, United yang utama lantaran ‘menganggur’ di Liga Champion dan faktor ‘pengalaman’ Jose Mourinho.

Kedatangan Pep Guardiola tentu bakal mengubah permainan The City jauh lebih genit dan seksi dibanding zamannya Manuel Pellegrini. Darah segar juga berhamburan dari kubu Etihad melihat Ilkay Gundogan, Nolito, atau Leroy Sane. Begitu juga alasan United dijagokan. Ada Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan, sampai Eric Bailly. Jangan lupakan juga Chelsea dengan Antonio Conte-nya, seorang pelatih bermental juara, yang akan memulai debutnya di Premier League.

Meski jadi debutan di Premier League, namun karena diwarisi skuad hebat dan mendapat sangu lumayan gede dari Roman Abramovich untuk belanja pemain, sulit bagi orang atau pasar mencoretnya dari bursa juara. Hadirnya dua tenaga baru, N’Golo Kante dan Michy Batsuayi, makin melengkapi kekuatan.

Saking ingin buru-buru mengemas timnya lebih dini, seperti halnya United, The Blues juga harus panic buying. Walhasil kerugian yang didapat. Kante yang harga pasarannya 17 juta pound dibeli 30,43 juta pound. Batsuayi pasarannya cuma 12,75 juta pound namun mereka membayar 33,15 juta pound pada Olympique Marseille. Hanya Arsenal, Liverpool, dan Tottenham yang masih mengedepankan akal sehat kala mengarungi di bursa transfer.

Memang orang selalu menyukai kejutan. Namun perlu diingat, jika kejutannya terlalu besar, sangat besar, justru menyulitkan pikiran juga sebab terlalu berat dicerna akal sehat. Pendek kata, sekarang pasar lebih bergejolak dari musim lalu karena masyarakat lebih bergairah menanti harapan dan kejutan, dua motivasi terkuat dalam pencapaian dan kehidupan. Asal risiko dan konsekuensi bila tidak muncul juga siap ditanggung, bebas-bebas saja. (Arief Natakusumah)

(foto: skysports/espn)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini