Badai cedera yang mengganggu stok tim, plus lemah dalam aktivitas mercato, membuat La Gazzetta dello Sport skeptis Juventus bisa memperpanjang gelarnya. Terlalu banyak rintangan dan konsekuensi, tulis harian asal kota Milano beroplah 400.000 eksemplar sehari itu. Koran olah raga sejak 1896 bertanya siapa pasangan Bonucci bila Chiellini absen? Daniele Rugani atau Martin Caceres? Apakah Juve kembali dengan skema tiga bek? Saat jumpa pers Allegri (48) jarang memberi jawaban memuaskan.
Karakternya yang dominan, intuitif, kreatif, tekun tapi juga cemas, posesif dan keras kepala kerap terlihat. Di wajahnya tak pernah ada perasaan santai dan lepas. Apakah itu gara-gara selama empat tahun dia 'ditempa' Silvio Berlusconi (78 tahun)? Beruntung di Juve Andrea Agnelli itu delapan tahun di bawahnya. Kalau dulu dia menghadapi ayah, sekarang hanya melayani seorang adik.
Apapun, dengan jalan berbeda keduanya telah memberi sukses. Namun sepak bola selalu soal laga berikut dan berikut. Tiada enerji besar selain persiapan. Tekanan mempertahankan gelar jauh lebih berat dari ingin merebutnya. Sorotan strategi dimulai dari bengkel serangan: lini tengah. Pertama, para Juventini berdoa agar Allegri menaruh Pogba ketimbang Pereyra sebagai fantasista. Dalam ujicoba, Pereyra diplot sebagai tokoh protagonis dalam skema 4-3-1-2.
Saat giliran Pogba pada ujicoba melawan Marseille, tampak determinasinya lebih mencuat. Semangatnya 'berkelahi' boleh. Kontrol wilayah serta kontribusinya pada serangan juga hidup dan variatif. Pogba sering mendengar aplaus penonton yang semoga kian membuatnya percaya diri. Kedua, posisi Khedira sebaiknya diberikan kepada Stefano Sturaro, 22 tahun. Gelandang didikan Genoa ini bermain ciamik saat melibas Real Madrid di semifinal Liga Champion kemarin.
Tak ada yang memungkiri lini tengah Juve akan bergairah jika Khedira fit. Dia jenis pemain taktik, enerjik dan atletis. Bernafas kuda dan bertipe prajurit, namun insting mencetak gol lelaki berdarah Tunisia ini masih di bawah Vidal. Khedira cukup cerdas dan cepat menyatu dengan tim namun lemah memahami lawan. Ia pandai menjalani ritme permainan dan sanggup merebut bola. Sampai di sini, sungguh, ketika sudah pulih, Khedira memang pengganti Vidal yang ideal.
Dengan dukungan Marchisio sebagai regista, Sturaro, dan Kwadwo Asamoah jika fit, media massa meramalkan grup ini sebagai penopang duet Mario Mandzukic dan Alvaro Morata /Paulo Dybala. Lalu kritikan bertebaran. Siapa Pereyra, Coman, atau Sturaro? Peranan Pogba pun dipertanyakan sebab dia gelandang murni. Cedera Khedira bikin kisruh keadaan.
Apakah mereka menang bertarung melawan trio maut Roma: Radja Nainggolan, Daniele De Rossi, dan Miralem Pjanic? Juga trio Inter Geoffrey Kondogbia-Marcelo Brozovic-Hernanes? Untuk melakoni peran 'halus' di depan trio Khedira-Marchisio-Pogba, Juve disarankan merekrut Alex Witsel (Zenit) atau Julian Draxler (Schalke), yang sesuai kemampuan bujetnya, daripada keterusan mengkhayalkan Mesut Oezil, Mario Goetze, Christian Eriksen, Oscar dan Isco.
Kecocokan Chemistry
Merekrut mereka lebih baik ketimbang mengambil Juan Cuadrado atau Willian yang sontak buram nasibnya setelah Pedro Rodriguez tiba di Chelsea. Pasalnya jika Allegri ngotot, Juve mesti dengan format 4-3-3. "Ya, bisa saja ubah sistem," cetus Allegri yang didukung La Stampa. "Daripada kelamaan menanti evolusi para spesies, lebih baik buat satu revolusi singkat," tulis koran yang jadi corong Juve itu lantaran sama-sama dimiliki klan Agnelli. Mendatangkan Mario Mandzukic terbilang cerdas, terutama melihat Robert Lewandowski, Edinson Cavani, apalagi Karim Benzema sulit dijangkau harganya.
Kecuali Juve mau kehilangan Pogba sebagai alat barter. Striker Kroasia ini langsung memahami taktik Allegri, terutama kapan waktu untuk menembak atau membuka ruang. Semangat berkorban Mandzukic paling menonjol, dan ini amat berguna tatkala gelandang lain dan para penyerang muda berebutan mau bikin gol.
Pelapis Mandzukic adalah Simone Zaza yang juga ahli posisi dan punya reputasi lokal. Sayang performa Morata masih di bawah rata-rata. Ia dikenal telat panas. Jika terus begitu Morata bisa kehilangan jabatan sebab Dybala kian eksplosif dan bergairah. Meski belum berdampak signifikan, karena keseringan bermain dengan pola 3-5-1-1 di Palermo, ambisi pemain dengan termahal di Serie A musim ini (32 juta euro) oke banget dan cuma butuh waktu beradaptasi.
Terus terang enam posisi untuk enam pemain inilah yang masih mengusik pikiran Allegri, dan mungkin juga para Juventini di seluruh dunia. Bukan soal kualitas atau kuantitas, tapi lebih kepada bagaimana menemukan chemistry yang cocok. Untuk lima posisi pertama ini, 99 persen tampaknya diperuntukan untuk golongan mapan, barisan old-crack, usia 30-an, yang dalam konsep sepak bola Italia lagi matang-matangnya sebagai pesepak bola.
Di jantung pertahanan idealisme tentu ada di duet Chiellini (31) dan Leonardo Bonucci (28). Namun jika satu atau keduanya cedera, jadi seru. Pertama, Andrea Barzagli yang biang cedera. Maklum dia veteran juga, 34 tahun. Pilihan berikut Martin Caceres (28), bek Uruguay yang hanya 10 kali tampil di Serie A musim lalu.
Nama terakhir, Daniele Rugani (21), paling hot-issue karena punya prospek terbaik. Rugani 'dicolong' buru-buru dari Empoli sebelum dibawa pelatihnya, Maurizio Sarri, ke Napoli. Di kiri, Patrice Evra (34) punya suksesor pada diri Alex Sandro (24). Di kanan, Mauricio Isla (27) telah dipanggil pulang dari QPR untuk mem-back-up Stephan Lichtsteiner (31). Saat ujicoba, Isla kedodoran menerusi standar Lichtsteiner. Ini satu catatan penting lagi buat Allegri. Sedangkan untuk sektor kiper Allegri tanpa problem kecuali Gigi Buffon tak dalam kondisi sehat.
Juventus pun tak perlu keluar uang untuk menarik lagi seorang calon 'pengangguran' yang bertugas jadi cadangan si Numero Uno. Setelah Rubinho (33), datang lagi kiper Brasil yakni Neto (26) yang didapat gratis dari Fiorentina. Dengan 25 pemain utamanya, perjalanan The Old Lady untuk mengarungi Serie A, Coppa Italia dan Liga Champion musim ini sudah dimulai.
Skuad Utama Juventus 2015/16
Massimiliano Allegri dan Giuseppe Marotta, direkur transfer Juventus. |
Apapun, dengan jalan berbeda keduanya telah memberi sukses. Namun sepak bola selalu soal laga berikut dan berikut. Tiada enerji besar selain persiapan. Tekanan mempertahankan gelar jauh lebih berat dari ingin merebutnya. Sorotan strategi dimulai dari bengkel serangan: lini tengah. Pertama, para Juventini berdoa agar Allegri menaruh Pogba ketimbang Pereyra sebagai fantasista. Dalam ujicoba, Pereyra diplot sebagai tokoh protagonis dalam skema 4-3-1-2.
Saat giliran Pogba pada ujicoba melawan Marseille, tampak determinasinya lebih mencuat. Semangatnya 'berkelahi' boleh. Kontrol wilayah serta kontribusinya pada serangan juga hidup dan variatif. Pogba sering mendengar aplaus penonton yang semoga kian membuatnya percaya diri. Kedua, posisi Khedira sebaiknya diberikan kepada Stefano Sturaro, 22 tahun. Gelandang didikan Genoa ini bermain ciamik saat melibas Real Madrid di semifinal Liga Champion kemarin.
Tak ada yang memungkiri lini tengah Juve akan bergairah jika Khedira fit. Dia jenis pemain taktik, enerjik dan atletis. Bernafas kuda dan bertipe prajurit, namun insting mencetak gol lelaki berdarah Tunisia ini masih di bawah Vidal. Khedira cukup cerdas dan cepat menyatu dengan tim namun lemah memahami lawan. Ia pandai menjalani ritme permainan dan sanggup merebut bola. Sampai di sini, sungguh, ketika sudah pulih, Khedira memang pengganti Vidal yang ideal.
Dengan dukungan Marchisio sebagai regista, Sturaro, dan Kwadwo Asamoah jika fit, media massa meramalkan grup ini sebagai penopang duet Mario Mandzukic dan Alvaro Morata /Paulo Dybala. Lalu kritikan bertebaran. Siapa Pereyra, Coman, atau Sturaro? Peranan Pogba pun dipertanyakan sebab dia gelandang murni. Cedera Khedira bikin kisruh keadaan.
Apakah mereka menang bertarung melawan trio maut Roma: Radja Nainggolan, Daniele De Rossi, dan Miralem Pjanic? Juga trio Inter Geoffrey Kondogbia-Marcelo Brozovic-Hernanes? Untuk melakoni peran 'halus' di depan trio Khedira-Marchisio-Pogba, Juve disarankan merekrut Alex Witsel (Zenit) atau Julian Draxler (Schalke), yang sesuai kemampuan bujetnya, daripada keterusan mengkhayalkan Mesut Oezil, Mario Goetze, Christian Eriksen, Oscar dan Isco.
Kecocokan Chemistry
Merekrut mereka lebih baik ketimbang mengambil Juan Cuadrado atau Willian yang sontak buram nasibnya setelah Pedro Rodriguez tiba di Chelsea. Pasalnya jika Allegri ngotot, Juve mesti dengan format 4-3-3. "Ya, bisa saja ubah sistem," cetus Allegri yang didukung La Stampa. "Daripada kelamaan menanti evolusi para spesies, lebih baik buat satu revolusi singkat," tulis koran yang jadi corong Juve itu lantaran sama-sama dimiliki klan Agnelli. Mendatangkan Mario Mandzukic terbilang cerdas, terutama melihat Robert Lewandowski, Edinson Cavani, apalagi Karim Benzema sulit dijangkau harganya.
Kecuali Juve mau kehilangan Pogba sebagai alat barter. Striker Kroasia ini langsung memahami taktik Allegri, terutama kapan waktu untuk menembak atau membuka ruang. Semangat berkorban Mandzukic paling menonjol, dan ini amat berguna tatkala gelandang lain dan para penyerang muda berebutan mau bikin gol.
Pelapis Mandzukic adalah Simone Zaza yang juga ahli posisi dan punya reputasi lokal. Sayang performa Morata masih di bawah rata-rata. Ia dikenal telat panas. Jika terus begitu Morata bisa kehilangan jabatan sebab Dybala kian eksplosif dan bergairah. Meski belum berdampak signifikan, karena keseringan bermain dengan pola 3-5-1-1 di Palermo, ambisi pemain dengan termahal di Serie A musim ini (32 juta euro) oke banget dan cuma butuh waktu beradaptasi.
Terus terang enam posisi untuk enam pemain inilah yang masih mengusik pikiran Allegri, dan mungkin juga para Juventini di seluruh dunia. Bukan soal kualitas atau kuantitas, tapi lebih kepada bagaimana menemukan chemistry yang cocok. Untuk lima posisi pertama ini, 99 persen tampaknya diperuntukan untuk golongan mapan, barisan old-crack, usia 30-an, yang dalam konsep sepak bola Italia lagi matang-matangnya sebagai pesepak bola.
Di jantung pertahanan idealisme tentu ada di duet Chiellini (31) dan Leonardo Bonucci (28). Namun jika satu atau keduanya cedera, jadi seru. Pertama, Andrea Barzagli yang biang cedera. Maklum dia veteran juga, 34 tahun. Pilihan berikut Martin Caceres (28), bek Uruguay yang hanya 10 kali tampil di Serie A musim lalu.
Nama terakhir, Daniele Rugani (21), paling hot-issue karena punya prospek terbaik. Rugani 'dicolong' buru-buru dari Empoli sebelum dibawa pelatihnya, Maurizio Sarri, ke Napoli. Di kiri, Patrice Evra (34) punya suksesor pada diri Alex Sandro (24). Di kanan, Mauricio Isla (27) telah dipanggil pulang dari QPR untuk mem-back-up Stephan Lichtsteiner (31). Saat ujicoba, Isla kedodoran menerusi standar Lichtsteiner. Ini satu catatan penting lagi buat Allegri. Sedangkan untuk sektor kiper Allegri tanpa problem kecuali Gigi Buffon tak dalam kondisi sehat.
Juventus pun tak perlu keluar uang untuk menarik lagi seorang calon 'pengangguran' yang bertugas jadi cadangan si Numero Uno. Setelah Rubinho (33), datang lagi kiper Brasil yakni Neto (26) yang didapat gratis dari Fiorentina. Dengan 25 pemain utamanya, perjalanan The Old Lady untuk mengarungi Serie A, Coppa Italia dan Liga Champion musim ini sudah dimulai.
Skuad Utama Juventus 2015/16
Nama
|
Negara
|
Posisi
|
Lahir
|
Join
|
Kontrak
|
Klub Asal
|
Beli
|
1 Gianluigi Buffon
|
Italia
|
GK
|
28.01.78
(37)
|
2001
|
2017
|
Parma
|
45
|
25
Neto
|
Brasil
|
GK
|
19.07.89
(26)
|
2015
|
2019
|
Fiorentina
|
0
|
34
Rubinho
|
Brasil
|
GK
|
04.08.82
(33)
|
2012
|
2016
|
Palermo
|
0
|
2 Mauricio Isla
|
Chile
|
RB/RM
|
12.06.88
(27)
|
2012
|
2017
|
Udinese
|
14
|
3 Giorgio Chiellini**
|
Italia
|
CB/LB
|
14.08.84
(31)
|
2005
|
2018
|
Fiorentinn
|
7.4
|
4 Martin Caceres
|
Uruguay
|
CB/RB
|
07.04.87
(28)
|
2012
|
2018
|
Sevilla
|
8
|
15
Andrea Barzagli
|
Italia
|
CB
|
08.05.81
(34)
|
2011
|
2016
|
Wolfsburg
|
0.3
|
18
Alex Sandro
|
Brasil
|
LB
|
26.01.91
(24)
|
2015
|
2020
|
Porto
|
26
|
19
Leonardo Bonucci
|
Italia
|
CB
|
01.05.87
(28)
|
2010
|
2019
|
Bari
|
15.5
|
24
Daniele Rugani
|
Italia
|
CB
|
29.07.94
(21)
|
2015
|
2019
|
Empoli
|
3.5
|
26
Stephan Lichtsteiner
|
Swiss
|
RB/RW
|
16.01.84
(31)
|
2011
|
2017
|
Lazio
|
10
|
33
Patrice Evra
|
Prancis
|
LB
|
15.05.81
(34)
|
2014
|
2016
|
Manchester
United
|
1.6
|
6 Sami Khedira
|
Jerman
|
DM/CM
|
04.04.87
(28)
|
2015
|
2019
|
Real
Madrid
|
0
|
8 Claudio Marchisio
|
Italia
|
CM/AM
|
19.01.86
(29)
|
2006
|
2020
|
Juventus
|
0
|
10
Paul Pogba
|
Prancis
|
DM/CM
|
15.03.93
(22)
|
2012
|
2019
|
Manchester
United
|
0
|
20
Simone Padoin
|
Italia
|
RM/CM
|
18.03.84
(31)
|
2012
|
2016
|
Atalanta
|
4.5
|
22
Kwadwo Asamoah
|
Ghana
|
CM/LM
|
09.12.88
(26)
|
2012
|
2018
|
Udinese
|
18
|
27
Stefano Sturaro
|
Italia
|
DM/CM
|
09.03.93
(22)
|
2014
|
2019
|
Genoa
|
5.5
|
37
Roberto Pereyra
|
Argentina
|
AM/LW
|
07.01.91
(24)
|
2014
|
2019
|
Udinese
|
14
|
7 Simone Zaza
|
Italia
|
ST/CF
|
25.06.91
(24)
|
2015
|
2020
|
Sassuolo
|
18
|
9 Alvaro Morata
|
Spanyol
|
ST/CF
|
23.12.92
(22)
|
2014
|
2019
|
Real
Madrid
|
20
|
11
Kingsley Coman
|
Prancis
|
AM/CF
|
13.06.96
(19)
|
2014
|
2019
|
Paris
Saint-Germain
|
0
|
14
Fernando Llorente
|
Spanyol
|
ST/CF
|
26.02.85
(30)
|
2013
|
2017
|
Athletic
Bilbao
|
0
|
17
Mario Mandzukic
|
Kroasia
|
ST/CF
|
21.05.86
(29)
|
2015
|
2019
|
Atletico
Madrid
|
19
|
21
Paulo Dybala
|
Argentina
|
ST/CF
|
15.11.93
(21)
|
2015
|
2020
|
Palermo
|
32
|
|
|
|
|
|
|
|
|