Sejarah mengajarkan bagaimana tirani kelas kakap dengan peran sebagai politisi sepak bola, sering terlibat langsung dan total masuk ke dalam tim nasionalnya. Idi Amin adalah manajer dan pelatih' tak resmi kesebelasan nasional Uganda, Cranes. Dia menyuruh pelepasan dua tapol untuk satu laga penting.
Tak terkecuali Angela Merkel. Apa gerangan yang dikreasi Die Bundeskanzlerin itu? Tentu, dia tidak seperti Idi Amin, atau Benito 'Il Duce' Mussolini yang untuk menggaransi sukses propaganda fasisme-nya, dia menunjuk manajer, pelatih, dan pemain plus daftar reward and punishment-nya.
Frau Merkel juga pasti tidak mau mengikuti Sheikh Fahd Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, salah satu pangeran terkaya di bumi, dengan memerintahkan tim nasional Kuwait untuk walk out dari lapangan hijau sebagai protes setelah merasa dicurangi wasit saat bertemu Prancis pada Piala Dunia 1982.
Kiprah nyonya besar yang satu ini tak sampai begitu. Tapi pelampiasannya unik. Satu gerakan moral Angela Dorothea Merkel, Kanselir Jerman sejak 2005, yang jadi hobi dan habit sebab sering dilakukan adalah nyelonong ke kamar ganti pemain! Ini berarti, wanita kelahiran 17 Juli 1954 itu selalu sudi masuk ke kamar ganti pria. Bukan main.
Suatu hari mulut PM Jepang Junichiro Koizumi menganga mendadak sembari mengucek-ucek matanya, usai melihat sendiri Merkel, saat itu sebagai ketua Bundestag - parlemen Jerman, lagi dikelilingi belasan pria bertelanjang dan bercawat di Piala Dunia 2002.
Kiprah Merkel yang akrab dengan bola jadi gunjingan orang, sekaligus cibiran. Mulai rakyat, pers, sampai lawan-lawan politiknya dibuat garuk-garuk kepala. Apakah ia maniak beneran atau cuma politisi oportunis yang cuma memanfaatkan kebaikan hati sepak bola?
Saat pelatih Joachim Loew diusir wasit dalam laga Austria vs Jerman di Grup B EURO 2008, di boks VIP stadion orang bisa melihat gestuur Merkel yang menghibur Jogi Loew, seperti layaknya seorang ibu pada anaknya. Dari situ Merkel juga diketahui ber-SMS-ria dengan pemain pujaannya, Bastian Schweinsteiger, yang kebetulan saat itu tak dimainkan.
Merkel membuktikan kepada publik bahwa dia tak melulu kejangkitan kickerfieber, demam bola, tapi juga sungguhan mencintainya. Bahkan jadi Dewi Fortuna-nya. Piala Dunia 2006 merupakan buah tangan Gerhard Schroeder, yang sejak hari pertama jadi kanselir pada 1998 langsung bekerja agar Jerman jadi tuan rumah yang baik. Namun Schroeder tak sempat mencicipi puncak kariernya itu sebab pada Mei 2005, dia ditumbangkan Merkel!
Itu barangkali cuma satu kebetulan, tapi tidak bagi Merkel. Lagi pula, dia membuktikannya. Sepanjang 2006-2008, tak pelak, Merkel jadi simbol 'kickerfieber' nomor satu di Jerman. Bagaimanapun yang dibutuhkan sepak bola bukan dari hal-hal lahiriah saja, namun juga batin suci seperti ketulusan, kejujuran, hasrat, atau itikad baik. Jika bisa dilalui, buahnya pun manis.
Menurut Barney Ronay dari The Guardian, mantan istri Ulrich Merkel itu meraih banyak inspirasi dari Tony Blair, PM Inggris 1997-2007, yang populer dan langgeng jadi penguasa politik lantaran bergaul intim dengan sepak bola. Pengalaman di Jepang pada 2002 jadi bukti otentik tulusnya Merkel pada sepak bola. Belum cukup? Barangkali iya. Kecuali sebuah momen pada Januari 2006 yang akan mengubah segalanya.
Iman Fussball
Dalam satu wawancara khusus, harian terbesar di Jerman Bild Am Sonntag tanpa diduga berani bertanya langsung motif keterlibatan Merkel di Nationalmannschaft. Dan gilanya lagi, trio jurnalis Ulrich Deupmann, Claus Strunz dan Peter Wenig juga mengetes langsung 'keimanan' sepak bola sang kanselir.
Apa saja? Mulai dari menanyakan siapa pimpinan klasemen Bundesliga saat itu sampai minta penjelasan dan menyuruhnya menggambar aturan offside! "Sungguhan kalian meminta itu? Asal kalian tahu, saya sudah memikirkan hal itu ketika saya sedang menggosok gigi tadi pagi," tukas Merkel sambil tertawa. Dasar politisi, saat diwawancara banyak jawaban Merkel berisi canda atau sindiran yang beraroma politis, klise, juga tendensius. "Saya bocorkan kalian sesuatu. Jika hal ini kalian tanya kepada beberapa kanselir federal, saya sangat yakin mereka tak bisa jawab!"
Publik rada geger, sebab di Bundestag jumlah kanselir federal itu bisa dihitung dengan jari! Begitu cara Merkel menyentil lawan-lawan politiknya. Barangkali, selama ini mereka itu paling nyinyir saat Merkel mengakrabi Jogi Loew, komandan Nationalmannschaft, atau ada komentar sumbang saat dia ber-SMS ria dengan Schweinsteiger, pemain idolanya.
Padahal SMS Merkel pada Schweini berisi spirit dan dukungan, juga nasehat khusus. "Dia bilang agar saya jangan mengulangi kebodohan lagi. Jika seorang Frau Bundeskanzler yang mengatakan itu sudah sepatutnya anda mengikutinya," jelas Schweini, yang terkena kartu merah saat Jerman ditekuk Kroasia 1-2 dalam laga Grup B EURO 2008 di Klagenfurt. Lepas dari pro-kontra, faktanya lewat pagelaran Piala Eropa di Austria-Swiss itulah nama Merkel membubung sebagai pimpinan spiritual Der National.
Rakyat Jerman jadi saksi. Buktinya, dari yang tadinya tertatih-tatih, Der Panzer akhirnya mencapai babak final. Satu duel penuh drama dilakoni Nationalmannschaft kala bersua Turki di semifinal. Ketika ratusan ribu rakyat Jerman turun ke jalan usai gol Phillip Lahm di masa injury-time, predikat pahlawan nasional tak diraih Lahm saja tapi juga oleh Merkel!
Kehadiran sang kanselir di Stadion Saint-Jakob, Basel, seolah jadi magnet tim diesel untuk berjuang hingga titik keringat penghabisan. Jerman menang 3-2. "Harus diakui bahwa berkali-kali jantung saya seolah berhenti melihat laga ini. Turki bermain sangat baik, tapi saya lebih puas dan senang karena Jerman yang menang," celoteh Merkel saat itu di hadapan pers.
Di EURO 2008 itu, Frau Merkel hanya sekali absen menyaksikan Jerman. Itupun karena tak ada pilihan. Dia harus menghadiri pertemuan rutin pemimpin G-8 di Brussels. Namun kepedulian Merkel tetap bocor ke media massa. Bayangkan, di tengah rapat dengan Nicolas Sarkozy (Prancis), Silvio Berlusconi (Italia), Dmitri Medvedev (Rusia) atau Gordon Brown (Inggris), dia tetap rutin mengirim SMS ke Jogi Loew dan para pemain untuk memberi semangat.
Rumor sempat beredar bahwa gara-gara ulah Merkel pertemuan G8 diduga tidak serius yang diperkirakan. Apalagi diketahui empat nama pemimpin di atas juga dikenal biang bola. Masihkah kita meragukan Merkel? Kembali ke wawancara dengan Bild Am Sonntag. Tiba-tiba Merkel mengambil kertas dari mejanya. Dia menggambar aturan offside dengan dua warna, hijau dan hitam. Hasilnya? Wow, rombongan wartawan tadi langsung terkesima dan menyatakan bahwa Merkel ternyata memahami sepak bola! Lulus.
Di mata mereka, Merkel termasuk golongan sangat interes dengan fussball, sepak bola. Tidak menggilai, tapi berhasrat. Dalam skala 1-10, maka Bild Am Sonntag mematok skala 7 untuk Merkel. Namun yang unik, usai wawancara Merkel meminta gambar hasil corat-coretnya agar dimuat di koran itu untuk edisi besok. Lagi-lagi, ini langkah politis!
"Sebenarnya saya nggak mau membesar-besarkan pengetahuan saya tentang sepak bola. Tapi, baiklah. Saya memang bukan seorang yang ahli, tapi saya terus update tentang Bundesliga lho. Saya juga mengikuti terus perkembangan Piala Dunia atau Piala Eropa. Saya paling senang nonton bareng di pub daripada nonton sendiri di rumah, dan itu saya sudah lakukan sejak masih menjadi menteri lingkungan hidup."
"Sepanjang EURO 96 saya selalu nonton di pub," kata wanita yang tak punya anak dari perkawinan pertamanya, dan kini jadi istri Joachim Sauer, seorang profesor kimia kuantum, sejak 1998 itu. "Artinya suami Anda tak tertarik dengan bola, sampai-sampai anda malas nonton bola sendirian begitu?" tanya Bild Am Sonntag lagi."Dia tidak seperti saya. Hahaha. Sejujurnya, kami tak menggunakan televisi saat berlibur."
"Sewaktu Piala Dunia 2002 berlangsung, banyak warga di sekitar vila seringkali menanyakan pada saya apakah saya menontonnya. Tapi jika Jerman main di Piala Dunia dan Piala Eropa, suami saya pasti nonton kok. Baik ke stadion langsung maupun lewat TV di rumah," lanjut ibu tiri dari dua anak Sauer yang menjadikan final 2002 Jerman vs Brasil sebagai pertandingan sepak bola paling mengesankan dalam hidupnya.
Drama Gol Lampard
Karena lama berkecimpung di dunia politik, Merkel sering ganti sparring-partner juga di dunia bola. Dulu dengan Vladimir Putin, kini dengan Medvedev. Sebelumnya dengan Brown, sekarang dengan David Cameron. Sempat juga dengan Romano Prodi sebelum ada Berlusconi. Mana di antara mereka yang paling tangguh, paling dia sukai?
Satu kisah pada akhir Juni 2010 menjawab itu: Cameron! Siapapun maklum, laga Jerman vs Inggris selalu panas, diboncengi bentrok budaya dan penuh muatan politik. PM Inggris itu menyadari. Merkel pun memahami. Namun luar biasanya, mereka sepakat nonton bareng!
Kejadian itu diliput beberapa media Inggris dan Jerman dengan undangan terbatas. Lucunya bukan oleh para wartawan olah raga atau sepak bola, tapi wartawan politik dan ekonomi! Asal tahu saja, peristiwa itu terjadi di Toronto, Kanada, kala digelar konferensi negara-negara G20 yang waktunya memang bersamaan dengan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Yang jadi heboh; sudah duelnya full gengsi, eh muncul pula momen langka plus kontroversial. Sebuah gol Frank Lampard yang tak diakui wasit! Merkel, yang bersanding dengan Cameron, jadi salah tingkah. Cameron pun begitu. Mau marah tapi malu. Pasalnya Cameron sempat melonjak kegirangan.
Dari kalangan internal diketahui bahwa Angela Merkel pun mengakui bahwa gol kedua Inggris itu seharusnya disahkan dan dia sontak bilang ke Cameron 'I am so sorry'. Skor tetap 2-1 buat Jerman. Gol Miroslav Klose dan Lukas Podolski dibalas segera oleh sundulan Matthew Upson.
Tapi gol Lampard tetap invalid. Suasana tegang karena wajah Cameron tampak kusut dan kecewa. Babak pertama usai dengan kesan sama-sama tidak enak. Tapi lihat bedanya. Saat jeda, dari Kanada itu Merkel banyak menelpon dan meng-SMS dukungan pada skuad Der Panzer di Afrika. Pas babak kedua, anehnya formasi nobar diubah, entah ada hubungannya dengan kejadian kontroversial tadi atau tidak, faktanya demikian. Jangan lagi wartawan ingin melihat, para pejabat teras dua negara juga tidak bisa.
Di babak kedua, Merkel dan Cameron tiba-tiba memisahkan diri ke ruangan sebelah dan cuma ingin ditemani kanselir David Osborne dari Inggris serta menteri keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble beserta ajudan masing-masing. Ketika emosi Cameron mereda, apalagi Jerman membabi-buta di babak kedua lalu menang 4-1, PM Inggris itu akhirnya memberi selamat pada Merkel lewat jabat tangan.
Sukses kali ini amat berarti, karena dia juga mampu 'mengatasi' bangsa Inggris (di diri Cameron) dari sisi psikologis. Bayangkan, Merkel harus bijaksana dan koperatif di kala Cameron tengah spaning dan gondok akibat gol Lampard yang tak diakui tadi. Media asing memujinya. ABC News membuat judul 'German Football's Biggest Fan'. Merkel tersenyum. Dia ingat ucapannya sendiri.
"Ada dua persamaan antara politik dan sepak bola. Pertama, anda harus fit di saat yang tepat. Kedua, tak ada yang mustahil." Gara-gara dampaknya yang signifikan buat moralitas tim, Merkel kerap didaulat jadi nara sumber acara sepak bola. Gagalnya Jerman jadi juara dunia 2006 di rumah sendiri, akibat Juergen Klinsmann itu pendukung berat Gerhard Schroeder! Bukan rahasia lagi sebab di era Klinsmann, Merkel tak mau masuk ke skuad Der Panzer.
"Mereka datang dari aneka klub yang wajib saling mengenal dalam dan luar lapangan. Itu seperti koalisi Kristen Demokrat dengan Sosial Demokrat di Bundestag dan pemerintahan. Harus ada yang bertugas jadi sweeper, penekel, playmaker bahkan cadangan. Pokoknya tak ada yang di sayap kiri! Hingga kini kabinet banyak diisi oleh orang-orang berbakat," begitu analogi Merkel tentang 'kesebelasan' kabinetnya.
Kelincahan Merkel bicara politik dan sepak bola memang mengagumkan. "Politik juga begitu, seperti bola, sering hasilnya terjadi di menit-menit akhir. Pesepak bola perlu fisik dan stamina yang prima. Begitu juga politisi. Ada politisi oportunis seperti halnya pemain oportunis di lapangan. Tugasnya mencari peluang.
"Kemenangan di politik persis di sepak bola, sebuah tim yang paling komplit karena terdiri dari individu yang berbeda. Mereka yang terlalu mengandalkan teknik tinggi sering dikalahkan oleh mereka yang bermain lebih efektif," pesan Die Bundeskanzlerin Jerman ini pada dunia.
Sehari usai wawancara, Bild Am Sonntag menurunkan judul di halaman pertamanya: '100 Besar Wanita Terkuat di Dunia: #1 Angela Merkel'. Tak syak lagi, di mata Merkel, politik dan di sepak bola itu kongruen. Siapa yang main lebih efektif, maka dialah yang lebih sukses meraih kemenangan dan lebih cepat mencapai tujuannya.
Semua itulah yang melatar-belakangi kepuasan dia dalam mengkreasi, dan merasa sangat berkepentingan dengan Die Frauen-Fussball-Weltmeisterschaft 2011 yang di Jerman, 26 Juni-17 Juli mendatang. Wilkommen, Piala Dunia Wanita 2011
(foto: dreamwidth/tagespiegel/gazzetta/irishmirror/eleconomista/telegraph)
Suasana tak terlupakan, di kamar ganti sang jawara. |
Frau Merkel juga pasti tidak mau mengikuti Sheikh Fahd Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, salah satu pangeran terkaya di bumi, dengan memerintahkan tim nasional Kuwait untuk walk out dari lapangan hijau sebagai protes setelah merasa dicurangi wasit saat bertemu Prancis pada Piala Dunia 1982.
Kiprah nyonya besar yang satu ini tak sampai begitu. Tapi pelampiasannya unik. Satu gerakan moral Angela Dorothea Merkel, Kanselir Jerman sejak 2005, yang jadi hobi dan habit sebab sering dilakukan adalah nyelonong ke kamar ganti pemain! Ini berarti, wanita kelahiran 17 Juli 1954 itu selalu sudi masuk ke kamar ganti pria. Bukan main.
Suatu hari mulut PM Jepang Junichiro Koizumi menganga mendadak sembari mengucek-ucek matanya, usai melihat sendiri Merkel, saat itu sebagai ketua Bundestag - parlemen Jerman, lagi dikelilingi belasan pria bertelanjang dan bercawat di Piala Dunia 2002.
Kiprah Merkel yang akrab dengan bola jadi gunjingan orang, sekaligus cibiran. Mulai rakyat, pers, sampai lawan-lawan politiknya dibuat garuk-garuk kepala. Apakah ia maniak beneran atau cuma politisi oportunis yang cuma memanfaatkan kebaikan hati sepak bola?
Saat pelatih Joachim Loew diusir wasit dalam laga Austria vs Jerman di Grup B EURO 2008, di boks VIP stadion orang bisa melihat gestuur Merkel yang menghibur Jogi Loew, seperti layaknya seorang ibu pada anaknya. Dari situ Merkel juga diketahui ber-SMS-ria dengan pemain pujaannya, Bastian Schweinsteiger, yang kebetulan saat itu tak dimainkan.
Merkel membuktikan kepada publik bahwa dia tak melulu kejangkitan kickerfieber, demam bola, tapi juga sungguhan mencintainya. Bahkan jadi Dewi Fortuna-nya. Piala Dunia 2006 merupakan buah tangan Gerhard Schroeder, yang sejak hari pertama jadi kanselir pada 1998 langsung bekerja agar Jerman jadi tuan rumah yang baik. Namun Schroeder tak sempat mencicipi puncak kariernya itu sebab pada Mei 2005, dia ditumbangkan Merkel!
Angela Merkiel, simbol kickerfieber 2006-2008. |
Itu barangkali cuma satu kebetulan, tapi tidak bagi Merkel. Lagi pula, dia membuktikannya. Sepanjang 2006-2008, tak pelak, Merkel jadi simbol 'kickerfieber' nomor satu di Jerman. Bagaimanapun yang dibutuhkan sepak bola bukan dari hal-hal lahiriah saja, namun juga batin suci seperti ketulusan, kejujuran, hasrat, atau itikad baik. Jika bisa dilalui, buahnya pun manis.
Menurut Barney Ronay dari The Guardian, mantan istri Ulrich Merkel itu meraih banyak inspirasi dari Tony Blair, PM Inggris 1997-2007, yang populer dan langgeng jadi penguasa politik lantaran bergaul intim dengan sepak bola. Pengalaman di Jepang pada 2002 jadi bukti otentik tulusnya Merkel pada sepak bola. Belum cukup? Barangkali iya. Kecuali sebuah momen pada Januari 2006 yang akan mengubah segalanya.
Iman Fussball
Dalam satu wawancara khusus, harian terbesar di Jerman Bild Am Sonntag tanpa diduga berani bertanya langsung motif keterlibatan Merkel di Nationalmannschaft. Dan gilanya lagi, trio jurnalis Ulrich Deupmann, Claus Strunz dan Peter Wenig juga mengetes langsung 'keimanan' sepak bola sang kanselir.
Apa saja? Mulai dari menanyakan siapa pimpinan klasemen Bundesliga saat itu sampai minta penjelasan dan menyuruhnya menggambar aturan offside! "Sungguhan kalian meminta itu? Asal kalian tahu, saya sudah memikirkan hal itu ketika saya sedang menggosok gigi tadi pagi," tukas Merkel sambil tertawa. Dasar politisi, saat diwawancara banyak jawaban Merkel berisi canda atau sindiran yang beraroma politis, klise, juga tendensius. "Saya bocorkan kalian sesuatu. Jika hal ini kalian tanya kepada beberapa kanselir federal, saya sangat yakin mereka tak bisa jawab!"
Publik rada geger, sebab di Bundestag jumlah kanselir federal itu bisa dihitung dengan jari! Begitu cara Merkel menyentil lawan-lawan politiknya. Barangkali, selama ini mereka itu paling nyinyir saat Merkel mengakrabi Jogi Loew, komandan Nationalmannschaft, atau ada komentar sumbang saat dia ber-SMS ria dengan Schweinsteiger, pemain idolanya.
Padahal SMS Merkel pada Schweini berisi spirit dan dukungan, juga nasehat khusus. "Dia bilang agar saya jangan mengulangi kebodohan lagi. Jika seorang Frau Bundeskanzler yang mengatakan itu sudah sepatutnya anda mengikutinya," jelas Schweini, yang terkena kartu merah saat Jerman ditekuk Kroasia 1-2 dalam laga Grup B EURO 2008 di Klagenfurt. Lepas dari pro-kontra, faktanya lewat pagelaran Piala Eropa di Austria-Swiss itulah nama Merkel membubung sebagai pimpinan spiritual Der National.
Rakyat Jerman jadi saksi. Buktinya, dari yang tadinya tertatih-tatih, Der Panzer akhirnya mencapai babak final. Satu duel penuh drama dilakoni Nationalmannschaft kala bersua Turki di semifinal. Ketika ratusan ribu rakyat Jerman turun ke jalan usai gol Phillip Lahm di masa injury-time, predikat pahlawan nasional tak diraih Lahm saja tapi juga oleh Merkel!
Mesut Ozil kebagian pelukan dari sang pemimpin. |
Di EURO 2008 itu, Frau Merkel hanya sekali absen menyaksikan Jerman. Itupun karena tak ada pilihan. Dia harus menghadiri pertemuan rutin pemimpin G-8 di Brussels. Namun kepedulian Merkel tetap bocor ke media massa. Bayangkan, di tengah rapat dengan Nicolas Sarkozy (Prancis), Silvio Berlusconi (Italia), Dmitri Medvedev (Rusia) atau Gordon Brown (Inggris), dia tetap rutin mengirim SMS ke Jogi Loew dan para pemain untuk memberi semangat.
Rumor sempat beredar bahwa gara-gara ulah Merkel pertemuan G8 diduga tidak serius yang diperkirakan. Apalagi diketahui empat nama pemimpin di atas juga dikenal biang bola. Masihkah kita meragukan Merkel? Kembali ke wawancara dengan Bild Am Sonntag. Tiba-tiba Merkel mengambil kertas dari mejanya. Dia menggambar aturan offside dengan dua warna, hijau dan hitam. Hasilnya? Wow, rombongan wartawan tadi langsung terkesima dan menyatakan bahwa Merkel ternyata memahami sepak bola! Lulus.
Di mata mereka, Merkel termasuk golongan sangat interes dengan fussball, sepak bola. Tidak menggilai, tapi berhasrat. Dalam skala 1-10, maka Bild Am Sonntag mematok skala 7 untuk Merkel. Namun yang unik, usai wawancara Merkel meminta gambar hasil corat-coretnya agar dimuat di koran itu untuk edisi besok. Lagi-lagi, ini langkah politis!
"Sebenarnya saya nggak mau membesar-besarkan pengetahuan saya tentang sepak bola. Tapi, baiklah. Saya memang bukan seorang yang ahli, tapi saya terus update tentang Bundesliga lho. Saya juga mengikuti terus perkembangan Piala Dunia atau Piala Eropa. Saya paling senang nonton bareng di pub daripada nonton sendiri di rumah, dan itu saya sudah lakukan sejak masih menjadi menteri lingkungan hidup."
"Sepanjang EURO 96 saya selalu nonton di pub," kata wanita yang tak punya anak dari perkawinan pertamanya, dan kini jadi istri Joachim Sauer, seorang profesor kimia kuantum, sejak 1998 itu. "Artinya suami Anda tak tertarik dengan bola, sampai-sampai anda malas nonton bola sendirian begitu?" tanya Bild Am Sonntag lagi."Dia tidak seperti saya. Hahaha. Sejujurnya, kami tak menggunakan televisi saat berlibur."
"Sewaktu Piala Dunia 2002 berlangsung, banyak warga di sekitar vila seringkali menanyakan pada saya apakah saya menontonnya. Tapi jika Jerman main di Piala Dunia dan Piala Eropa, suami saya pasti nonton kok. Baik ke stadion langsung maupun lewat TV di rumah," lanjut ibu tiri dari dua anak Sauer yang menjadikan final 2002 Jerman vs Brasil sebagai pertandingan sepak bola paling mengesankan dalam hidupnya.
Drama Gol Lampard
Karena lama berkecimpung di dunia politik, Merkel sering ganti sparring-partner juga di dunia bola. Dulu dengan Vladimir Putin, kini dengan Medvedev. Sebelumnya dengan Brown, sekarang dengan David Cameron. Sempat juga dengan Romano Prodi sebelum ada Berlusconi. Mana di antara mereka yang paling tangguh, paling dia sukai?
Satu kisah pada akhir Juni 2010 menjawab itu: Cameron! Siapapun maklum, laga Jerman vs Inggris selalu panas, diboncengi bentrok budaya dan penuh muatan politik. PM Inggris itu menyadari. Merkel pun memahami. Namun luar biasanya, mereka sepakat nonton bareng!
Aktivitas Merkel yang sama pentingnya dengan lobi politik. |
Yang jadi heboh; sudah duelnya full gengsi, eh muncul pula momen langka plus kontroversial. Sebuah gol Frank Lampard yang tak diakui wasit! Merkel, yang bersanding dengan Cameron, jadi salah tingkah. Cameron pun begitu. Mau marah tapi malu. Pasalnya Cameron sempat melonjak kegirangan.
Dari kalangan internal diketahui bahwa Angela Merkel pun mengakui bahwa gol kedua Inggris itu seharusnya disahkan dan dia sontak bilang ke Cameron 'I am so sorry'. Skor tetap 2-1 buat Jerman. Gol Miroslav Klose dan Lukas Podolski dibalas segera oleh sundulan Matthew Upson.
Tapi gol Lampard tetap invalid. Suasana tegang karena wajah Cameron tampak kusut dan kecewa. Babak pertama usai dengan kesan sama-sama tidak enak. Tapi lihat bedanya. Saat jeda, dari Kanada itu Merkel banyak menelpon dan meng-SMS dukungan pada skuad Der Panzer di Afrika. Pas babak kedua, anehnya formasi nobar diubah, entah ada hubungannya dengan kejadian kontroversial tadi atau tidak, faktanya demikian. Jangan lagi wartawan ingin melihat, para pejabat teras dua negara juga tidak bisa.
Di babak kedua, Merkel dan Cameron tiba-tiba memisahkan diri ke ruangan sebelah dan cuma ingin ditemani kanselir David Osborne dari Inggris serta menteri keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble beserta ajudan masing-masing. Ketika emosi Cameron mereda, apalagi Jerman membabi-buta di babak kedua lalu menang 4-1, PM Inggris itu akhirnya memberi selamat pada Merkel lewat jabat tangan.
Sukses kali ini amat berarti, karena dia juga mampu 'mengatasi' bangsa Inggris (di diri Cameron) dari sisi psikologis. Bayangkan, Merkel harus bijaksana dan koperatif di kala Cameron tengah spaning dan gondok akibat gol Lampard yang tak diakui tadi. Media asing memujinya. ABC News membuat judul 'German Football's Biggest Fan'. Merkel tersenyum. Dia ingat ucapannya sendiri.
Nobar politik bersama David Cameron dan Barrack Obama. |
"Mereka datang dari aneka klub yang wajib saling mengenal dalam dan luar lapangan. Itu seperti koalisi Kristen Demokrat dengan Sosial Demokrat di Bundestag dan pemerintahan. Harus ada yang bertugas jadi sweeper, penekel, playmaker bahkan cadangan. Pokoknya tak ada yang di sayap kiri! Hingga kini kabinet banyak diisi oleh orang-orang berbakat," begitu analogi Merkel tentang 'kesebelasan' kabinetnya.
Kelincahan Merkel bicara politik dan sepak bola memang mengagumkan. "Politik juga begitu, seperti bola, sering hasilnya terjadi di menit-menit akhir. Pesepak bola perlu fisik dan stamina yang prima. Begitu juga politisi. Ada politisi oportunis seperti halnya pemain oportunis di lapangan. Tugasnya mencari peluang.
"Kemenangan di politik persis di sepak bola, sebuah tim yang paling komplit karena terdiri dari individu yang berbeda. Mereka yang terlalu mengandalkan teknik tinggi sering dikalahkan oleh mereka yang bermain lebih efektif," pesan Die Bundeskanzlerin Jerman ini pada dunia.
Sehari usai wawancara, Bild Am Sonntag menurunkan judul di halaman pertamanya: '100 Besar Wanita Terkuat di Dunia: #1 Angela Merkel'. Tak syak lagi, di mata Merkel, politik dan di sepak bola itu kongruen. Siapa yang main lebih efektif, maka dialah yang lebih sukses meraih kemenangan dan lebih cepat mencapai tujuannya.
Semua itulah yang melatar-belakangi kepuasan dia dalam mengkreasi, dan merasa sangat berkepentingan dengan Die Frauen-Fussball-Weltmeisterschaft 2011 yang di Jerman, 26 Juni-17 Juli mendatang. Wilkommen, Piala Dunia Wanita 2011
(foto: dreamwidth/tagespiegel/gazzetta/irishmirror/eleconomista/telegraph)