Akhirnya cita-cita Kurniawan dan pecinta sepak bola di Tanah Air kesampaian. Untuk pertama kalinya anak Indonesia tampil di kompetisi resmi sebuah liga di Eropa. Dan sejarah itu tercatat tanggal 26 Februari. Memasuki minggu kedua babak playoff kompetisi Divisi Utama Liga Swiss, atau lebih dikenal sebagai kejuaraan liga, masih memunculkan kekuatan tim-tim unggulan.
Juara liga tahun lalu, Grasshopper Zurich mencatat kemenangan kedua 2-0 atas tuan rumah FC Lugano di Stadion Comunale di Cornaredo, Ahad lalu. Hasil ini makin memantapkan diri di puncak klasemen. Sebelumnya pada pertandingan pertama Grasshopper melibas FC Luzern 4-1, yang diperkuat Kurniawan Dwi Yulianto, di kandang sendiri.
Di laga ini, Kurniawan hanya bermain pada 26 menit terakhir menggantikan Urs Guntensperger, dan menjadi pasangan Agent Sawu di depan. Sayangnya pada Minggu lalu (5/3) di kandang sendiri, ketika Luzern menghadapi Neuchatel Xamax dan menang 1-0, Kurniawan sama sekali tidak diturunkan. Dengan hasil itu pun, Luzern masih tetap menduduki urutan terbawah klasemen sementara.
“Mungkin pelatih Brigger tak mau ambil risiko, soalnya kemarin kita kalah. Cedera saya kayaknya jadi hambatan. Karena kemenangan harus diperoleh, saya yang dinilai kurang fit, tidak dimainkan meski nama saya masuk sebagai cadangan,” jelas Kurniawan yang sudah mendapat bonus pertama karena timnya menang.
Ketika ia dihubungi Selasa lalu, jadwal latihan sedang tidak ada. “Saya mau santai dan istirahat seharian. Kali ini saya merasa capek sekali. Biasanya kalau ada liburan, suka pergi dengan teman-teman,” lanjut Kurniawan yang selalu senang bercerita. Kalau begitu apa saja yang ia kerjakan? “Selain tidur, saya membaca surat-surat dari Tanah Air yang jumlahnya sudah satu kardus,” jelasnya. Kurni mengaku setiap harinya selalu mendapat setumpuk surat yang kebanyakan dari remaja penggila bola maupun para cewek.
Ketika ditanya tentang Lebaran, dia langsung menjawab dengan bergairah. Ayahanda dan pacarnya adalah orang yang pertama-tama mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. “Saya nggak sempat ikut sholat Ied, soalnya ada latihan,” katanya yang tidak merasakan suasana Lebaran sama sekali di negeri orang.
“Oh ya Mas, sebelum lupa, saya ingin ngucapin Selamat Idul Fitri. Wah Lebaran di sini nggak ada rasanya. Masih mending di Italia deh, bisa berkumpul dengan teman-teman dan sholat Ied di Genova,” tuturnya mengakhiri pembicaraan. Sama-sama Kur, mohon maaf lahir dan batin!
(foto: tjandra)
Juara liga tahun lalu, Grasshopper Zurich mencatat kemenangan kedua 2-0 atas tuan rumah FC Lugano di Stadion Comunale di Cornaredo, Ahad lalu. Hasil ini makin memantapkan diri di puncak klasemen. Sebelumnya pada pertandingan pertama Grasshopper melibas FC Luzern 4-1, yang diperkuat Kurniawan Dwi Yulianto, di kandang sendiri.
Di laga ini, Kurniawan hanya bermain pada 26 menit terakhir menggantikan Urs Guntensperger, dan menjadi pasangan Agent Sawu di depan. Sayangnya pada Minggu lalu (5/3) di kandang sendiri, ketika Luzern menghadapi Neuchatel Xamax dan menang 1-0, Kurniawan sama sekali tidak diturunkan. Dengan hasil itu pun, Luzern masih tetap menduduki urutan terbawah klasemen sementara.
“Mungkin pelatih Brigger tak mau ambil risiko, soalnya kemarin kita kalah. Cedera saya kayaknya jadi hambatan. Karena kemenangan harus diperoleh, saya yang dinilai kurang fit, tidak dimainkan meski nama saya masuk sebagai cadangan,” jelas Kurniawan yang sudah mendapat bonus pertama karena timnya menang.
Ketika ia dihubungi Selasa lalu, jadwal latihan sedang tidak ada. “Saya mau santai dan istirahat seharian. Kali ini saya merasa capek sekali. Biasanya kalau ada liburan, suka pergi dengan teman-teman,” lanjut Kurniawan yang selalu senang bercerita. Kalau begitu apa saja yang ia kerjakan? “Selain tidur, saya membaca surat-surat dari Tanah Air yang jumlahnya sudah satu kardus,” jelasnya. Kurni mengaku setiap harinya selalu mendapat setumpuk surat yang kebanyakan dari remaja penggila bola maupun para cewek.
Ketika ditanya tentang Lebaran, dia langsung menjawab dengan bergairah. Ayahanda dan pacarnya adalah orang yang pertama-tama mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri. “Saya nggak sempat ikut sholat Ied, soalnya ada latihan,” katanya yang tidak merasakan suasana Lebaran sama sekali di negeri orang.
“Oh ya Mas, sebelum lupa, saya ingin ngucapin Selamat Idul Fitri. Wah Lebaran di sini nggak ada rasanya. Masih mending di Italia deh, bisa berkumpul dengan teman-teman dan sholat Ied di Genova,” tuturnya mengakhiri pembicaraan. Sama-sama Kur, mohon maaf lahir dan batin!
(foto: tjandra)