Setelah berpuasa delapan tahun, atau hampir satu dekade, benarkah Juventus bakal merenggut gelar juara Italia tahun ini? Pertanyaan ini cukup mengusik penggemar klub yang bermarkas di alun-alun Crimea, Torino, ketika laga big match Serie A pekan ini digelar serentak di bumi Italia.
Untuk menjawabnya diperlukan kehati-hatian sebab masih berderet sejumlah lawan tangguh. Juventus musim ini masih dalam taraf melanjutkan mimpi. Kenangan delapan tahun lalu memang belum sirna, yaitu mengenang kejayaan trio Michel Platini, Michael Laudrup, dan Zbigniew Boniek yang mempersembahkan titel terakhir buat Bianconeri.
Di musim ini, pasukan Marcello Lippi masih ditunggu Sampdoria, Inter, Foggia, Milan. Juga masih ada Fiorentina, Lazio, dan Parma. Nah, dari deretan lawan tangguh itu, Sampdoria adalah yang pertama harus diladeni. Tempatnya tidak main-main, di Stadion Luigi Ferraris, Genova, Ahad (26/2) depan. Di saat bersamaan, ada dua grande partita lain yaitu Parma vs Lazio dan Fiorentina vs Inter.
Sampdoria, yang sedang berusaha merangsek ke papan atas klasemen, tentu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih angka penuh sekaligus menghentikan laju Juve. Sebab lainnya, ada sejumput dendam di dada Roberto Mancini dkk. akibat kekalahan 0-1 di Delle Alpi, 25 September 1994.
Lantas apa modal Si Nyonya Besar di Ferraris nanti? Tentu diawali oleh lini belakang yang terkenal sulit ditaklukkan. Mereka bakal diperkuat kiper Angelo Peruzzi, dan empat bek tangguh: duet bek tengah Ciro Ferrara-Luca Fusi, serta dua bek sayap Sergio Porrini (kanan) dan Robert Jarni (kiri).
Kuartet pertahanan inilah yang nanti bakal menghadapi sepak terjang barisan penyerang Il Samp yang cukup menakutkan. Selain Mancini, ada Ruud Gullit, Attilio Lombardo, Alberigo Evani, David Platt, hingga Sinisa Mihajlovic.
Rasanya tidak ada jalan terbaik buat kuartet lini tengah Juve selain harus tampil cerdik dan cekatan. Kerja keras Paulo Sousa, Antonio Conte, Giancarlo Marocchi, Angelo Di Livio, sampai Alessandro Del Piero tidak akan cukup bertempur di Ferraris yang hampir pasti akan mencemooh mereka dan sebaliknya mengelu-elukan Mancini cs.
Patut ditunggu apakah duet striker Gianluca Vialli dan Fabrizio Ravanelli bisa memanfaatkan celah peluang sekecil mungkin. Ada sedikit ganjalan buat Vialli, mengingat dia adalah mantan pahlawan Sampdoria ketika merebut juara pada musim 1990/91. Sementara Mancini, eks tandem setianya dulu, masih bercokol kuat di Sampdoria.
Walau pertarungan di lini tengah itu diduga akan berjalan sengit dan seimbang, mau tidak mau Sampdoria harus tetap diunggulkan sedikit gara-gara sebuah rekor. Apa itu? Sudah beberapa tahun belakangan, Juventus tidak pernah meraih angka jika tampil di Ferraris! Fakta atau mitos, begitulah adanya. Namun satu yang pasti, hanya ada satu tujuan buat Juventus: menang, apapun ceritanya kelak.
(foto: juve4ever.tumblr.com)
Untuk menjawabnya diperlukan kehati-hatian sebab masih berderet sejumlah lawan tangguh. Juventus musim ini masih dalam taraf melanjutkan mimpi. Kenangan delapan tahun lalu memang belum sirna, yaitu mengenang kejayaan trio Michel Platini, Michael Laudrup, dan Zbigniew Boniek yang mempersembahkan titel terakhir buat Bianconeri.
Di musim ini, pasukan Marcello Lippi masih ditunggu Sampdoria, Inter, Foggia, Milan. Juga masih ada Fiorentina, Lazio, dan Parma. Nah, dari deretan lawan tangguh itu, Sampdoria adalah yang pertama harus diladeni. Tempatnya tidak main-main, di Stadion Luigi Ferraris, Genova, Ahad (26/2) depan. Di saat bersamaan, ada dua grande partita lain yaitu Parma vs Lazio dan Fiorentina vs Inter.
Sampdoria, yang sedang berusaha merangsek ke papan atas klasemen, tentu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih angka penuh sekaligus menghentikan laju Juve. Sebab lainnya, ada sejumput dendam di dada Roberto Mancini dkk. akibat kekalahan 0-1 di Delle Alpi, 25 September 1994.
Lantas apa modal Si Nyonya Besar di Ferraris nanti? Tentu diawali oleh lini belakang yang terkenal sulit ditaklukkan. Mereka bakal diperkuat kiper Angelo Peruzzi, dan empat bek tangguh: duet bek tengah Ciro Ferrara-Luca Fusi, serta dua bek sayap Sergio Porrini (kanan) dan Robert Jarni (kiri).
Kuartet pertahanan inilah yang nanti bakal menghadapi sepak terjang barisan penyerang Il Samp yang cukup menakutkan. Selain Mancini, ada Ruud Gullit, Attilio Lombardo, Alberigo Evani, David Platt, hingga Sinisa Mihajlovic.
Rasanya tidak ada jalan terbaik buat kuartet lini tengah Juve selain harus tampil cerdik dan cekatan. Kerja keras Paulo Sousa, Antonio Conte, Giancarlo Marocchi, Angelo Di Livio, sampai Alessandro Del Piero tidak akan cukup bertempur di Ferraris yang hampir pasti akan mencemooh mereka dan sebaliknya mengelu-elukan Mancini cs.
Patut ditunggu apakah duet striker Gianluca Vialli dan Fabrizio Ravanelli bisa memanfaatkan celah peluang sekecil mungkin. Ada sedikit ganjalan buat Vialli, mengingat dia adalah mantan pahlawan Sampdoria ketika merebut juara pada musim 1990/91. Sementara Mancini, eks tandem setianya dulu, masih bercokol kuat di Sampdoria.
Walau pertarungan di lini tengah itu diduga akan berjalan sengit dan seimbang, mau tidak mau Sampdoria harus tetap diunggulkan sedikit gara-gara sebuah rekor. Apa itu? Sudah beberapa tahun belakangan, Juventus tidak pernah meraih angka jika tampil di Ferraris! Fakta atau mitos, begitulah adanya. Namun satu yang pasti, hanya ada satu tujuan buat Juventus: menang, apapun ceritanya kelak.
(foto: juve4ever.tumblr.com)