Sombong juga rupanya Thavatchal Sajakul, konglomerat Bangkok yang juga wakil presiden FAT (Asosiasi Sepak Bola Muangthai) itu. "Tim Anda sih enak. Tanpa keluar keringat, eh, tiba-tiba sudah sampai di putaran final. Kami?" sebut Sajakul seraya tertawa. Nadanya bercanda, sesuai fakta, tapi tak terhindarkan, kesannya meremehkan. Atau Anda punya persepsi lain yang berbeda? Simak lagi. "Kami lolos dengan susah payah, dan lewat ujian berat," ucapnya lagi dengan nyinyir.
Muangthai, satu dari sembilan tim tamu yang akan hadir dalam Piala Asia U-19, 11-25 September nanti, lolos dari kualifikasi Grup 7. Mereka menggilas Cina 2-0, dan menggasak Myanmar, tujuh kali finalis Piala Asia U-19, dengan 8-0. Bermateri sama, Juli 1993, Muangthai merebut Piala Pelajar Asia di Kolombo, Srilanka. Di final, Tawan Sripan dkk. menang 1-0 atas PSSI Primavera yang baru dua pekan berlatih di Italia.
Mereka pula yang merebut Piala Kemerdekaan VII di Surabaya medio Agustus lalu setelah PSSI Harimau ditekuk lewat drama adu penalti. Di Jakarta nanti? "Ke final!" tegas Sajakul. Prestasi bagus memang telah mereka pertunjukan. Hal yang keliru kalau mereka dianggap enteng di Jakarta. Namun setelah melihat penampilan PSSI Primavera langsung di laga sesungguhnya, usai ditahan seri oleh Qatar, agaknya persepsi Sajakul berubah.
"Indonesia mempunyai modal bagus yakni dengan adanya Kurniawan yang menjadi kunci tim. Secara keseluruhan tim Indonesia bermain baik, namun kurang berani shooting jika berada di garis tembak. Kalau bisa kami jangan sampai bertemu Indonesia di semifinal. Terus terang kami akan kesulitan. Tim Anda akan tampil habis-habisan,"katanya kali ini dengan mimik serius.
(foto: istimewa)