Maria Lucia dan Upik Damayanti. |
Tidak tanggung-tanggung, mereka 'dikeroyok' 40 pecatur terbaik (seorang diantaranya wanita) milik grup perusahaan yang kantor pusatnya berbentuk unik di Jalan Jenderal Sudirman itu. Dari masing-masing melawan 20 pecatur, Upik menang 16,5-3,5 dan Luci menang 18-2. Namun bukan itu saja kehebatan mereka.
Bayangkan, Luci dan Upik mampu bermain, berpikir, berdiri, lalu berjalan mondari mandir selama hampir enam jam! "Habis suasananya meriah sih, jadi nggak terasa capek," kilah Luci. Lain dengan Upik yang kelihatannya cukup letih karena enerjinya terkuras, sehingga rambut keriting spiralnya sampai basah.
Meskipun begitu dia mengaku gembira dan bangga dengan lomba yang pertama kali diadakan di Indonesia. "Hitung-hitung buat lebih memasyarakatkan catur," kata Upik, mahasiswi UPI-YAI Jakarta yang sering cuti kuliah gara-gara catur ini.
Soal bangga juga dirasakan Luci. Gadis yang kuliah di Universitas Surabaya itu ingin lomba semacam ini terus diadakan demi untuk perkembangan catur putri di Indonesia. "Tapi ada nggak yang mau menjadi sponsor?" tanyanya.
Apa obsesi mereka di dunia catur? Upik yang sudah merasa kepalang basah dengan catur nampaknya yakin akan dunia yang digelutinya ini. "Saya ingin mengejar gelar GMI (Grandmaster Internasional)," cetus peringkat pertama pecatur putri Indonesia itu.
(foto: Tjandra)