Dominasi pembalap muda, atau boleh dikata anak ABG (Anak Baru Gede) yang hampir seluruhnya adalah putra mantan pembalap kondang, terlihat jelas. Dari enam nomor yang dilombakan, dua direbut oleh para pembalap muda itu, yaitu Firhand Ali yang berusia 16 tahun, merebut juara di kelas Intercontinental-A/SKE 100 cc, lalu Dimas Danindro (14) pada nomor Rising Star.
Gebyar anak-anak baru gede ber-Go Kart di Sirkuit Sentul. |
Dari putaran pertama hingga terakhir (putaran ke-24), keduanya bersaing ketat dengan aksi tempel-menempel. Rupanya mereka memang musuh bebuyutan. Akhirnya Firhand berhasil menang lewat selisih 3 detik. Terakhir kali Firhand mengalahkan Nanda terjadi pada Karting International Super Cup di Kemayoran, Mei lalu.
Ingin Profesional
"Meski tikungan di sini tajam, namun saya bisa atasi. Itu karena saya sering ikut lomba di dalam dan luar negeri," ungkap Firhand, putra pembalap Ali Muhammad yang masih bersekolah (SMA) di Singapura. Ia memang mencoba lebih profesional di balap kecil itu. Tak mau pindah atau mencoba nomor lain sebelum waktunya. Tidak seperti kebiasaan para pembalap, yang senang pindah jalur. Niatnya ini tidak main-main, dan dibuktikannya dengan masuk klub Kart Master Singapore.
"Saya belum mau pindah. sebelum menjadi juara Asia," tekadnya. Selain pengenalan sirkuit, kebiasaan membaca karakter pembalap baginya juga amat penting. Hal itu dibuktikannya ketika kembali menaklukkan Ananda di Sentul. "Saya sudah tahu kelemahannya, makanya dari awal saya langsung tancap gas," lanjutnya.
Bagaimana dengan Nanda? Ia tidak mau berkomentar tentang kekalahannya itu. Apalagi ia sempat dimaki oleh ayahnya, Tinton Soeprapto, yang tidak puas terhadap hasil lomba yang dicapai anak pertamanya itu. Selain Nanda, ikut Moreno Soeprapto, yang juga adiknya Nanda.
(foto: tjandra)