Bisa dikatakan ia termasuk salah satu penjaga gawang yang paling tinggi badannya di Italia. Meski masih kalah dua sentimeter dari kiper utama Fiorentina, Francesco Toldo, namun Rossi yang bertinggi 198 cm mempunyai keunggulan lain, yakni pengalaman.
Penampilannya yang cekatan membuat pelatih Fabio Capello mempercayainya sebagai pengawal benteng Milan, hampir di setiap pertandingan. Setelah Giovanni Galli di era 1980-an, mungkin Rossi-lah menjadi penjaga gawang andalan Milan terlama dan diandalkan. Sampai-sampai kehadiran penjaga gawang kedua Mario Ielpo, yang dibeli mahal dari Cagliari, rasanya menjadi mubazir.
Orang Italia tak melupakan prestasi fenomenal yang pernah dibuatnya. Yakni memecahkan rekor tidak kebobolan terlama yang sebelumnya dipegang oleh kiper legendaris mereka, Dino Zoff. Catatan emas tersebut dilakukan pada musim kompetisi 1993/94 lalu di mana Rossi mampu menjaga gawang Milan tanpa jebol sebanyak 9 pertandingan berturut-turut.
Baru di laga kesepuluh, ketika Milan menghadapi Foggia, rekornya kandas. Tepat di menit 66, pemain Foggia Roberto Negrisolo membuyarkan impian Rossi untuk menahan keperawanan gawang Rossoneri lebih lama lagi. Rossi terakhir kebobolan di menit 53, ketika Milan mengalahkan Cagliari 2-1. Total jenderal catatan waktu yang dipegangnya adalah 929 menit tanpa kemasukan. Sedangkan rekor Zoff adalah 903 menit, saat mengawal gawang Juventus di musim 1972/73.
Menghadapi para penyerang 1.000 aksi macam George Weah, sebenarnya yang paling ditakuti Rossi. Apalagi Milan harus tampil di Stadion Parc Des Princes menghadapi Paris Saint-Germain. Ini menjadi ujian pertama sebelum menghadapi laga lanjutan pada 19 April 1995 yang menentukan di San Siro, tempat jatuh bangunnya selama ini.
Dari Bawah
Sebenarnya karier Rossi terbilang terlambat sebagai penjaga gawang. Bandingkan dengan kiper baru Internazionale Milano, Gianluca Pagliuca, yang pada usia 26 tahun sudah menjadi kiper nasional. Pun sekarang ia tetap saja sulit diterima di tim nasional oleh Arrigo Sacchi. Selain faktor umur tampaknya Sacchi tidak menyukai temperamentalnya yang panasan.
Namun alasan paling kuat adalah karena Rossi dinilai kurang teruji ketangkasan aslinya. Apakah lantaran kejangkungan, maklum tingginya 2 meter kurang 2 sentimeter. Bukan. Jadi apa? Sebab di Milan, Rossi dilindungi oleh kuartet bek terbaik di dunia di diri Mauro Tassotti, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, dan Paolo Maldini! Barangkali alangkah berbedanya reputasi Rossi bila membela klub selain Milan.
Bahkan di pentas tim nasional, Rossi juga tergeser oleh kiper Parma, Luca Bucci, yang menjadi kiper ketiga setelah Pagliuca dan Luca Marchegiani (Lazio). Tampaknya Rossi sudah tak berambisi lagi melangkah lebih jauh, baginya berkiprah di klub besar seperti Milan saja sudah lebih dari cukup mengingat perjalanan hidupnya.
Dilahirkan di Cesena, 20 Juli 1964, karier Rossi dimulai di klub Serie B Cesena, yang dibelanya sejak 1979 hingga masuk Serie A pada musim 1982/83. Sebelum pindah ke Milan, 1991/92, dia pernah membela Forli dan RM Firenze, anggota Serie C1 sebelum kembali lagi ke Cesena, yang diperkuatnya selama empat musim ke depan.
Musim ini merupakan tahun ketiga penampilannya beruntun di Liga Champion 1994/95, sejak 1992/93. Kalau sukses sampai ke final, maka ia paling tidak menyamai rekor Giovanni Galli, kiper Milan (1986-1990) yang sukses tampil di final Liga Champion 1988/89 dan 1989/90.
(foto: alchetron)
Penampilannya yang cekatan membuat pelatih Fabio Capello mempercayainya sebagai pengawal benteng Milan, hampir di setiap pertandingan. Setelah Giovanni Galli di era 1980-an, mungkin Rossi-lah menjadi penjaga gawang andalan Milan terlama dan diandalkan. Sampai-sampai kehadiran penjaga gawang kedua Mario Ielpo, yang dibeli mahal dari Cagliari, rasanya menjadi mubazir.
Orang Italia tak melupakan prestasi fenomenal yang pernah dibuatnya. Yakni memecahkan rekor tidak kebobolan terlama yang sebelumnya dipegang oleh kiper legendaris mereka, Dino Zoff. Catatan emas tersebut dilakukan pada musim kompetisi 1993/94 lalu di mana Rossi mampu menjaga gawang Milan tanpa jebol sebanyak 9 pertandingan berturut-turut.
Baru di laga kesepuluh, ketika Milan menghadapi Foggia, rekornya kandas. Tepat di menit 66, pemain Foggia Roberto Negrisolo membuyarkan impian Rossi untuk menahan keperawanan gawang Rossoneri lebih lama lagi. Rossi terakhir kebobolan di menit 53, ketika Milan mengalahkan Cagliari 2-1. Total jenderal catatan waktu yang dipegangnya adalah 929 menit tanpa kemasukan. Sedangkan rekor Zoff adalah 903 menit, saat mengawal gawang Juventus di musim 1972/73.
Menghadapi para penyerang 1.000 aksi macam George Weah, sebenarnya yang paling ditakuti Rossi. Apalagi Milan harus tampil di Stadion Parc Des Princes menghadapi Paris Saint-Germain. Ini menjadi ujian pertama sebelum menghadapi laga lanjutan pada 19 April 1995 yang menentukan di San Siro, tempat jatuh bangunnya selama ini.
Dari Bawah
Sebenarnya karier Rossi terbilang terlambat sebagai penjaga gawang. Bandingkan dengan kiper baru Internazionale Milano, Gianluca Pagliuca, yang pada usia 26 tahun sudah menjadi kiper nasional. Pun sekarang ia tetap saja sulit diterima di tim nasional oleh Arrigo Sacchi. Selain faktor umur tampaknya Sacchi tidak menyukai temperamentalnya yang panasan.
Namun alasan paling kuat adalah karena Rossi dinilai kurang teruji ketangkasan aslinya. Apakah lantaran kejangkungan, maklum tingginya 2 meter kurang 2 sentimeter. Bukan. Jadi apa? Sebab di Milan, Rossi dilindungi oleh kuartet bek terbaik di dunia di diri Mauro Tassotti, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, dan Paolo Maldini! Barangkali alangkah berbedanya reputasi Rossi bila membela klub selain Milan.
Bahkan di pentas tim nasional, Rossi juga tergeser oleh kiper Parma, Luca Bucci, yang menjadi kiper ketiga setelah Pagliuca dan Luca Marchegiani (Lazio). Tampaknya Rossi sudah tak berambisi lagi melangkah lebih jauh, baginya berkiprah di klub besar seperti Milan saja sudah lebih dari cukup mengingat perjalanan hidupnya.
Dilahirkan di Cesena, 20 Juli 1964, karier Rossi dimulai di klub Serie B Cesena, yang dibelanya sejak 1979 hingga masuk Serie A pada musim 1982/83. Sebelum pindah ke Milan, 1991/92, dia pernah membela Forli dan RM Firenze, anggota Serie C1 sebelum kembali lagi ke Cesena, yang diperkuatnya selama empat musim ke depan.
Musim ini merupakan tahun ketiga penampilannya beruntun di Liga Champion 1994/95, sejak 1992/93. Kalau sukses sampai ke final, maka ia paling tidak menyamai rekor Giovanni Galli, kiper Milan (1986-1990) yang sukses tampil di final Liga Champion 1988/89 dan 1989/90.
(foto: alchetron)