Keberadaan stasiun radio yang bersegmentasi khusus pada siaran olah raga memang belum ada di Tanah Air. Mungkin amat sulit diwujudkan. Mengapa? Banyaknya media baik cetak, terlebih lagi visual telah mencukupi kebutuhan masyarakat pada informasi olah raga, menjadi alasan utama.
Namun hal itu bukan kartu mati. Asal ada terobosan yang berani, serius serta profesional, hal itu bisa saja 'terwujud' melalui program paket atau sisipan dan beberapa stasiun radio yang sifatnya kontinyu. Meski arahnya baru mengacu kepada apresiasi dunia olah raga (nasional dan internasional), tapi setidaknya hal ini sudah menjanjikan bisa lebih jauh lagi.
Sebagai contoh adalah pada PT. Radio ARH 88,65 MHz. Stasiun radio yang baru saja melakukan Grand Launching (peresmian siaran) di jalur FM ini menyediakan acara olah raga yang disisipkan pada sebuah paket acara yang dinamakan Campuslife.
"Kami tetap interes pada acara olah raga, makanya dalam acara Dunia Kampus selain topik ekonomi, sosial, politik. dan budaya, dibahas pula topik olah raga," jelas Fifi Sumarno, Direktur Acara PT Radio ARH yang satu grup dengan Trijaya FM, SCFM Surabaya, dan FT Radio Cakra Awigra di bawah naungan Grup Bimantara.
Kajian Olah Raga
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sasaran pendengar ARH adalah future people, mereka yang berusia antara 19-25 tahun, berpikiran intelektual dan mahasiswa dari lapisan menengah ke atas. Mereka ini perlu dicekoki berbagai informasi global yang aktual. Semata untuk bekal mereka dalam mencapai kariernya ke depan.
"Khusus mengenal informasi olah raga, kami mengadakan blocking time tiap Jumat dari pukul 08.00 hingga 09.00," paparnya lagi. Namun isinya bukan berupa laporan pandangan mata. Tapi lebih menjurus ke insert sport cerita yang ada di balik prestasi. Di sini sudah diharapkan analisis dan wawasan para pendengar ikut bermain. Kami juga pernah bekerjasama dengan Tabloid BOLA ketika AS Terbuka kemarin, kami sempat mengontak salah satu wartawannya yang meliput itu," ungkap Fifi lebih lanjut.
Ada kendala? "Ya, paling hanya tenaga reportase khusus yang tahu seluk beluk dunia olah raga yang dikaji," tuturnya sambil menepis anggapan bahwa ARH bukanlah radio bernafas olah raga tapi pendidikan, informasi, dan hiburan. Tema meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap olah raga juga diusung oleh Radio Bahana FM 101,95 MHz. Stasiun radio yang mempunyai sasaran pendengar muda 20-45 tahun ini punya program informasi olah raga enam kali seminggu selama satu jam.
"Untuk menghadiri Asian Games, kami akan menambah jam siaran olah raga dan sudah menyiapkan format berita yang bekerjasama dengan Antara dan VOA (Voice of America)," kata Budi Setiawan yang menjabat Koordinator Siaran Kata dan Berita. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa informasi olah raga banyak diminati pendengarnya. "Apalagi hasil-hasil Liga Eropa, makanya dalam hal ini kami siap jor-joran dengan yang lain," tambah Budi.
Munculnya TV swasta dalam penyajian siaran olah raga sebenarnya ikut mengurangi fungsi radio dalam penyampaian informasi. Pada TV jelas lebih lengkap, tanpa harus berimajinasi berlebihan. Namun soal kecepatan, radio lebih unggul dari TV karena bisa on-air kapan saja. Jadi peluang tetap ada˜kan. Bukan begitu? Nah, maju terus!
(foto: giovanivaldera/gizmodo)
Namun hal itu bukan kartu mati. Asal ada terobosan yang berani, serius serta profesional, hal itu bisa saja 'terwujud' melalui program paket atau sisipan dan beberapa stasiun radio yang sifatnya kontinyu. Meski arahnya baru mengacu kepada apresiasi dunia olah raga (nasional dan internasional), tapi setidaknya hal ini sudah menjanjikan bisa lebih jauh lagi.
Sebagai contoh adalah pada PT. Radio ARH 88,65 MHz. Stasiun radio yang baru saja melakukan Grand Launching (peresmian siaran) di jalur FM ini menyediakan acara olah raga yang disisipkan pada sebuah paket acara yang dinamakan Campuslife.
"Kami tetap interes pada acara olah raga, makanya dalam acara Dunia Kampus selain topik ekonomi, sosial, politik. dan budaya, dibahas pula topik olah raga," jelas Fifi Sumarno, Direktur Acara PT Radio ARH yang satu grup dengan Trijaya FM, SCFM Surabaya, dan FT Radio Cakra Awigra di bawah naungan Grup Bimantara.
Kajian Olah Raga
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sasaran pendengar ARH adalah future people, mereka yang berusia antara 19-25 tahun, berpikiran intelektual dan mahasiswa dari lapisan menengah ke atas. Mereka ini perlu dicekoki berbagai informasi global yang aktual. Semata untuk bekal mereka dalam mencapai kariernya ke depan.
"Khusus mengenal informasi olah raga, kami mengadakan blocking time tiap Jumat dari pukul 08.00 hingga 09.00," paparnya lagi. Namun isinya bukan berupa laporan pandangan mata. Tapi lebih menjurus ke insert sport cerita yang ada di balik prestasi. Di sini sudah diharapkan analisis dan wawasan para pendengar ikut bermain. Kami juga pernah bekerjasama dengan Tabloid BOLA ketika AS Terbuka kemarin, kami sempat mengontak salah satu wartawannya yang meliput itu," ungkap Fifi lebih lanjut.
Ada kendala? "Ya, paling hanya tenaga reportase khusus yang tahu seluk beluk dunia olah raga yang dikaji," tuturnya sambil menepis anggapan bahwa ARH bukanlah radio bernafas olah raga tapi pendidikan, informasi, dan hiburan. Tema meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap olah raga juga diusung oleh Radio Bahana FM 101,95 MHz. Stasiun radio yang mempunyai sasaran pendengar muda 20-45 tahun ini punya program informasi olah raga enam kali seminggu selama satu jam.
"Untuk menghadiri Asian Games, kami akan menambah jam siaran olah raga dan sudah menyiapkan format berita yang bekerjasama dengan Antara dan VOA (Voice of America)," kata Budi Setiawan yang menjabat Koordinator Siaran Kata dan Berita. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa informasi olah raga banyak diminati pendengarnya. "Apalagi hasil-hasil Liga Eropa, makanya dalam hal ini kami siap jor-joran dengan yang lain," tambah Budi.
Munculnya TV swasta dalam penyajian siaran olah raga sebenarnya ikut mengurangi fungsi radio dalam penyampaian informasi. Pada TV jelas lebih lengkap, tanpa harus berimajinasi berlebihan. Namun soal kecepatan, radio lebih unggul dari TV karena bisa on-air kapan saja. Jadi peluang tetap ada˜kan. Bukan begitu? Nah, maju terus!
(foto: giovanivaldera/gizmodo)