Setelah hampir 40 tahun berkutat di lingkungan manajemen permainan, dan dengan sangat menakjubkan sanggup mengumpulkan total 49 trofi untuk tiga buah klub, pada Rabu 8 Mei 2013, Sir Alexander Chapman Ferguson CBE tiba-tiba menjatuhkan 'bom' yang lumayan mengguncangkan dunia.
Pada hari itu Sir Alex resmi meninggalkan rumput Old Trafford usai Manchester United mengalahkan Swansea City 2-1 di laga kandang terakhir serta penobatan sang juara, Minggu 12 Mei 2013. "Terima kasih untuk Anda semua yang telah memberi pengalaman paling fantastis buat hidup saya," ujar sang legenda terbesar persepakbolaan Inggris ketika berpidato di tengah lapangan.
"Pensiun ini bukan berarti saya mengakhiri hidup saya dengan klub. Yang pasti, sekarang saya bisa menonton mereka ketimbang menderita dengan mereka," candanya yang membuat seisi stadion tertawa. Seperti yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, peran Fergie yang oleh tabloid The Sun dijuluki Good Knight itu akan berpindah ke ruangan direksi di Manchester United.
Kepergian paripurna pria Capricorn ini memang baru terjadi usai laga United lawan West Bromwich Albion, Minggu, 19 Mei. Namun kabar pensiun mendadak atau perayaan perpisahannya sontak membuat mata semua kaum The Lovers berkaca-kaca, jadi buah bibir di mana-mana, disikapi kawan dan lawan, hotnews di multiplatform media massa sejagat hingga mempengaruhi saham United di lantai bursa.
Pada hari itu, sebelum dan sesudah pertandingan, publik di The Hawthorns memberi penghormatan atas dedikasi kakek 71 tahun ini. Lebih istimewanya lagi, di laga pamungkas musim Premier League 2012/13 itu, Sir Alex menutup karir luar biasanya dengan rekor 1.500 partai di United sejak 1986, sebuah rekor yang sulit ditiru siapapun di bumi!
Kalau iseng mengandaikan kiprah opa Fergie, kalikan saja 1.500 laga itu dengan katakanlah, rata-rata 90 menit. Artinya, Fergie telah mencapai 135.000 menit di tepi lapangan bersama United. 135 ribu menit itu senilai 2.250 jam, atau hampir 94 hari, alias tiga bulan lebih nonstop! Ini baru 26 tahun-nya di Red Devils. Belum yang 13 tahun sebelumnya di Skotlandia.
Manchester United adalah raksasa yang tertidur saat dia mengambil alih tongkat estafet Ron Atkinson pada 1986. Klub ini berpuasa gelar liga selama 26 tahun. Awalnya lambat, enam tahun tak berdampak. Tiba-tiba momentum muncul. Raksasa itu mulai terbangun, bahkan mengamuk dan rakus membidik trofi berwarna abu-abu, mendominasi Inggris, lantas memecahkan rekor sang rival Liverpool, dan milestones 20 titel.
Sukses itu melapangkan Manchester United menjadi klub terkaya di dunia hingga berkali-kali, hanya bisa disaingi Real Madrid. Satu kontrak kerjasama dengan Chevrolet pada Agustus 2012, yang nilainya bikin bingung, yaitu sebesar £357 juta atau setara Rp 5,35 T, menjadi tolok ukur sahih dampak kehebatan permainan karya Ferguson di bisnis olah raga.
Dua bulan sebelum ditinggal Sir Alex, pendapatan United di triwulan pertama 2013 dilaporkan mencapai £91,7 juta (Rp1,375 T), meskipun biaya gaji di United meningkat sebesar 25%. Penghasilan dari perusahaan sepak bola raksasa seperti itu pasti hanya bisa diraih lewat sukses di lapangan; di mana rasa, emosi, serta konten permainan pasti berkategori istimewa.
Inilah letak keunggulan pria ramah tapi cepat naik darah itu. Lebih tak ternilai lagi, di sepanjang rezimnya sejak 6 November 1986, dia membuat United punya reputasi bagaimana seharusnya kesejatian sebuah komitmen, tekad, dan keinginan kuat itu berlaku di sepak bola, bahkan menjadi inspirasi sempurna dan legitimasi mumpuni buat ilmu manajemen.
Opa dengan 11 cucu ini piawai memilih dan memilah mana pemain yang berbakat yang penuh otak, atau mana pemain yang bertipe motivator yang sepenuh hati, braveheart. Kemudian, semuanya diramu lewat garis tangan atau menu yang barangkali sulit dijiplak oleh deretan manajer top kelak. Inilah key success factor Ferguson yang mulai melatih pada usia 32.
Lepas dari keberandalan Rio Ferdinand atas kasus doping, kebengalan Wayne Rooney yang sering mutung, keliaran Eric Cantona dengan tendangan ala Bruce Lee, atau kebrutalan tekel khas Roy Keane; anak dari Alexander Beaton Ferguson dan Elizabeth Hardie ini tetap saja dianggap is the best. Apa rahasianya? Sepele saja: sepak bola bukan permainan perdamaian tapi sebuah peperangan!
Lu Jual Gue Beli
Kebrilyanan Sir Alex menangani deretan komandan terkutuk itu membuat dirinya sebagai panglima terhebat sebuah angkatan perang sepak bola paling mumpuni di milenium baru. Belum pernah ada manajer yang diuji superberat seperti dia. Tidak Jose Mourinho atau Arsene Wenger; bukan pula Pep Guardiola apalagi Roberto Mancini.
Motivator ulung dan dongeng hairdryer treatment akan selalu dikenang orang, sebab itulah dua kunci keberhasilan Fergie menaklukkan komandannya. Motivasi saja tentu tak cukup, dan mungkin pencapaian terbesar Ferguson ketika mengubah perkembangan manajemen permainan itu sendiri ke dalam bentuk seperti sekarang.
Alexander Chapman Ferguson adalah simbol rivalitas paling sengit buat wasit, pemain dan sesama manajer di kancah sepak bola Inggris. Dia lebih sering menang ketimbang kalah berkat keunggulan mind games-nya. Mulai dari Kevin Keegan, Arsene Wenger, Rafael Benitez, hingga Roberto Mancini, pada akhirnya tak kuasa melawannya.
Di medan apapun, Ferguson selalu antusias melayani tantangan. Di lapangan hijau kek, di media massa kek, bahkan terkadang di forum-forum. Pendek kata, sikapnya seperti ini: lu jual gue beli. Namun bukan berarti dia tak punya lawan sepadan yang mengganggu dominasinya, bahkan yang sampai menggerogoti kesehatan dan keharmonisan rumah tangganya.
Dua orang itu adalah Arsene Wenger dan Jose Mourinho. Setidaknya lima kali Ferguson terjengkang di liga. Tiga kali oleh Wenger dan dua kali oleh Mourinho. Ketika Wenger meraih gelar dobel di 2002, seketika itu pula suami dari Cathy Holding ini menunda pengunduran diri pertamanya. Hal itu terjadi sebab ia paling tidak suka dikalahkan, apalagi oleh rivalnya.
Tuan Alexander bangkit setelah itu, hingga sepuluh tahun lamanya; mengubur Liverpool, mengusir Mou dari Inggris, dan menistakan Wenger atau Rafael Benitez. Bahkan di saat akhir pada 2012, ketika gelarnya di Stadium of Light dirampas dalam 20 detik saja oleh Mancini di Etihad, maka secepat kilat itu pula dia menunda pengunduran dirinya yang kedua.
Mourinho datang dan besar mendadak lewat kekuatan uang Kamerad Roman Abramovich, yang membuat Fergie sakit kepala selama tiga tahun. Ia tak rela karena itu dianggapnya kekalahan yang tidak wajar. Sejarah pun mencatat. Mou hanya bertahan tiga tahun di Inggris, setelah Ferguson menemukan formula untuk menghancurkannya. Sesingkat itu.
Sejak Mou terusir, kondisi Chelsea pun tak pernah stabil. Mereka keranjingan gonta-ganti manajer sampai tujuh kali. Beda dengan Wenger atau Mancini, Fergie justru saling berkepentingan dengan Mourinho usai pertempuran 2004-2007. Formula serupa diarahkan ke Mancini musim ini. Sayang, beliau keburu kehilangan selera, dan memilih kata hatinya.
Pada akhirnya, puncak prestasi sesungguhnya pria sosialis yang dikenal jadi simpatisan Partai Buruh itu adalah pengunduran dirinya. Dia mengeksekusi usai memastikan gelar ke-13 pribadinya dan ke-20 buat United, yang dicapainya lewat skuad paling lemah dalam dua puluh tahun rezimnya. Salut atas kemampuan taktis dan manajemennya!
Jika Brian Clough meninggalkan warisan terlalu sedikit yang tragis usai berkuasa sangat lama di Nottingham Forest, sementara Wenger walau kini dalam situasi berbahaya serta ironis di Arsenal namun makin keras kepala; ayah dari Mark serta si kembar Darren dan Jason itu justru memilih keputusan dan saat paling baik, paling tepat untuk naik ke level direksi. Mundur di puncak kejayaan!
Masih dengan ketegasannya, juga ketenangannya sambil mengunyah permen karet, kita masih akan melihat tatapan Fergie dari boks direksi di Old Trafford, musim demi musim. Ia telah memberikan 'surga' kebanggaan buat Manchester United. Satu-satunya 'neraka pekerjaan' yang diwariskan Ferguson cuma buat penggantinya: David William Moyes.
(foto: telegraph/themag/thereddevil)
1.500 laga di United sejak 1986, rekor yang sulit ditiru siapapun di bumi! |
"Pensiun ini bukan berarti saya mengakhiri hidup saya dengan klub. Yang pasti, sekarang saya bisa menonton mereka ketimbang menderita dengan mereka," candanya yang membuat seisi stadion tertawa. Seperti yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, peran Fergie yang oleh tabloid The Sun dijuluki Good Knight itu akan berpindah ke ruangan direksi di Manchester United.
Kepergian paripurna pria Capricorn ini memang baru terjadi usai laga United lawan West Bromwich Albion, Minggu, 19 Mei. Namun kabar pensiun mendadak atau perayaan perpisahannya sontak membuat mata semua kaum The Lovers berkaca-kaca, jadi buah bibir di mana-mana, disikapi kawan dan lawan, hotnews di multiplatform media massa sejagat hingga mempengaruhi saham United di lantai bursa.
Pada hari itu, sebelum dan sesudah pertandingan, publik di The Hawthorns memberi penghormatan atas dedikasi kakek 71 tahun ini. Lebih istimewanya lagi, di laga pamungkas musim Premier League 2012/13 itu, Sir Alex menutup karir luar biasanya dengan rekor 1.500 partai di United sejak 1986, sebuah rekor yang sulit ditiru siapapun di bumi!
Kalau iseng mengandaikan kiprah opa Fergie, kalikan saja 1.500 laga itu dengan katakanlah, rata-rata 90 menit. Artinya, Fergie telah mencapai 135.000 menit di tepi lapangan bersama United. 135 ribu menit itu senilai 2.250 jam, atau hampir 94 hari, alias tiga bulan lebih nonstop! Ini baru 26 tahun-nya di Red Devils. Belum yang 13 tahun sebelumnya di Skotlandia.
Membuat keputusan terhebat sekaligus tersulit: mundur di puncak kejayaan. |
Sukses itu melapangkan Manchester United menjadi klub terkaya di dunia hingga berkali-kali, hanya bisa disaingi Real Madrid. Satu kontrak kerjasama dengan Chevrolet pada Agustus 2012, yang nilainya bikin bingung, yaitu sebesar £357 juta atau setara Rp 5,35 T, menjadi tolok ukur sahih dampak kehebatan permainan karya Ferguson di bisnis olah raga.
Dua bulan sebelum ditinggal Sir Alex, pendapatan United di triwulan pertama 2013 dilaporkan mencapai £91,7 juta (Rp1,375 T), meskipun biaya gaji di United meningkat sebesar 25%. Penghasilan dari perusahaan sepak bola raksasa seperti itu pasti hanya bisa diraih lewat sukses di lapangan; di mana rasa, emosi, serta konten permainan pasti berkategori istimewa.
Inilah letak keunggulan pria ramah tapi cepat naik darah itu. Lebih tak ternilai lagi, di sepanjang rezimnya sejak 6 November 1986, dia membuat United punya reputasi bagaimana seharusnya kesejatian sebuah komitmen, tekad, dan keinginan kuat itu berlaku di sepak bola, bahkan menjadi inspirasi sempurna dan legitimasi mumpuni buat ilmu manajemen.
Opa dengan 11 cucu ini piawai memilih dan memilah mana pemain yang berbakat yang penuh otak, atau mana pemain yang bertipe motivator yang sepenuh hati, braveheart. Kemudian, semuanya diramu lewat garis tangan atau menu yang barangkali sulit dijiplak oleh deretan manajer top kelak. Inilah key success factor Ferguson yang mulai melatih pada usia 32.
Lepas dari keberandalan Rio Ferdinand atas kasus doping, kebengalan Wayne Rooney yang sering mutung, keliaran Eric Cantona dengan tendangan ala Bruce Lee, atau kebrutalan tekel khas Roy Keane; anak dari Alexander Beaton Ferguson dan Elizabeth Hardie ini tetap saja dianggap is the best. Apa rahasianya? Sepele saja: sepak bola bukan permainan perdamaian tapi sebuah peperangan!
Lu Jual Gue Beli
Roberto Mancini, manajer Manchester City, kebagian hairdryer treatment. |
Motivator ulung dan dongeng hairdryer treatment akan selalu dikenang orang, sebab itulah dua kunci keberhasilan Fergie menaklukkan komandannya. Motivasi saja tentu tak cukup, dan mungkin pencapaian terbesar Ferguson ketika mengubah perkembangan manajemen permainan itu sendiri ke dalam bentuk seperti sekarang.
Alexander Chapman Ferguson adalah simbol rivalitas paling sengit buat wasit, pemain dan sesama manajer di kancah sepak bola Inggris. Dia lebih sering menang ketimbang kalah berkat keunggulan mind games-nya. Mulai dari Kevin Keegan, Arsene Wenger, Rafael Benitez, hingga Roberto Mancini, pada akhirnya tak kuasa melawannya.
Di medan apapun, Ferguson selalu antusias melayani tantangan. Di lapangan hijau kek, di media massa kek, bahkan terkadang di forum-forum. Pendek kata, sikapnya seperti ini: lu jual gue beli. Namun bukan berarti dia tak punya lawan sepadan yang mengganggu dominasinya, bahkan yang sampai menggerogoti kesehatan dan keharmonisan rumah tangganya.
Dua orang itu adalah Arsene Wenger dan Jose Mourinho. Setidaknya lima kali Ferguson terjengkang di liga. Tiga kali oleh Wenger dan dua kali oleh Mourinho. Ketika Wenger meraih gelar dobel di 2002, seketika itu pula suami dari Cathy Holding ini menunda pengunduran diri pertamanya. Hal itu terjadi sebab ia paling tidak suka dikalahkan, apalagi oleh rivalnya.
Piawai memilih, memilah dan "memasak" pemain yang brainer dan braveheart. |
Mourinho datang dan besar mendadak lewat kekuatan uang Kamerad Roman Abramovich, yang membuat Fergie sakit kepala selama tiga tahun. Ia tak rela karena itu dianggapnya kekalahan yang tidak wajar. Sejarah pun mencatat. Mou hanya bertahan tiga tahun di Inggris, setelah Ferguson menemukan formula untuk menghancurkannya. Sesingkat itu.
Sejak Mou terusir, kondisi Chelsea pun tak pernah stabil. Mereka keranjingan gonta-ganti manajer sampai tujuh kali. Beda dengan Wenger atau Mancini, Fergie justru saling berkepentingan dengan Mourinho usai pertempuran 2004-2007. Formula serupa diarahkan ke Mancini musim ini. Sayang, beliau keburu kehilangan selera, dan memilih kata hatinya.
Pada akhirnya, puncak prestasi sesungguhnya pria sosialis yang dikenal jadi simpatisan Partai Buruh itu adalah pengunduran dirinya. Dia mengeksekusi usai memastikan gelar ke-13 pribadinya dan ke-20 buat United, yang dicapainya lewat skuad paling lemah dalam dua puluh tahun rezimnya. Salut atas kemampuan taktis dan manajemennya!
Jika Brian Clough meninggalkan warisan terlalu sedikit yang tragis usai berkuasa sangat lama di Nottingham Forest, sementara Wenger walau kini dalam situasi berbahaya serta ironis di Arsenal namun makin keras kepala; ayah dari Mark serta si kembar Darren dan Jason itu justru memilih keputusan dan saat paling baik, paling tepat untuk naik ke level direksi. Mundur di puncak kejayaan!
Masih dengan ketegasannya, juga ketenangannya sambil mengunyah permen karet, kita masih akan melihat tatapan Fergie dari boks direksi di Old Trafford, musim demi musim. Ia telah memberikan 'surga' kebanggaan buat Manchester United. Satu-satunya 'neraka pekerjaan' yang diwariskan Ferguson cuma buat penggantinya: David William Moyes.
(foto: telegraph/themag/thereddevil)