Mengawali tahun 1995, pada pertandingan perdana putaran kedua Serie A 1994/95, 8 Januari lalu, di seluruh lapangan pertandingan tiba-tiba diadakan upacara serentak mengheningkan cipta selama 1 menit sebelum kick-off. Tujuannya untuk mengenang almarhum Constantino Rozzi, Presdiden Ascoli (klub Serie B, terakhir di Serie A pada 1991/92), yang meninggal dunia 18 Desember 1994 pada usia 65 tahun.
Namun acara penghormatan tidak semuanya berjalan sukses. Di Stadion San Siro, Milano, hal itu baru dilakukan sejam kemudian. Lho kok bisa? Soalnya sang wasit, Fiorenzo Treossi, lupa melakukannya sebelum laga AC Milan vs Napoli digelar. Dalam banyak hal, terutama yang berbau klenik, Italia terkadang mirip dengan Indonesia. Nah daripada tidak sama sekali dan takut kualat, maka upacara itu baru dilakukan pada awal babak kedua. Iyalah, begitu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Namun untuk menerapkan pola Zeman, mau tak mau Sacchi harus memborong banyak skuad Lazio. Belakangan Sacchi terkejut, sekaligus ada sedikit perasaan tersinggung, ketika ada dua staf pelatih nasional Kroasia ‘berguru’ kepada Zeman. Seperti diketahui, Kroasia adalah pesaing Italia dalam penyisihan Piala Eropa 1996, dan pada 16 November 1994, Zvonimir Boban dkk. Mengalahkan pasukan Sacchi di Palermo.
Dua orang staf dari tim nasional Kroasia itu adalah Branko Ivankovic dan Drago Posavec, masing-masing menjabat sebagai pelatih senior Kroasia dan penanggung jawab tim junior. Setiap Ahad mereka selalu hadir di Maestrelli untuk mengikuti kursus dadakan dari Zeman tersebut. Murid Zeman, yang sebelumnya adalah pelatih Foggia, juga ada yang berasal dari Swedia dan beberapa pelatih lokal Italia. Kebanyakan mereka adalah para pelatih muda. Wah, kenapa Indonesia tidak mengirim para pelatihnya?
(foto: aiaforli/ilcatenaccio/meziesblog/zmnapoli)
Fiorenzo Treossi. |
Kroasia Berguru Pada Lazio
Sejak awal 1995 ini, pelatih Lazio asal Republik Czek, Zdenek Zeman, membuka kursus. Itu wajar mengingat metode latihan yang diterapkannya pada Lazio amat membuahkan hasil fantastis. Saking dianggap sukses, sampai-sampai dikatakan bahwa pola penyerangan Lazio adalah yang terbaik di Serie A dan Italia. Sejak dipegang Zeman, Lazio merupakan salah klub satu klub paling tangguh dan paling produktif. Pelatih nasional Italia Arrigo Sacchi pun ikut mencangkoknya di tim nasional Italia.Namun untuk menerapkan pola Zeman, mau tak mau Sacchi harus memborong banyak skuad Lazio. Belakangan Sacchi terkejut, sekaligus ada sedikit perasaan tersinggung, ketika ada dua staf pelatih nasional Kroasia ‘berguru’ kepada Zeman. Seperti diketahui, Kroasia adalah pesaing Italia dalam penyisihan Piala Eropa 1996, dan pada 16 November 1994, Zvonimir Boban dkk. Mengalahkan pasukan Sacchi di Palermo.
Dua orang staf dari tim nasional Kroasia itu adalah Branko Ivankovic dan Drago Posavec, masing-masing menjabat sebagai pelatih senior Kroasia dan penanggung jawab tim junior. Setiap Ahad mereka selalu hadir di Maestrelli untuk mengikuti kursus dadakan dari Zeman tersebut. Murid Zeman, yang sebelumnya adalah pelatih Foggia, juga ada yang berasal dari Swedia dan beberapa pelatih lokal Italia. Kebanyakan mereka adalah para pelatih muda. Wah, kenapa Indonesia tidak mengirim para pelatihnya?
(foto: aiaforli/ilcatenaccio/meziesblog/zmnapoli)