Puiihh! Akhirnya lolos juga. Itulah mungkin yang diucapkan seluruh keluarga besar AC Milan. Baik pemain, pelatih, pemilik klub, maupun seluruh pendukung mereka. Milan, yang baru saja terpuruk di Piala Toyota dan Piala Italia, kali ini bisa lolos juga ke perempatfinal Piala Champion.
Kamis (8/12) dini hari kemarin, di kandang lawan, mereka sanggup meredam klub asal Austria, Casino Salzburg dengan 1-0. Semula, gelar sebagai juara bertahan yang menawan karena pada final kompetisi lalu mengalahkan Barcelona 4-0, tiba-tiba menjadi beban teramat berat bagi Milan. Ini terjadi karena prestasi mereka pada awal kompetisi sangat memprihatinkan.
Mereka memang masih dianggap klub dengan nama besar, tapi tak lagi menakutkan. Tak ada lagi gol-gol kejutan yang menggetarkan nyali lawan. Malah sebaliknya, lawanlah yang mengejutkan mereka. Tapi, permainan gemilang Maldini dkk pada partai penentuan Kamis dini hari kemarin, menunjukkan bahwa mereka siap menjadi tim yang menakutkan lagi. Datang dengan kondisi harus menang, mereka sukses membuktikan ambisi itu.
Satu gol tunggal yang dipetik Daniel Massaro membalikkan asumsi bahwa mereka telah habis. Kemenangan itu jelas pertanda mereka belum hancur total. Masih ada celah untuk segera memperbaiki diri. Bagi Milan, dampak lain dari kemenangan itu ada, yakni balas dendam.
Dendam bukan karena pada pertandingan pertama mereka kalah, tapi efek samping dari pertandingan itu. Mereka menang besar 3-0. Namun karena Otto Konrad, kiper Salzburg, cedera berat — yang oleh UEFA dianggap karena ulah suporter Milan — kemenangan itu dibatalkan. Milan jelas kecewa walau masih ada hiburan selisih gol tidak dibatalkan.
“Kalau ingat peristiwa itu kami terpukul sekali,” ujar pelatih Fabio Capello. Menurutnya lagi, bermain di luar kandang tapi memegang hak tuan rumah adalah suatu kepiluan.
“Masa terberat sudah kami lalui. Kini hadapi kami kalau mampu,” tantang Capello. Entah sesumbar atau tidak, yang jelas anak buah Capello yang menjadi runner-up Grup D akan berhadapan dengan klub yang tak kalah tenar, Benfica (Portugal), dalam perempatfinal pada 1 dan 15 Maret depan.
Sebagai juara Grup C, Benfica bukan tim sembarangan. Di sana kaki Claudio Cannigia, kijang asal Argentina, dan tangan kiper terbaik dunia dari Belgia, Michel Preud'homme, akan menunjukkan kelasnya. Pelatih Benfica, Otto Baric, juga akan diuji kejeliannya mencari celah kelemahan Milan selama ini.
Sistem home and away yang kembali digelar dalam sistem gugur nanti harus benar-benar dicamkan Baric. Kalau main di kandang mungkin tak masalah bagi Benfica, tapi jika bertandang? Inilah tolok ukur sukses tidaknya mereka. Puluhan ribu tifosi Milan tentu akan memadati Stadion San Siro. Arena pelampiasan dendam karena kesal terhadap perlakuan UEFA yang memaksa tidak bisa menonton Milan di kandang, akan membakar hati mereka.
“Segala kemungkinan yang menyangkut kebangkitan Milan, telah kami perhitungkan secara matang,” ujar Baric. Ucapan itu memang wajib ke luar dari diri seorang pelatih. Karena kalau sudah babak-babak menentukan, faktor non-teknis tak sedikit memegang prosentase kesuksesan.
Grup B: Dynamo Kyiv vs Bayern Muenchen 1-4, Paris St. Germain vs Spartak Moskow 4-1.
Grup C: Hajduk Split vs Steaua Bucuresti 1-4, Anderlecht vs Benfica 1-1.
Grup D: Casino Salzburg vs AC Milan 0-1, Ajax Amsterdam vs AEK Athena 3-0.
IFK Goteborg 6 4 1 1 (10-7) 9
Barcelona 6 2 2 2 (11-8) 6
Manchester Utd 6 2 2 2 (11-11) 6
Galatasaray 6 1 1 4 (3-9) 3
Grup B
Paris Saint-Germain 6 6 0 0 (12-3) 12
Bayern Muenchen 6 2 2 2 (8-7) 6
Spartak Moskva 6 1 2 3 (8-12) 4
Dynamo Kyiv 6 1 0 5 (5-10) 2
Grup C
Benfica 6 3 3 0 (8-4) 9
Hajduk Split 6 2 2 2 (5-7) 6
Steaua Bucuresti 6 1 3 2 (7-6) 5
Anderlecht 6 0 5 1 (4-7) 5
Grup D
Ajax Amsterdam 6 4 2 0 (9-2) 10
AC Milan 6 3 1 2 (6-5) 5
Casino Salzburg 6 1 3 2 (4-6) 5
AEK Athena 6 0 2 4 (3-9) 2
Catatan: Akibat hukuman UEFA, kemenangan Milan 3-0 atas Salzburg tak mendapatkan angka (hanya selisih gol).
(foto: youtube)
Kamis (8/12) dini hari kemarin, di kandang lawan, mereka sanggup meredam klub asal Austria, Casino Salzburg dengan 1-0. Semula, gelar sebagai juara bertahan yang menawan karena pada final kompetisi lalu mengalahkan Barcelona 4-0, tiba-tiba menjadi beban teramat berat bagi Milan. Ini terjadi karena prestasi mereka pada awal kompetisi sangat memprihatinkan.
Duel alot Salzburg vs Milan, 7 Desember 1994. |
Satu gol tunggal yang dipetik Daniel Massaro membalikkan asumsi bahwa mereka telah habis. Kemenangan itu jelas pertanda mereka belum hancur total. Masih ada celah untuk segera memperbaiki diri. Bagi Milan, dampak lain dari kemenangan itu ada, yakni balas dendam.
Dendam bukan karena pada pertandingan pertama mereka kalah, tapi efek samping dari pertandingan itu. Mereka menang besar 3-0. Namun karena Otto Konrad, kiper Salzburg, cedera berat — yang oleh UEFA dianggap karena ulah suporter Milan — kemenangan itu dibatalkan. Milan jelas kecewa walau masih ada hiburan selisih gol tidak dibatalkan.
“Kalau ingat peristiwa itu kami terpukul sekali,” ujar pelatih Fabio Capello. Menurutnya lagi, bermain di luar kandang tapi memegang hak tuan rumah adalah suatu kepiluan.
“Masa terberat sudah kami lalui. Kini hadapi kami kalau mampu,” tantang Capello. Entah sesumbar atau tidak, yang jelas anak buah Capello yang menjadi runner-up Grup D akan berhadapan dengan klub yang tak kalah tenar, Benfica (Portugal), dalam perempatfinal pada 1 dan 15 Maret depan.
Sebagai juara Grup C, Benfica bukan tim sembarangan. Di sana kaki Claudio Cannigia, kijang asal Argentina, dan tangan kiper terbaik dunia dari Belgia, Michel Preud'homme, akan menunjukkan kelasnya. Pelatih Benfica, Otto Baric, juga akan diuji kejeliannya mencari celah kelemahan Milan selama ini.
Sistem home and away yang kembali digelar dalam sistem gugur nanti harus benar-benar dicamkan Baric. Kalau main di kandang mungkin tak masalah bagi Benfica, tapi jika bertandang? Inilah tolok ukur sukses tidaknya mereka. Puluhan ribu tifosi Milan tentu akan memadati Stadion San Siro. Arena pelampiasan dendam karena kesal terhadap perlakuan UEFA yang memaksa tidak bisa menonton Milan di kandang, akan membakar hati mereka.
“Segala kemungkinan yang menyangkut kebangkitan Milan, telah kami perhitungkan secara matang,” ujar Baric. Ucapan itu memang wajib ke luar dari diri seorang pelatih. Karena kalau sudah babak-babak menentukan, faktor non-teknis tak sedikit memegang prosentase kesuksesan.
Hasil Akhir Penyisihan Grup Liga Champion
Grup A: Manchester United vs Galatasaray 4-0, Barcelona vs IFK Gothenburg 1-1.Grup B: Dynamo Kyiv vs Bayern Muenchen 1-4, Paris St. Germain vs Spartak Moskow 4-1.
Grup C: Hajduk Split vs Steaua Bucuresti 1-4, Anderlecht vs Benfica 1-1.
Grup D: Casino Salzburg vs AC Milan 0-1, Ajax Amsterdam vs AEK Athena 3-0.
Klasemen Akhir
Grup AIFK Goteborg 6 4 1 1 (10-7) 9
Barcelona 6 2 2 2 (11-8) 6
Manchester Utd 6 2 2 2 (11-11) 6
Galatasaray 6 1 1 4 (3-9) 3
Grup B
Paris Saint-Germain 6 6 0 0 (12-3) 12
Bayern Muenchen 6 2 2 2 (8-7) 6
Spartak Moskva 6 1 2 3 (8-12) 4
Dynamo Kyiv 6 1 0 5 (5-10) 2
Grup C
Benfica 6 3 3 0 (8-4) 9
Hajduk Split 6 2 2 2 (5-7) 6
Steaua Bucuresti 6 1 3 2 (7-6) 5
Anderlecht 6 0 5 1 (4-7) 5
Grup D
Ajax Amsterdam 6 4 2 0 (9-2) 10
AC Milan 6 3 1 2 (6-5) 5
Casino Salzburg 6 1 3 2 (4-6) 5
AEK Athena 6 0 2 4 (3-9) 2
Catatan: Akibat hukuman UEFA, kemenangan Milan 3-0 atas Salzburg tak mendapatkan angka (hanya selisih gol).
(foto: youtube)